Hari Minggu ini, kita merayakan Pesta Keluarga Kudus yang gak bisa dianggap remeh: Yesus, Maria, dan Yusuf, mengakhiri tahun 2023 dengan penuh makna!
Akhir tahun ini, kita ngerayain “pesta keluarga kudus” buat Yesus, Maria, dan Yusuf. Mereka disebut keluarga kudus karena mereka bener-bener jalan sama Tuhan, dianggap pusat kehidupan gitu.
Mereka yakin, nurutin perintah Tuhan itu kuncinya. Kualitas hidup iman mereka itu bener-bener oke. Ini bukan karena mereka bebas dari masalah, loh. Justru, kayaknya hidup mereka penuh ujian, tapi karena mereka bergantung sama Allah, semuanya bisa dilewati.
Eh, ini kayaknya ga cuma mereka, ya. Keluarga Abraham juga punya kisah yang mirip. Abraham dan Sara, mereka gak punya anak sampe-sampe Sara udah tua banget. Tapi, meskipun susah, mereka tetep yakin sama janji Tuhan.
Abraham ini bapak banget deh, meskipun dia diuji berat. Dia sampe rela jadikan anaknya, Isak, sebagai persembahan buat Tuhan. Iman dia ini sampe sekarang dianggep bener-bener bapak banget.
Nah, jadi ini kayaknya jadi contoh buat kita, para anak muda kekinian. Kita perlu berjuang untuk hidup dengan bergantung sama Allah dan tunjukin iman kita lewat tindakan, seperti bantuin sesama.
Tapi, kita juga mesti hati-hati, ya. Di akhir tahun ini, banyak banget godaan dan sikap anti-Kristus di sekitar kita. Jadi, jangan sampai kita keliru dalam memilih jalan hidup kita, guys!
Jadi, selamat merayakan Pesta Keluarga Kudus dan Tutup Tahun, fellas! Tetap semangat, tetap jaga iman, dan tetap positif di tengah-tengah godaan!
ANTIFON PEMBUKA – Luk. 2:16
Para gembala bergegas pergi dan mereka menemukan Maria, Yusuf, dan Sang Bayi yang terbaring di palungan
PENGANTAR
Yesus yang lahir sebagai manusia dibesarkan oleh ibu bapa Nya, yaitu Maria dan Yusuf. Sebagai keluarga, mereka hidup dan tinggal di Nazaret, bukan suatu keluarga yang terpandang oleh karena kekayaan dan kepandaian, jabatan dan karier. Mereka adalah keluarga sederhana, keluarga tukang kayu. Keluarga Nazaret menjadi keluarga yang bersatu dan damai karena Tuhan Yesus sendiri yang mem persatukan dan menghangatkan hidup keluarga itu. Yusuf mendampingi dengan bijaksana, Maria membesarkan de ngan kesabaran dan cinta. Yesus tumbuh dan berkembang semakin dewasa dalam rengkuhan kasih kedua orang tua nya. Semoga keluarga Katolik mendapatkan butir mutiara seperti keluarga Nazaret dan mampu meneladan mereka.
DOA PEMBUKA
Marilah kata berdoa (hening sejenak): Ya Allah Engkau berkenan memberikan kepada kami ke luarga Kudus sebagai teladan yang unggul Semoga kami meneladannya dalam keutamaan hidup berkeluarga dan dalam ikatan cinta agar kami layak menikmati dengan pe muh sukacta anugerah hidup abadi di dalam rumal Mu Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan kau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin
BACAAN PERTAMA: Kitab Kejadian 15:1-6; 21;1-3
“Anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu.”
Pada suatu ketika datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan, “Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” Abram menjawab, “Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak, dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” Lagi kata Abram, “Engkau tidak memberi aku keturunan, sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku.” Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian, “Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu.” Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang itu jika engkau dapat!” Maka firman-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu Abram percaya kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran. Tuhan memperhatikan Sara seperti difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, dialah anak yang dilahirkan Sara baginya.
MAZMUR TANGAPAN: Mazmur 105:1b-2.3-4.5-6.8-9
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berkenan pada perjanjian-Nya.
- Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
- Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya. Carilah selalu wajah-Nya!
- Ingatlah perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!
- Selama-lamanya ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
BACAAN KEDUA: Ibrani 11:8.11-12.17-19
“Iman Abraham, Sara, dan Ishak.”
Saudara-saudara, karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan dia terima menjadi milik pusakanya, ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman pula, Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, dari satu orang yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti bintang di langit atau seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai. Ia yang telah menerima janji itu rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” Abraham berbuat demikian karena ia percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (Kol 3:15a.16a) Semoga damai Kristus melimpahi hatimu. Semoga damai Kristus berakar dalam dirimu.
BACAAN INJIL: Lukas 2:22-40 ATAU Singkat Luk : 2:22.39-40
“Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat.”
(Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa Kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan), seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur dan dua ekor anak merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan — dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Pada waktu itu ada pula di Yerusalem seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari itu Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang Kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya).
Renungan Dibawakan oleh: Rm. Alexander Pambudi SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.
Persembahan di Bait Allah mengindikasikan bahwa keluarga Yesus adalah umat Yahudi yang menyadari dengan sepenuh hati bahwa Bait Allah adalah tempat kediaman Allah. Semua orang Kristiani mempunyai hubungan kekeluargaan oleh karena Yesus. Pada kenyataannya, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa orang-orang Yahudi adalah saudari-saudara tua kita dalam iman.
