Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 12 Januari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Minggu 12 Januari 2025 merupakan Hari Minggu Pesta Pembaptisan Tuhan, Santa Hilda, Abbas, Santo Modestus, Uskup dan Abbas, Santo Elred/Aelredus OSA, Abbas, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 12 Januari 2025:
Bacaan Pertama Yesaya 40:1-5.9-11
“Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya.”
Tuhan bersabda, “Hiburkanlah, hiburkanlah, umat-Ku, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa penghambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan dua kali lipat karena segala dosanya.
Ada suara yang berseru-seru, “Di padang gurun persiapkanlah jalan untuk Tuhan, di padang belantara luruskanlah jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup dan setiap gunung dan bukit diratakan,
tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemulaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh Tuhan sendiri telah mengatakannya.”
Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi. Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda, “Lihat, itu Allahmu!” Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa.
Lihat mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 104:1b-2.3-4.24-25.27-28.29-30
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol. Engkau membentangkan langit laksana tenda.
Engkau mendirikan bangsal-bangsal megah di atas air; awan-awan Kaujadikan kendaraan dengan bersayapkan langit! Engkau melayang-layang; Angin Kaujadikan suruhan, dan api menyala Kaujadikan pelayan.
Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak binatang-binatang kecil dan besar, tidak terbilang banyaknya.
Semuanya menantikan Engkau, untuk mendapatkan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka kebingungan, apabila Engkau mengambil Roh-Mu, matilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim Roh-Mu, mereka tercipta kembali, dan Engkau membaharui muka bumi.
Bacaan Kedua Titus 2:11-14.3:4-7
“Kita diselamatkan berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”
Saudaraku terkasih, karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Markus 9:6
Ref. Alleluya, Allelya
Langit terbuka, dan terdengarlah suara Bapa, “Inilah Anak yang Kukasihi; dengarkanlah
Bacaan Injil Lukas 3:15-16.21-22
“Ketika Yesus sesudah dibaptis sedang berdoa, terbukalah langit.”
Pada waktu itu orang banyak sedang menanti-nanti penuh harapan serta bertanya-tanya dalam hati, kalau-kalau Yohanes itu Al-masih. Maka Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu,
“Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis, dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 12 Januari 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita mendengar tiga bacaan yang saling menguatkan satu sama lain. Bacaan pertama dari Kitab Yesaya mengingatkan kita tentang janji penyelamatan dan kedatangan Tuhan yang penuh kemuliaan. Bacaan Injil, di sisi lain, menggambarkan momen yang begitu penting dalam kehidupan Yesus, yaitu saat Dia dibaptis dan menerima konfirmasi dari Allah sebagai Anak-Nya yang terkasih. Bacaan kedua dari surat Titus menegaskan bahwa keselamatan kita adalah karunia dari Allah yang tidak dapat kita peroleh dengan perbuatan baik kita, melainkan semata-mata karena rahmat-Nya.
Mari kita renungkan makna dalam perayaan pembaptisan Yesus, yang adalah awal dari panggilan kita untuk bertobat dan hidup baru dalam Roh Kudus. Dalam Injil hari ini, kita mendengar tentang bagaimana Yesus dibaptis dan berdoa. Saat itu, langit terbuka dan Roh Kudus turun ke atas-Nya dalam rupa burung merpati. Suara Allah dari langit berkata, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Momen ini mengungkapkan kepada kita bukan hanya identitas Yesus sebagai Anak Allah, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya hubungan pribadi kita dengan Allah.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa terasing atau penuh keraguan. Dunia yang penuh tekanan bisa membuat kita kehilangan arah dan harapan. Namun, melalui peristiwa pembaptisan Yesus, kita diajak untuk mengingat bahwa Allah selalu hadir dalam hidup kita. Langit yang terbuka itu menandakan bahwa Allah ingin mendekatkan diri kepada kita. Tuhan tidak jauh dari kita, Dia hadir dalam doa kita, dalam perjumpaan kita dengan sesama, dalam momen-momen sederhana kehidupan kita.
Kita juga diajak untuk merenungkan tentang kasih karunia yang telah kita terima melalui pembaptisan kita sendiri. Seperti yang tertulis dalam surat Titus, kita diselamatkan bukan karena usaha atau kebaikan kita, tetapi karena kemurahan hati Tuhan yang memberi kita kelahiran kembali melalui Roh Kudus. Ini adalah karunia yang tidak bisa kita peroleh dengan usaha kita sendiri, tetapi sebuah anugerah yang harus kita terima dengan syukur dan penuh kerendahan hati.
Yesus datang untuk menyelamatkan kita. Dia telah menyerahkan diri-Nya untuk membebaskan kita dari segala dosa dan untuk menguduskan kita. Sebagai umat yang telah dibaptis, kita dipanggil untuk hidup bijaksana, adil, dan penuh dengan kasih, serta menjalani hidup yang penuh dengan perbuatan baik. Kita bukan hanya sekedar orang yang menerima keselamatan, tetapi juga orang yang harus menyiapkan jalan bagi Tuhan dalam hidup kita, sebagaimana Yesaya menyerukan, “Di padang gurun persiapkanlah jalan bagi Tuhan.”
Kehidupan kita adalah panggilan untuk menjadi saksi kasih Allah dalam dunia ini. Setiap tindakan kita, setiap perkataan kita, seharusnya mencerminkan kasih yang telah Allah berikan kepada kita. Jadi, mari kita pertanyakan diri kita sendiri: sudahkah hidup kita sesuai dengan panggilan baptisan kita? Apakah kita benar-benar membiarkan Roh Kudus bekerja dalam hidup kita, membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kehendak Allah?
Mari kita sambut ajakan Allah untuk hidup sesuai dengan kasih karunia yang telah diberikan kepada kita. Mari kita menjadi pembawa kabar baik bagi dunia ini, dengan membawa terang dan harapan dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti yang dinyatakan dalam bacaan Yesaya, kita diajak untuk tidak takut, untuk dengan berani mengatakan kepada dunia, “Lihat, itu Allahmu!” Marilah kita menjadi tanda bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah kita, yang menggembalakan kita, memelihara kita, dan mengarahkan hidup kita kepada keselamatan.
Semoga kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, selalu terbuka kepada karya Roh Kudus dalam hidup kita, dan menjalani hidup yang sesuai dengan panggilan kita sebagai anak-anak Allah. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas anugerah baptisan dan Roh Kudus-Mu. Bantu kami hidup sesuai panggilan-Mu, menjadi saksi kasih dan kebaikan di dunia ini. Semoga hidup kami mencerminkan terang-Mu, dan kami selalu merasakan hadirat-Mu dalam setiap langkah kami. Amin.