Presiden Korea Selatan, Moon Jae In, adalah sosok yang tak asing lagi bagi dunia. Di balik senyum ramah dan penampilan sederhana, tersimpan tekad kuat untuk membangun Korea Selatan yang lebih damai dan sejahtera. Perjalanan politiknya dimulai dari aktivis pro-demokrasi hingga menduduki kursi kepresidenan, sebuah bukti bahwa perubahan bisa datang dari orang-orang biasa yang memiliki visi besar.
Moon Jae In, pria yang dijuluki “Moon the Peacemaker” ini, telah membawa angin segar dalam hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara, bahkan dunia. Apakah dia berhasil membangun jembatan damai di Semenanjung Korea? Bagaimana kebijakan dalam negerinya mempengaruhi kehidupan rakyat Korea Selatan?
Mari kita telusuri lebih dalam.
Dari masa mudanya yang penuh pergolakan hingga memimpin Korea Selatan di era modern, Moon Jae In telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Kisah hidupnya penuh dengan lika-liku, mencerminkan perjuangan panjang rakyat Korea Selatan dalam meraih demokrasi dan kesejahteraan.
Dari latar belakang keluarganya hingga kebijakan-kebijakan yang diusungnya, Moon Jae In adalah sosok yang kompleks, penuh dengan harapan dan tantangan. Perjalanan politiknya, yang diwarnai dengan upaya membangun hubungan dengan Korea Utara, hingga kebijakan dalam negerinya yang berfokus pada kesejahteraan rakyat, menjadi bukti bahwa kepemimpinannya tidak hanya fokus pada masa kini, tetapi juga menatap masa depan Korea Selatan yang lebih cerah.
Biografi Moon Jae In: Presiden Korea Selatan, Moon Jae In
Moon Jae In, Presiden ke-19 Republik Korea, adalah sosok yang menarik perhatian dunia. Perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku, dari aktivis mahasiswa hingga pemimpin negara, mencerminkan perjalanan panjang Korea Selatan menuju demokrasi dan kesejahteraan. Dari latar belakang keluarga yang sederhana hingga kiprahnya di dunia politik, Moon Jae In memiliki kisah yang inspiratif dan penuh warna.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Moon Jae In lahir di Geoje, Provinsi Gyeongsang Selatan, pada 24 Januari 1953. Ia berasal dari keluarga sederhana yang berjuang keras untuk menghidupi keluarga. Ayahnya adalah seorang buruh pelabuhan, sementara ibunya adalah seorang petani. Moon Jae In tumbuh dalam lingkungan yang sederhana dan penuh perjuangan.
Ia dikenal sebagai anak yang cerdas dan bersemangat belajar.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Geoje, Moon Jae In melanjutkan pendidikannya di Universitas Kyung Hee di Seoul, mengambil jurusan hukum. Di universitas, Moon Jae In aktif dalam gerakan mahasiswa yang menentang pemerintahan militer Korea Selatan saat itu. Ia dikenal sebagai aktivis mahasiswa yang vokal dan berani.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae In, dikenal dengan kebijakannya yang progresif. Mungkin dia bisa belajar dari Indonesia, negara yang memiliki persaingan sengit untuk menjadi abdi negara. Lihat saja jumlah pelamar CPNS 2024, yang mencapai angka fantastis! Statistik pelamar CPNS 2024 menunjukkan antusiasme luar biasa dari para calon ASN.
Kira-kira, apakah Presiden Moon juga punya rencana untuk menarik generasi muda Korea Selatan agar berminat menjadi PNS?
Perjalanan Karier Politik
Setelah lulus dari universitas, Moon Jae In bekerja sebagai pengacara. Namun, ia tidak meninggalkan dunia aktivisme. Ia terus terlibat dalam gerakan demokrasi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam perjuangan melawan pemerintahan militer. Moon Jae In bergabung dengan partai politik yang pro-demokrasi dan menjadi anggota parlemen pada tahun 1988.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae In, terkenal dengan kepemimpinannya yang visioner. Dia mendorong penggunaan teknologi digital untuk mempermudah kehidupan rakyatnya. Nah, bicara soal teknologi, ternyata di Indonesia juga sedang ramai soal E-meterai , nih. Kayaknya kalau Pak Moon Jae In lihat, dia bakal langsung terinspirasi deh untuk menerapkannya di Korea Selatan.
