Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 21 November 2024.
Kalender Liturgi hari buat Kamis 21 November 2024 merupakan Hari Rabu Biasa XXXIII, Santo Feliks dari Valois, Pengaku Iman, Santo Edmund, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 21 November 2024:
Bacaan Pertama Wahyu 5:1-10
Anak Domba telah disembelih dan dengan darah-Nya telah menebus kita dari segala bangsa.
Aku, Yohanes, melihat Seorang yang duduk di atas takhta di surga; dengan tangan kanan Dia memegang sebuah gulungan kitab. Kitab itu ditulis sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya, “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?”
Tetapi tak seorang pun di surga atau di bumi atau di bawah bumi yang dapat membuka gulungan kitab itu atau melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak seorang pun dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu atau pun melihat sebelah dalamnya.
Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku, “Jangan menangis! Sesungguhnya singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang. Dialah yang dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.
“Maka aku melihat seekor Anak Domba berdiri di tengah-tengah takhta dan ditengah-tengah keempat makhluk serta orang tua-tua itu. Anak Domba itu kelihatan seperti telah disembelih, Ia bertanduk tujuh dan bermata tujuh.
Itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat orang tua-tua di hadapan Anak Domba.
Mereka masing-masing memegang sebuah kecapi, dan sebuah cawan emas penuh dengan kemenyan. Itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka menyanyikan sebuah lagu baru katanya, ‘Layaklah Engkau menerima gulungan kitab dan membuka ketujuh meterainya.
Sebab Engkau telah disembelih, dan dengan darah-Mu telah membeli mereka bagi Allah dari setiap suku, bahasa, kaum dan bangsa. Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka sebagai raja akan memerintah di bumi.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 149:1-6a.9b
Ref. Tuhan, Engkau telah membuat kami menjadi raja dan imam.
Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.
Bacaan Injil Lukas 19:41-44
Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!
Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu.
Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Kamis 21 November 2024
Renungan: Menemukan Damai dalam Kehadiran Allah dan Penebusan Kristus
Bacaan Injil Lukas 19:41-44 mengisahkan momen yang sangat menyentuh hati, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan menangisinya. Ia melihat kota itu, penuh dengan aktivitas dan kebanggaan, tetapi kehilangan inti dari kehidupan yang sejati: hubungan dengan Allah. Yesus, dengan hati yang penuh kasih, berkata bahwa Yerusalem tidak tahu apa yang perlu untuk damai sejahtera mereka. Mereka tidak mengenali saat Allah melawat mereka. Akibatnya, kehancuran dan penderitaan akan datang.
Gambaran ini sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini. Dalam dunia yang sibuk, di mana segalanya bergerak cepat, kita sering kali seperti Yerusalem. Kita sibuk dengan pekerjaan, keluarga, atau ambisi pribadi, sampai-sampai kita lupa untuk berhenti sejenak dan bertanya: Apakah aku sudah menyadari kehadiran Allah dalam hidupku? Apakah aku sudah mencari damai yang sejati, bukan hanya kenyamanan duniawi?
Yesus mengingatkan bahwa damai sejati tidak datang dari luar diri kita. Itu bukan soal kekayaan, status sosial, atau keamanan yang kita bangun. Damai sejati hanya datang ketika kita hidup dalam kasih Allah, ketika hati kita terbuka untuk mengenali Dia yang selalu hadir di tengah kita.
Sementara itu, Bacaan Pertama dari Wahyu 5:1-10 menunjukkan kepada kita tentang kasih Allah yang begitu besar. Dalam penglihatan Yohanes, hanya Anak Domba yang layak membuka gulungan kitab, simbol rencana keselamatan Allah. Anak Domba itu adalah Yesus Kristus, yang telah disembelih untuk menebus kita. Dengan darah-Nya, Dia membeli kita dari dosa, dari segala bangsa, bahasa, dan suku, dan menjadikan kita umat Allah yang berharga.
Bayangkan, kita yang lemah, penuh dosa, dan seringkali lupa kepada Allah, tetap dikasihi-Nya hingga Dia rela menyerahkan nyawa-Nya demi kita. Kasih-Nya ini tidak hanya untuk masa lalu, tetapi juga untuk saat ini. Dia terus mengetuk hati kita, memanggil kita untuk hidup dalam kasih-Nya, untuk menemukan damai yang sejati dalam pelukan-Nya.
Kita seringkali merasa damai sulit dicapai, terutama dalam kehidupan yang penuh tekanan, konflik, atau penderitaan. Namun, Yesus sudah menunjukkan jalannya. Dia mengundang kita untuk menyerahkan semua kekhawatiran, semua ketakutan, dan semua kebingungan kita kepada-Nya. Ketika kita membuka hati kepada Allah, kita akan merasakan kehadiran-Nya, bahkan di tengah badai kehidupan.
Bukan hanya itu, Allah juga memanggil kita untuk menjadi pembawa damai. Penebusan Kristus bukan hanya untuk keselamatan kita pribadi, tetapi untuk mengubah kita menjadi alat kasih-Nya di dunia. Kita dipanggil untuk hidup sebagai saksi-Nya: menyebarkan kasih, pengampunan, dan harapan kepada sesama.
Kehidupan ini seringkali terasa rumit. Namun, pesan dari kedua bacaan ini sangat sederhana. Damai yang sejati bukan sesuatu yang harus kita cari di luar, tetapi hadir ketika kita mengenali Allah yang sudah dekat dengan kita. Ketika kita mengizinkan kasih-Nya mengubah hati kita, damai itu akan mengalir dari dalam, memenuhi hidup kita, dan menyentuh orang lain.
Mari kita tidak seperti Yerusalem yang gagal melihat saat Allah melawat mereka. Mari kita membuka hati, menyadari kehadiran-Nya yang selalu menyertai, dan hidup dalam kasih serta damai yang hanya dapat diberikan oleh-Nya. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi penerima kasih Allah, tetapi juga pembawa kasih dan damai itu bagi dunia. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus yang penuh kasih, ajarilah aku untuk mengenali kehadiran-Mu dalam hidupku. Berikan aku hati yang terbuka untuk menerima damai-Mu dan hidup dalam kasih-Mu. Jadikan aku pembawa damai bagi sesama, seturut kehendak-Mu. Amin.