Gengs, akhir-akhir ini media sosial di Indonesia lagi heboh banget sama tagar #KaburAjaDulu. Ini tuh muncul karena banyak anak muda yang merasa gak puas dengan keadaan ekonomi dan politik di tanah air, dan akhirnya ngajak buat pergi aja deh ke luar negeri. Tapi, tahukah kamu kalau tren ini gak cuma terjadi di Indonesia, loh? Ternyata, fenomena kayak gini udah pernah dan bahkan masih terus terjadi di negara-negara lain juga. Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Gak Cuma Indonesia, Negara Lain Juga Pernah Alamin Fenomena Serupa!
Sama kayak yang lagi viral di Indonesia, anak muda di berbagai negara berkembang juga udah lama banget ngalamin fenomena migrasi besar-besaran. Misalnya aja India.
Negeri Bollywood ini udah jadi salah satu negara dengan gelombang migrasi yang cukup besar. Banyak warga India yang pindah ke negara-negara kaya seperti Amerika Serikat, Inggris, atau negara-negara Teluk buat cari kehidupan yang lebih baik.
Mereka mostly mencari pekerjaan atau kesempatan yang gak bisa mereka dapetin di negara asal.
Vietnam juga gak kalah, gengs! Sejak berakhirnya perang, banyak banget orang Vietnam yang memutuskan buat merantau, terutama ke negara-negara Asia Tenggara dan Eropa, demi ngejar kesempatan hidup yang lebih baik.
Di Afrika, fenomena migrasi juga terjadi di banyak negara. Anak muda yang berasal dari sana seringnya migrasi ke Eropa atau Amerika Utara karena kondisi politik dan ekonomi yang gak stabil di negara asal. Bahkan, kadang mereka juga mencari suaka politik atau pekerjaan yang lebih aman dan layak.
Penyebab utamanya sih hampir sama, yakni untuk meningkatkan kualitas hidup. Sama kayak anak muda Indonesia, mereka pengen banget bisa punya kesempatan lebih baik di luar sana.
Faktor Ekonomi? Iya, Tapi Ada Juga Faktor Lain!
Memang sih, faktor ekonomi tetap jadi alasan utama kenapa banyak anak muda akhirnya memilih untuk pindah. Tapi, gak cuma itu aja, gengs! Kini, ada banyak faktor lain yang ikut mendorong generasi muda buat pergi.
Salah satunya adalah paparan budaya luar negeri lewat media sosial. Anak-anak muda Indonesia, misalnya, sering banget liat kehidupan orang-orang di negara maju yang keliatan lebih nyaman dan modern, mulai dari gaya hidup hingga teknologi yang lebih canggih.
Selain itu, kualitas hidup yang lebih baik jadi alasan kuat mereka pengen pindah. Negara-negara maju menawarkan sistem pendidikan yang lebih bagus, kesehatan yang lebih terjamin, dan lingkungan yang lebih aman.
Gak cuma itu, kebebasan berekspresi dan kesempatan untuk mengejar passion juga jadi daya tarik buat anak muda yang merasa tertahan di negara asal.
#KaburAjaDulu: Ungkapan Kekecewaan atau Keinginan untuk Maju?
Sebagian orang mungkin mikir kalau tagar #KaburAjaDulu ini cuman cerminan dari kecewanya anak muda Indonesia dengan kondisi yang ada, tapi ada sisi positif juga loh.
Fenomena ini gak cuma sekedar keluhan, tapi juga refleksi dari ambisi dan harapan mereka buat punya masa depan yang lebih baik.
Mungkin ada yang merasa bahwa dengan pergi ke luar negeri, mereka bisa mewujudkan impian mereka yang gak bisa dicapai di dalam negeri.
Di sisi lain, Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer (yang biasa dipanggil Noel), malah santai aja nanggepin tren ini. “Mau pergi, ya silakan saja. Kalau memang gak ingin kembali, ya gak masalah juga,” katanya sambil ketawa, di Jakarta pada 17 Februari 2025. Jadi, dia gak ngerasa kalau fenomena ini perlu dibesar-besarkan.
Meski banyak yang mempertanyakan kenapa anak muda Indonesia lebih tertarik buat kabur, gak bisa dipungkiri kalau fenomena migrasi ini memang udah jadi bagian dari kehidupan banyak orang di seluruh dunia.
Gak cuma soal ekonomi, tapi juga tentang kesempatan dan kualitas hidup yang lebih baik.
Jadi, gimana menurut kalian? Apakah kalian termasuk yang setuju dengan tagar #KaburAjaDulu atau lebih memilih untuk tetap di tanah air dan berjuang buat membuat perubahan? Yang pasti, setiap pilihan punya tantangannya sendiri, gengs!
