Monday, April 7, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Rabu 9 April 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Rabu Pekan V Prapaskah

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 9 April 2025.

Kalender Liturgi hari Rabu 9 April 2025 merupakan Hari Rabu Pekan V Prapaskah, Santa Kasilda, Pengaku Iman, Santo Thomas OFM dkk: Dementrius, Petrus dan Yakobus, Martir, dengan Warna Liturgi Ungu.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 9 April 2025:

Bacaan Pertama Daniel 3:14-20.24-25.28

“Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya.”

Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?

Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.

Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini.

Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.”

Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lipat lebih panas dari yang biasa.

Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.

Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu.

Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego!

Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Kidung Tanggapan Daniel 3:52.53.54.55.56

P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.

U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.

U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil Yohanes 8:31-42

“Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak.

Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.

Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.

Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.

Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Rabu 9 April 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Pernahkah kita mengalami saat di mana kita harus memilih: mengikuti suara hati dan iman kita… atau memilih aman, ikut arus dan berpura-pura setuju, agar tidak kehilangan rasa nyaman atau diterima oleh orang sekitar?

Bacaan hari ini—baik dari Kitab Daniel maupun Injil Yohanes—mengajak kita melihat dua hal penting dalam hidup beriman: kesetiaan dan kebebasan sejati.

Lihatlah kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka bukan orang super, bukan nabi besar. Mereka hanya tiga orang biasa yang punya iman yang tidak bisa dibeli oleh ancaman. Bahkan ketika mereka tahu bahwa kepercayaan mereka kepada Allah akan membawa mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala, mereka tetap berdiri teguh. Kalimat mereka luar biasa, “Kalaupun Allah tidak menyelamatkan kami, kami tetap tidak akan menyembah patung emas itu.”

Saudara-saudari, ini adalah iman yang dewasa. Iman yang tidak bersyarat. Iman yang tidak berkata, “Saya percaya, asalkan Tuhan selalu menolong saya.” Tapi iman yang berkata, “Saya percaya, karena saya tahu siapa Tuhan saya, entah saya ditolong atau tidak.” Iman seperti ini bukan cuma indah di mulut, tapi harus diperjuangkan dalam hidup kita setiap hari.

Pertanyaannya, kapan terakhir kali kita berdiri teguh untuk iman kita? Atau sebaliknya, kapan terakhir kali kita memilih diam, menyesuaikan diri, supaya aman dan tidak disingkirkan? Kadang, tidak mudah jujur soal ini. Tapi mari kita berani bercermin.

Lalu dalam Injil hari ini, Yesus bicara tentang kebebasan sejati. Banyak orang berpikir bahwa mereka sudah bebas. Sama seperti orang Yahudi saat itu: “Kami ini keturunan Abraham, kami tidak pernah menjadi budak!” Tapi Yesus mengoreksi: “Setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.”

Kebebasan yang ditawarkan dunia sering menipu. Dunia bilang: “Lakukan sesukamu, itu tanda kamu bebas.” Tapi justru saat kita menuruti semua keinginan tanpa filter, kita sedang menjadi budak dari keinginan-keinginan itu. Budak ambisi, budak gengsi, budak opini orang, budak nafsu, budak rasa takut. Padahal, Yesus datang bukan hanya untuk menyelamatkan kita dari api neraka. Tapi juga untuk memerdekakan hati kita sekarang ini.

Dan hanya Anak Allah yang bisa memerdekakan kita, kata Yesus. Dan kalau Anak itu yang memerdekakan kamu—kamu benar-benar merdeka.

Saudara-saudari terkasih,

Mari kita jujur pada diri sendiri:

  • Apakah saya orang yang hidup bebas dalam Tuhan? Atau saya justru dikendalikan oleh hal-hal yang saya tidak bisa lepas darinya?
  • Apakah saya berani menjadi orang yang setia kepada kebenaran, walau itu membuat saya tidak nyaman?

Kesetiaan itu tidak harus selalu besar. Tapi bisa muncul dalam hal kecil:

  • Ketika saya menolak ikut menyebar gosip meski semua orang di kantor melakukannya.
  • Ketika saya tetap jujur dalam laporan walau bisa saja saya tutupi sedikit demi keuntungan.
  • Ketika saya tetap mendoakan keluarga, meski saya sedang kecewa terhadap mereka.

Kadang, kesetiaan membuat kita terasa sendiri. Tapi jangan takut. Di dalam perapian hidup, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Sama seperti Ia mengutus malaikat-Nya berjalan bersama Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, Ia juga berjalan bersama kita.

Mari kita mohon rahmat: Supaya kita menjadi pribadi-pribadi yang setia kepada Tuhan,
dan sungguh mengalami kebebasan sejati dalam Kristus. Amin.

Doa Penutup

Tuhan, saat dunia menuntut aku ikut arus—berbohong, pura-pura kuat, mengejar gengsi—ingatkan aku untuk tetap setia. Bebaskan hatiku dari rasa takut dan tekanan hidup. Temani aku dalam api tantangan hari ini. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Promo Alfamart PSM Produk Spesial Mingguan Periode 8-15 April 2025, Detergen Beli 1 Gratis 1

Gengs, dengerin deh! Buat lo yang suka hunting diskonan atau sekadar cari cemilan murah meriah, sekarang waktunya mampir ke...

More Articles Like This

Favorite Post