Siapa tahu, suatu hari nanti kita bisa lihat Presiden Moon Jae In lagi nge-klik E-meterai di komputernya, sambil ngasih semangat buat rakyat Korea Selatan.
Moon Jae In menjabat sebagai anggota parlemen selama beberapa periode. Ia kemudian menjabat sebagai kepala staf presiden untuk Presiden Roh Moo-hyun dari tahun 2003 hingga 2007. Selama masa jabatannya, Moon Jae In dikenal sebagai sosok yang setia dan berkomitmen pada nilai-nilai demokrasi.
Ia juga berperan penting dalam memajukan hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara.
Setelah Roh Moo-hyun meninggal dunia pada tahun 2009, Moon Jae In mendirikan Yayasan Roh Moo-hyun untuk melestarikan warisan politik dan nilai-nilai demokrasi Roh Moo-hyun. Moon Jae In kembali terjun ke dunia politik pada tahun 2012 dengan mencalonkan diri sebagai presiden, namun kalah dari Park Geun-hye.
Pada tahun 2017, Moon Jae In kembali mencalonkan diri sebagai presiden dan berhasil memenangkan pemilihan. Ia menjadi presiden ke-19 Republik Korea dan menjabat hingga tahun 2022.
Peran dan Kontribusi dalam Gerakan Demokrasi
Moon Jae In adalah tokoh penting dalam gerakan demokrasi Korea Selatan. Sejak masa studinya, ia telah aktif dalam perjuangan melawan pemerintahan militer. Moon Jae In dikenal sebagai sosok yang berani dan berprinsip. Ia tidak takut untuk mengkritik pemerintahan dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi.
Moon Jae In juga berperan penting dalam mendorong dialog dan rekonsiliasi antara Korea Selatan dan Korea Utara. Ia berupaya untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan Korea Utara dan mencari solusi damai untuk masalah semenanjung Korea.
Garis Waktu Penting dalam Kehidupan Moon Jae In
Tahun | Kejadian |
---|---|
1953 | Lahir di Geoje, Provinsi Gyeongsang Selatan |
1971 | Lulus dari Sekolah Menengah Atas Geoje |
1975 | Mulai kuliah di Universitas Kyung Hee, Jurusan Hukum |
1978 | Aktif dalam gerakan mahasiswa yang menentang pemerintahan militer |
1980 | Lulus dari Universitas Kyung Hee |
1988 | Terpilih sebagai anggota parlemen |
2003-2007 | Menjabat sebagai kepala staf presiden untuk Presiden Roh Moo-hyun |
2009 | Mendirikan Yayasan Roh Moo-hyun |
2012 | Mencalonkan diri sebagai presiden, namun kalah dari Park Geun-hye |
2017 | Terpilih sebagai presiden ke-19 Republik Korea |
2022 | Selesai masa jabatan sebagai presiden |
Kebijakan Luar Negeri Moon Jae In
Masa kepresidenan Moon Jae In di Korea Selatan (2017-2022) ditandai dengan upaya besar dalam memulihkan hubungan dengan Korea Utara dan membangun kembali hubungan dengan negara-negara tetangga. Moon, yang dikenal dengan kebijakan “Sunshine Policy” yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan kerja sama di Semenanjung Korea, telah mengambil langkah-langkah berani untuk membangun kembali hubungan dengan Korea Utara, yang telah lama tegang.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae In, terkenal dengan kepemimpinannya yang tegas dan berwibawa. Tapi siapa sangka, ternyata beliau juga punya sisi humoris! Ingat Harvey Moeis yang dikenal dengan gaya lawakannya yang khas? Nah, kalau di Korea Selatan, mungkin Presiden Moon Jae In adalah versi “Harvey Moeis”-nya yang lebih kalem dan berwibawa.
Membayangkan Presiden Moon Jae In melontarkan joke sambil menunjuk ke arah para menteri pasti seru, ya!
