Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 18 November 2024.
Kalender Liturgi hari buat Senin 18 November 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XXXIII.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 18 November 2024:
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Wahyu 1:1-4;2:1-5a
“Sadarilah, betapa dalamnya engkau telah jatuh dan bertobatlah!”
Inilah wahyu Yesus Kristus yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya Ia menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang akan segera harus terjadi. Maka Ia mengutus malaikat-Nya untuk menyatakan semuanya kepada Yohanes, hamba-Nya. Yohanes telah memberi kesaksian tentang sabda Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya.
Berbahagialah orang yang membacakan dan mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang tertulis di dalamnya sebab waktunya sudah dekat. Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Dia yang ada kini, dulu dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya dan dari Yesus Kristus, menyertai kalian.
Tuhan bersabda kepadaku, “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Yang memegang ketujuh bintang di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas, Dia bersabda: Aku tahu segala pekerjaanmu, baik jerih payah maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak sabar terhadap orang-orang jahat. Engkau telah menguji orang-orang yang menyebut diri rasul, padahal mereka bukan rasul. Engkau telah mendapati bahwa mereka pendusta. Engkau tetap tabah dan sabar. Engkau menderita sengsara demi nama-Ku dan tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu sadarilah, betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah apa yang kaulakukan semula.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 1:1-2.3.4.6
Ref. Barangsiapa menang, akan Kuberi makan buah pohon kehidupan.
- Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malammerenungkannya.
- Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
- Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya
S : (Yoh 8:12) Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia akan mempunyai terang hidup.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 18:35-43
“Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu? Tuhan, semoga aku melihat.”
Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan danmengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, “Ada apa itu?” Kata orang kepadanya, “Yesus, orang Nazaret, sedang lewat.” Maka si buta itu berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam.
Tetapi semakin kuat ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya. Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?” Jawab orang itu “Tuhan, semoga aku melihat!”
Maka Yesus berkata, “Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Pada saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.
Demikianlah Injil Tuhan!
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 18 November 2024
Renungan Katolik ini mengajak kita untuk merenungkan kedua bacaan yang saling memperkaya dan memberikan cahaya bagi kehidupan iman kita di zaman ini. Bacaan Injil dari Lukas 18:35-43 menggambarkan seorang buta yang dengan iman besar berseru kepada Yesus, meminta agar diberi penglihatan. Meskipun orang banyak mencoba untuk membungkamnya, ia tidak berhenti menyeru nama Yesus dengan harapan akan pertolongan-Nya. Yesus, dalam kasih-Nya yang besar, berhenti dan menyembuhkan orang buta itu. “Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau,” kata Yesus. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa iman yang tulus dan tidak mengenal putus asa dapat membuka pintu anugerah Tuhan dalam hidup kita.
Bacaan pertama dari Kitab Wahyu (Wahyu 1:1-4; 2:1-5a) memberikan pesan penting kepada jemaat di Efesus dan kepada kita semua, umat Tuhan, tentang pentingnya kembali kepada kasih yang pertama. Meskipun jemaat di Efesus dikenal sebagai orang yang bekerja keras, tabah, dan tidak sabar terhadap orang jahat, Tuhan menegur mereka karena mereka telah meninggalkan kasih mereka yang pertama, yaitu kasih kepada Tuhan dan sesama. Tuhan mengingatkan mereka untuk bertobat dan kembali pada semangat kasih yang sejati. “Sadarilah, betapa dalamnya engkau telah jatuh dan bertobatlah!” ini adalah seruan yang sangat relevan bagi kita saat ini. Kita sering terjebak dalam rutinitas kehidupan dan lupa akan inti dari panggilan kita sebagai orang Kristiani, yaitu kasih yang tulus kepada Tuhan dan sesama.
Tujuan utama dari kedua bacaan ini adalah untuk mengingatkan kita akan pentingnya iman yang sejati dan kasih yang tidak pernah pudar. Seperti orang buta dalam Injil, kita diajak untuk terus berseru kepada Tuhan dalam iman, apapun tantangan hidup yang kita hadapi. Tidak ada yang lebih penting daripada mendekatkan diri kepada Tuhan dengan hati yang penuh iman dan harapan. Begitu pula, dari Kitab Wahyu, kita diingatkan untuk tidak menjadi lengah dalam kehidupan rohani kita. Kasih kita kepada Tuhan dan sesama harus tetap menjadi yang utama dalam hidup kita. Jika kita merasa sudah jauh dari kasih itu, ini adalah saat yang tepat untuk bertobat dan kembali memperbarui hubungan kita dengan Tuhan.
Pesan dari kedua bacaan ini sangatlah relevan bagi kehidupan kita di zaman ini. Di tengah kesibukan dan tantangan hidup yang semakin kompleks, kita seringkali kehilangan arah dan fokus. Bacaan Injil mengingatkan kita untuk terus berseru kepada Tuhan dalam doa dan iman, tanpa takut akan penolakan atau rintangan. Sebaliknya, bacaan dari Kitab Wahyu mengingatkan kita untuk memeriksa diri: Apakah kita masih memiliki kasih yang pertama? Apakah kita telah kehilangan semangat itu di tengah-tengah hidup yang penuh dengan masalah dan kesibukan? Kita diajak untuk bertobat dan kembali pada kasih yang sejati.
Untuk hidup yang lebih dekat dengan Tuhan, kita diajak untuk memperbarui komitmen kita untuk mengasihi Tuhan dan sesama dengan sungguh-sungguh. Iman yang teguh dan kasih yang tulus adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita sebagai umat Katolik. Marilah kita berusaha untuk tidak hanya mendengarkan sabda Tuhan, tetapi juga menghidupinya dengan nyata dalam setiap tindakan kita, terutama dalam kasih kepada sesama. Sebab, seperti orang buta yang dibukakan matanya, kita pun dapat melihat keajaiban Tuhan dalam hidup kita jika kita memperbaharui iman dan kasih kita kepada-Nya.
Inilah waktu yang tepat untuk merenung, bertobat, dan memperbaharui komitmen kita untuk mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, dan untuk terus memandang dunia ini dengan mata iman yang tajam, melihat kehadiran Tuhan dalam segala hal. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, bukakanlah mataku untuk melihat dengan hati yang penuh iman. Bimbinglah aku agar selalu mengasihi-Mu dan sesama dengan tulus. Berikan aku kekuatan untuk bertahan dalam ujian hidup dan hidup dalam kasih yang sejati. Amin.