Mulai 1 Februari 2025, gas melon alias elpiji 3 kg nggak bisa lagi dibeli di pengecer, gengs! Jadi, buat yang biasa beli di warung kelontong atau kios langganan, siap-siap harus cari pangkalan resmi Pertamina ya. Tapi, gimana nih kondisi di lapangan? Yuk, kita kepoin!
Pengecer Bingung, Belum Dapat Info Resmi!
Di Bekasi Barat, seorang pemilik warung kelontong, Ismail, ngaku belum tahu apa-apa soal aturan baru ini. “Nggak tahu saya. Saya kan cuma ngambil dari agen doang. Nggak ada info apa-apa dari agen juga,” katanya pas ditemui.
Buat Ismail, jadi pangkalan resmi bukan pilihan karena modal usahanya terbatas. “Warung saya kecil, paling nyetok 15 tabung doang. Kalau jadi pangkalan, minimal harus punya ratusan tabung,” curhatnya.
Di Jakarta Timur, seorang pengecer lain, Aan, juga baru tahu info ini dari berita online. “Kalo sekarang sih masih jualan, nggak tau besok gimana. Hari ini udah 1 Februari ya? Oh iya, berarti udah mulai ya?” katanya sambil cek HP.
Aan sendiri sih santai aja kalau harus stop jualan gas melon. “Yang beli juga paling seminggu satu-dua orang doang. Kalau nggak bisa jual lagi ya udah, kita jualan barang lain aja,” tambahnya.
Pemerintah: Pengecer Harus Jadi Pangkalan
Menurut Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, perubahan ini dilakukan biar harga elpiji 3 kg tetap sesuai aturan. “Kita lagi menata sistemnya supaya harga di masyarakat tetap sesuai batasan pemerintah. Pengecer yang mau lanjut jualan harus daftar jadi pangkalan resmi dulu,” jelasnya.
Pemerintah juga berharap aturan baru ini bisa memutus rantai distribusi yang nggak jelas dan menghindari penyalahgunaan gas subsidi. Jadi, buat yang butuh gas melon, pastiin beli di pangkalan resmi ya!
Sekarang LPG 3 kg udah nggak bisa dibeli di sembarang tempat. Buat dapetin stok gas subsidi ini, masyarakat harus beli langsung di pangkalan resmi. Buat pengecer yang mau tetap jualan, opsinya cuma satu: daftar jadi pangkalan. Gimana menurut kalian? Apakah aturan ini bakal bikin gas lebih mudah diakses atau malah makin ribet?