Hubungan dengan Korea Utara
Salah satu prioritas utama kebijakan luar negeri Moon Jae In adalah upaya untuk membangun kembali hubungan dengan Korea Utara. Ia percaya bahwa dialog dan diplomasi adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik di Semenanjung Korea. Moon telah melakukan pertemuan bersejarah dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, pada tahun 2018 dan 2019, yang menghasilkan deklarasi bersama untuk denuklirisasi Semenanjung Korea dan perdamaian.
- Moon Jae In mengambil pendekatan diplomatik yang aktif terhadap Korea Utara, dengan fokus pada dialog dan kerja sama.
- Ia telah mengadakan beberapa pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, yang menghasilkan deklarasi bersama untuk denuklirisasi Semenanjung Korea dan perdamaian.
- Moon Jae In juga telah mendorong negara-negara lain untuk mendukung upaya diplomatiknya dan terlibat dalam dialog dengan Korea Utara.
Hubungan dengan Amerika Serikat
Meskipun Moon Jae In memiliki tujuan untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara, ia juga menjaga hubungan yang kuat dengan Amerika Serikat, sekutu utama Korea Selatan. Moon dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah bekerja sama dalam upaya untuk denuklirisasi Korea Utara.
Namun, terdapat perbedaan pendapat antara kedua pemimpin dalam pendekatan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
- Moon Jae In dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah bekerja sama dalam upaya untuk denuklirisasi Korea Utara.
- Namun, terdapat perbedaan pendapat antara kedua pemimpin dalam pendekatan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
- Moon Jae In menekankan pentingnya dialog dan diplomasi, sementara Trump lebih condong ke pendekatan tekanan dan sanksi.
Hubungan dengan Negara-negara Asia Timur
Moon Jae In juga telah berupaya untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Timur. Ia telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara seperti China, Jepang, dan Vietnam. Moon Jae In juga telah aktif terlibat dalam forum regional seperti ASEAN dan APEC.
- Moon Jae In telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara seperti China, Jepang, dan Vietnam.
- Ia juga telah aktif terlibat dalam forum regional seperti ASEAN dan APEC.
- Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik di kawasan Asia Timur.
Program dan Inisiatif Utama
Moon Jae In telah meluncurkan beberapa program dan inisiatif utama dalam kebijakan luar negerinya, termasuk:
- New Southern Policy:Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi dan politik Korea Selatan dengan negara-negara di Asia Tenggara.
- New Northern Policy:Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik Korea Selatan dengan negara-negara di Eurasia, termasuk Rusia dan negara-negara Asia Tengah.
- Peace and Prosperity for the Korean Peninsula:Inisiatif ini bertujuan untuk mencapai perdamaian abadi dan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Dampak terhadap Stabilitas dan Keamanan Regional
Kebijakan luar negeri Moon Jae In telah berdampak signifikan terhadap stabilitas dan keamanan regional. Upaya diplomatiknya dengan Korea Utara telah membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan peluang untuk perdamaian di Semenanjung Korea. Namun, masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk mencapai tujuan denuklirisasi dan perdamaian abadi.
Kebijakan Dalam Negeri Moon Jae In
Presiden Moon Jae In, yang menjabat dari tahun 2017 hingga 2022, menerapkan berbagai kebijakan dalam negeri yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi inklusif, peningkatan kesejahteraan sosial, dan pengurangan kesenjangan. Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Korea Selatan.
Kebijakan Ekonomi Moon Jae In
Moon Jae In menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dengan fokus pada peningkatan pendapatan dan peluang bagi semua lapisan masyarakat. Beberapa program dan inisiatif yang diterapkannya meliputi:
- Program Penciptaan Lapangan Kerja:Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja dan mengurangi pengangguran, terutama di kalangan kaum muda. Program ini mencakup berbagai inisiatif, seperti pelatihan vokasional, subsidi untuk perusahaan yang menciptakan lapangan kerja baru, dan program magang.
- Peningkatan Gaji Minimum:Moon Jae In meningkatkan gaji minimum secara bertahap selama masa jabatannya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan pekerja dan mendorong konsumsi, sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi.
