Hey guys! Februari udah tiba, dan kalian pasti nggak asing sama euforia Hari Valentine. Dari dekorasi serba pink di mall sampai promo coklat di minimarket, semuanya serba kasih sayang! Tapi, gimana ya kalau kita yang Muslim dapat hadiah coklat di Valentine? Boleh nggak sih menurut Islam? Let’s dive in!
Valentine: Asal-usulnya dari Mana Sih?
Sebelum ngomongin boleh atau nggaknya, kita kepoin dulu nih sejarah Valentine. Jadi, Valentine itu awalnya perayaan yang berasal dari budaya Romawi Kuno.
Bahkan, Paus Gelasius I di tahun 496 M yang menjadikan 14 Februari sebagai hari peringatan Saint Valentine. Dari situ, berkembang jadi hari kasih sayang yang dirayakan hampir di seluruh dunia.
Tapi, karena asal-usulnya bukan dari Islam, banyak yang ragu buat ikut-ikutan ngerayain. Nah, ini yang bikin pertanyaan muncul: kalau nggak boleh merayakan, terus gimana kalau kita sekadar menerima hadiah? Apalagi kalau yang ngasih temen, keluarga, atau bahkan gebetan. Wah, makin dilema, kan?
Hadiah di Hari Valentine, Yay or Nay?
Jadi gini, dalam Islam, hadiah itu sesuatu yang dianjurkan. Bahkan, Rasulullah SAW bersabda:
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari)
Jadi, kalau ada orang yang kasih coklat atau hadiah lain di Valentine, selama niatnya bukan buat merayakan hari itu, bisa dibilang nggak masalah alias mubah. Tapi kalau niatnya ikut ngerayain Valentine, nah, itu yang jadi problematic menurut Islam.
Pendapat Ulama: Ambil Coklatnya atau Tolak Baik-baik?
Banyak ulama berpendapat kalau menerima hadiah di Hari Valentine itu boleh asalkan tidak disertai niat merayakan. Misalnya, temen kasih kamu coklat, dan kamu terima sebagai tanda persahabatan aja, no problem.
Tapi kalau kamu menerimanya dengan semangat Valentine, itu yang mulai mendekati tasyabbuh atau meniru budaya non-Muslim, yang dalam Islam sebaiknya dihindari.
Buya Yahya pernah bilang dalam ceramahnya, kalau kita menerima hadiah tanpa niat ikut merayakan, ya nggak masalah. Tapi kalau dengan niat ngerayain, lebih baik dihindari.
Jangan Terjebak Budaya Konsumtif
Selain soal halal-haram, ada juga nih pertimbangan lain: boros atau nggak? Kita tahu kan kalau Valentine itu udah jadi ajang marketing gede-gedean.
Harga coklat naik, bunga mahal, plus promo makan malam romantis di mana-mana. Nah, dalam Islam kita dianjurkan buat bijak dalam mengelola harta.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra’ ayat 26-27:
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.”
Jadi, kalau sampai beli hadiah mahal cuma buat ikut-ikutan Valentine, duh, itu sih kurang wise guys!
Sikat Coklatnya atau Enggak?
Intinya, kalau kamu Muslim dan dapet coklat Valentine, tergantung niatnya. Kalau dikasih temen atau keluarga sebagai tanda kasih sayang biasa dan tanpa maksud ngerayain Valentine, no problem. Tapi kalau niatnya merayakan Valentine dengan ikut budaya yang nggak sesuai Islam, lebih baik dihindari.
Buat yang masih bingung, bisa banget kasih tahu ke temen-temen kalau kasih hadiah itu bisa kapan aja, nggak harus pas Valentine. Yang penting niatnya baik dan nggak bertentangan sama ajaran Islam.
So, gimana guys? Udah siap jawab kalau tiba-tiba dapet coklat di tanggal 14 Februari nanti? Yuk, tetap bijak dan sesuai sama prinsip kita sebagai Muslim! ✨