Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 22 November 2024.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 22 November 2024:
Bacaan I – Why 10:8-11
Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: “Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu.”
Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: “Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu.”
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Maka ia berkata kepadaku: “Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mzm 119:14.24.72.103.111.131
- Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.
- Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak. Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.
- Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku. Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Bacaan Injil – Luk 19:45-48
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”
Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 22 November 2024
Pada bacaan hari ini, kita mendengarkan dua bagian yang saling mengingatkan kita tentang pentingnya hidup dalam kebenaran dan kesetiaan kepada Tuhan, serta peran kita sebagai pembawa firman-Nya ke dunia ini. Bacaan Injil dari Lukas 19:45-48 menceritakan bagaimana Yesus mengusir pedagang-pedagang yang ada di Bait Allah. Bait Allah, yang seharusnya menjadi tempat doa, telah disalahgunakan menjadi tempat untuk mencari keuntungan duniawi. Yesus dengan tegas menegur mereka, mengatakan bahwa rumah Tuhan adalah rumah doa, dan bukan tempat untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Renungan ini mengingatkan kita bahwa kita juga seringkali mengabaikan atau merusak tempat-tempat kudus dalam hidup kita—baik itu dalam hati kita, dalam gereja, maupun dalam persekutuan kita dengan Tuhan. Banyak godaan duniawi yang bisa mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang sejatinya lebih penting: hubungan kita dengan Tuhan dan panggilan kita untuk hidup dalam kebenaran dan kedamaian-Nya. Yesus mengajarkan kita untuk menjaga kemurnian hati dan menjauhkan diri dari segala bentuk kecintaan terhadap kekayaan dan keserakahan yang dapat mengaburkan tujuan hidup kita yang sesungguhnya.
Sementara itu, bacaan dari Wahyu 10:8-11 mengajak kita untuk merenungkan pesan yang disampaikan kepada Yohanes, di mana ia diberikan gulungan kitab dari malaikat. Kitab itu terasa manis di mulutnya, tetapi kemudian menjadi pahit dalam perutnya. Pesan ini melambangkan kenyataan bahwa firman Tuhan bisa terasa menyenangkan pada awalnya, tetapi kadang-kadang juga membawa tantangan, penderitaan, atau kesulitan. Hidup sebagai pengikut Kristus bukan hanya tentang kegembiraan, tetapi juga tentang kesetiaan yang diuji dalam penderitaan dan pengorbanan. Namun, kita diajak untuk tetap setia menyampaikan firman Tuhan, meskipun ada tantangan yang datang.
Apa yang bisa kita pelajari dari kedua bacaan ini? Pertama, kita dipanggil untuk menjaga hati dan hidup kita tetap murni di hadapan Tuhan. Kita harus berusaha menjaga rumah Tuhan—baik itu Bait Allah yang kita kunjungi atau hati kita yang harus tetap menjadi tempat tinggal bagi kasih dan kebenaran-Nya. Kita juga diajak untuk tetap berpegang pada firman Tuhan meskipun kita menghadapi penderitaan atau kesulitan. Firman Tuhan, meskipun kadang terasa pahit, mengarah pada kehidupan yang lebih baik, yang pada akhirnya akan memberi kedamaian dan kebahagiaan sejati.
Bagaimana kita bisa menghidupi ini? Pertama-tama, kita harus memastikan bahwa kita mengutamakan Tuhan dalam hidup kita, tidak membiarkan keserakahan dan godaan duniawi merusak hubungan kita dengan-Nya. Kedua, kita harus berani menghidupi kebenaran, meskipun itu tidak selalu mudah, dan berbagi kasih Tuhan dengan sesama, meskipun kita mungkin menghadapi tantangan.
Marilah kita berdoa, agar Tuhan memberi kita kekuatan untuk menjaga rumah-Nya tetap suci dalam hati kita dan untuk setia menyampaikan firman-Nya kepada dunia, meskipun itu kadang membawa penderitaan. Semoga kita selalu ingat bahwa apa yang manis pada awalnya akan membawa berkat yang kekal, dan apapun tantangan yang kita hadapi, Tuhan selalu menyertai kita. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk tidak terperangkap dalam godaan dunia ini, tetapi untuk selalu mengutamakan kasih dan kebenaran-Mu. Berikanlah kami kekuatan untuk tetap setia dalam menghadapi segala ujian hidup. Amin.