Orang-orang yang menerima Yesus bukanlah orang-orang kaya atau berkuasa. Allah justru memanggil mereka yang miskin dan tidak memiliki kekuasaan duniawi yang mempasrahkan hidup mereka sepenuhnya kepada belas kasih Allah, …… kaum anawim! Yusuf si tukang kayu dari Nazaret dan Maria, istrinya yang muda belia, demikian pula Simeon dan Hana, para “lansia” yang telah melayani YHWH-Allah dengan setia sepanjang hidup mereka.
Peristiwa “Yesus dipersembahkan di Bait Allah” mengingatkan kita akan cerita Hana yang mempersembahkan Samuel kepada Eli, imam di tempat ibadat di Silo. Eli merupakan pralambang dari Simeon dan Hana Perjanjian Lama merupakan pralambang dari Hana dalam bacaan Injil hari ini. Hana dan Simeon merupakan orang-orang yang rendah hati yang menyambut kedatangan dan menerima Yesus di Bait Allah. Para pemimpin agama Yahudi pada waktu itu tidak dapat mengenali siapa Yesus, namun tidak demikian halnya dengan dua orang tua suci yang memiliki kerendahan hati, dan hati mereka yang memang terbuka itu. Mereka justru mengenali siapa Yesus sebenarnya. O, sungguh terberkati dua orang suci ini! Kelak dalam “Khotbah di Bukit”, Yesus bersabda: “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Sahabat yang terkasih, Apa yang bisa kita lakukan?
Pertama, mari kita dengan segenap hati tetap menjaga protkol 3 M untuk Kesehatan masing-masing. Tetapi kita juga perlu protocol 3M yang diajukan oleh Paus kita, mencari, menemukan, merenungkan, persis seperti bacaan hari ini. Kesehatan fisik sangat penting, Kesehatan rohani jangan sampai lepas.
Kedua, mari lah tetap menjaga kerendahan hati seperti para tokoh injil hari ini. Seperti mereka, karena diri sendiri kita bukan apa-apa. Tetapi bersama Sang Putera, kita adalah orang-orang yang terpilih dan terberkati. Namun demikian, justru posisi ini menjadikan kita “tua-tua seperti padi”
Mari kita selalu memohon rahmat untuk selalu menjadi bagian dari keluarga kudus, dan mengusahakan kekudusan dalam keluarga dan komunitas kita masing-masing. Tuhan memberkati.
DOA UMAT
I : Allah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang telah mempersatukan kita semua sebagai keluarga-Nya yang terkasih. Marilah kita panjatkan doa-doa dengan penuh iman, harapan, dan kasih kita sebagai putra-putri-Nya yang ter kasih.
L : Bagi Gereja Kristus: Allah Bapa Mahabaik, tuntunlah Gereja-Mu agar semakin berkembang menjadi keluarga besar, yang mendasari perjuangan perutusannya dengan cinta kasih dan kesetiaan Marilah kita mohon ..
U : Dengarkanlah desa kami umat-Mu, ya Tuhan.
L : Bagi para bapak dan ibu: Allah Bapa Mahabijaksana, sertailah selalu para bapak dan ibu agar mereka tetap tabah dan tetap penuh pengharapan dalam mengasihi dan mendampingi putra-putri mereka yang tengah tumbuh sesuai dengan kehendak Mu. Marilah kita mohon
U : Dengarkanlah dea kami umat-Mu, ya Tuhan.
L : Bagi kaum muda: Allah Bapa Mahasetia dampingilah selalu kaum muda kami yang tengah mempersiapkan masa depan dunia sesuai dengan kehendak-Mu. Marilah kita mohon
U : Dengarkanlah doa kami umat Mu, ya Tahan
L : Bagi keluarga kita masing masing: Allah Bapa Mahakasih, berkatilah keluarga keluarga kami dalam usaha menciptakan suasana akrab terbuka dan penuh cinta kasih berdasarkan iman yang mendalam. Marilah kita mohon
U : Dengarkanlah doa kami umat-M. ya Tuhan.
I : Allah Bapa Yang Mahabak, demikianlah permohonan kami, sebagai ungkapan cita-cita kami akan dunia baru yang lebih Laik Dengarkanlah doa doa kanmi ini dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra Mu, Tuhan kami. U : Aman
LITURGI EKARISTI
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Ya Allah kepuda Mu kami persembahkan kurban pendamai an ini Kami mohon dengan rendah hati, semoga berkat doa Santa Perawan Maria, Bunda Allah, dan Santo Yusuf, Engkau meneguhkan keluarga keluarga kami dalam damai dan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin
Prefasi Natal
ANTIFON KOMUNI – Bar 3:38
Allah kita tampak di dunia, la bergaul dengan manusia.
DOA PENUTUP
Marilah kita berdoa: Bapa Yang Maha Penyayang. Engkau sudah menyegarkan kami dengan sakramen surgawi. Semoga kami senantiasa mengikuti teladan Keluarga Kudus agar sesudah mengalami suka duka dunia ini, kami masuk dalam persekutuan abadi bersama mereka. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U : Amin.