Gengs, dunia perminyakan lagi heboh banget nih! Zoe Yujnovich, Direktur Gas Terpadu dan Hulu Shell, resmi ngumumin mundur dari jabatannya setelah lebih dari satu dekade berkarier di perusahaan ini. Pengumuman ini dirilis Shell Global pada Selasa, 4 Maret 2025, dan langsung bikin banyak pihak bertanya-tanya, ada apa sih di balik keputusan ini?
Kepergian Zoe ini datang di tengah ramainya antrean panjang di SPBU Shell. Soalnya, setelah kasus pengoplosan BBM di Pertamina terkuak, banyak orang yang beralih ke Shell buat cari bahan bakar berkualitas lebih baik. Nah, kira-kira ada hubungan nggak ya sama mundurnya Zoe? 🤔
Siapa Pengganti Zoe Yujnovich?
Shell nggak butuh waktu lama buat tunjuk pengganti. Mereka langsung mempercayakan posisi Presiden Gas Terpadu ke Cederic Cremers dan Presiden Hulu ke Peter Costello. Keduanya bakal mulai menjabat 1 April 2025 dan langsung masuk ke dalam Komite Eksekutif.
CEO Shell, Wael Sawan, dalam pernyataan resminya bilang kalau pergantian ini adalah bagian dari strategi perusahaan buat merampingkan struktur kepemimpinan dan bikin operasional makin efisien.
Katanya, dalam dua tahun terakhir, Shell udah bikin kemajuan besar, mulai dari membangun stabilitas, meningkatkan kinerja bisnis, sampai mengelola portofolio dengan lebih aktif.
“Ke depan, kami akan menyederhanakan struktur kepemimpinan tertinggi kami untuk lebih mencerminkan tiga bidang utama bisnis Shell: Gas Terpadu, Hulu, dan Hilir serta Energi Terbarukan dan Solusi Energi. Kami juga akan memperkuat Perdagangan dan Pasokan sebagai motor utama organisasi ini,” ujar Sawan, dikutip dari Reuters, Rabu (5/3/2025).
Transformasi Besar Shell ke Depan
Perubahan ini ternyata bagian dari upaya efisiensi Shell yang udah dicanangkan sejak 2023. Perusahaan ini ngejalanin tinjauan menyeluruh buat ngurangin biaya dan fokus ke aktivitas yang lebih menguntungkan.
Makanya, selain restrukturisasi direksi, mereka juga bakal misahin divisi Shell Energy jadi dua unit bisnis: pembangkitan listrik dan perdagangan energi.
Nggak cuma itu, Shell juga berencana mengintegrasikan divisi teknis Proyek dan Teknologi langsung ke dalam lini bisnis utama mereka. Tujuannya? Biar kemampuan teknis mereka bisa langsung diterapkan di tempat yang benar-benar menghasilkan nilai. Rencananya, langkah ini bakal kelar di paruh pertama 2026.
Oh iya, ada perubahan lagi nih! Mulai 1 April 2025, semua pemimpin di Komite Eksekutif Shell bakal pakai gelar “Presiden” buat organisasi mereka, menggantikan gelar “Direktur” yang selama ini dipakai.
Dengan semua perubahan ini, Shell kelihatan banget lagi fokus buat menyederhanakan operasional dan ngedapetin keuntungan maksimal. Apalagi, dengan semakin besarnya permintaan energi terbarukan, mereka pasti harus gesit beradaptasi.
Nah, apakah semua perubahan ini bakal bikin Shell makin kuat di pasar global? Atau justru malah bikin gejolak di internal perusahaan? Kita pantau terus deh update-nya! Stay tuned ya, guys! 🚀🔥