- Investasi dalam Infrastruktur:Pemerintah Moon Jae In menginvestasikan dana besar dalam infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, kereta api cepat, dan pelabuhan. Investasi ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja baru.
- Dukungan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM):Moon Jae In memberikan dukungan kepada UKM melalui berbagai program, seperti pinjaman lunak, pelatihan bisnis, dan akses ke pasar internasional. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru.
Kebijakan Sosial dan Kesejahteraan
Moon Jae In juga memprioritaskan peningkatan kesejahteraan sosial dan pengurangan kesenjangan. Beberapa kebijakan yang diterapkannya meliputi:
- Peningkatan Sistem Jaminan Sosial:Moon Jae In memperluas cakupan dan manfaat sistem jaminan sosial, seperti asuransi kesehatan, asuransi pengangguran, dan pensiun. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari risiko sosial dan meningkatkan kualitas hidup.
- Program Perumahan Affordable:Pemerintah Moon Jae In meluncurkan program perumahan affordable untuk menyediakan hunian yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan perumahan dan meningkatkan akses terhadap hunian layak.
- Peningkatan Layanan Pendidikan:Moon Jae In berupaya untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan pendidikan. Program ini mencakup peningkatan fasilitas pendidikan, pengurangan biaya pendidikan, dan peningkatan kualitas guru.
- Program Perlindungan Anak:Pemerintah Moon Jae In meningkatkan program perlindungan anak, seperti penambahan pusat penitipan anak dan program bantuan untuk keluarga berpendapatan rendah.
Langkah-Langkah Mengatasi Isu Kesenjangan Sosial dan Pengangguran, Presiden Korea Selatan, Moon Jae In
Moon Jae In menyadari pentingnya mengatasi isu kesenjangan sosial dan pengangguran. Beberapa langkah yang diambilnya meliputi:
- Program Pemberdayaan Masyarakat:Pemerintah Moon Jae In meluncurkan program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesempatan ekonomi dan sosial bagi kelompok rentan, seperti perempuan, kaum muda, dan penyandang disabilitas.
- Peningkatan Akses terhadap Pendidikan dan Pelatihan:Moon Jae In meningkatkan akses terhadap pendidikan dan pelatihan vokasional untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja. Program ini bertujuan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan produktivitas.
- Program Inklusi Sosial:Moon Jae In berupaya untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil, dengan program yang bertujuan untuk mengurangi diskriminasi dan meningkatkan kesempatan bagi semua orang.
Perbandingan Kondisi Ekonomi dan Sosial Korea Selatan
Aspek | Sebelum Masa Jabatan Moon Jae In | Setelah Masa Jabatan Moon Jae In |
---|---|---|
Pertumbuhan Ekonomi | Relatif stabil, tetapi dengan kesenjangan pendapatan yang tinggi | Pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, dengan penurunan kesenjangan pendapatan |
Pengangguran | Tingkat pengangguran yang tinggi, terutama di kalangan kaum muda | Penurunan tingkat pengangguran, meskipun masih menjadi tantangan |
Kesenjangan Sosial | Kesenjangan sosial yang tinggi, dengan perbedaan pendapatan yang signifikan | Penurunan kesenjangan sosial, meskipun masih perlu ditingkatkan |
Kesejahteraan Sosial | Sistem jaminan sosial yang terbatas | Peningkatan cakupan dan manfaat sistem jaminan sosial |
Pencapaian dan Tantangan
Presiden Moon Jae In, pemimpin Korea Selatan dari tahun 2017 hingga 2022, meninggalkan jejak yang signifikan dalam sejarah politik dan sosial negara tersebut. Masa jabatannya ditandai dengan upaya untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memperkuat keadilan sosial.
Namun, ia juga menghadapi tantangan yang kompleks, mulai dari hubungan yang rumit dengan tetangganya di utara hingga isu-isu internal seperti kesenjangan ekonomi.
Pencapaian Utama
Moon Jae In dikenal karena upaya damai dan diplomatiknya terhadap Korea Utara. Ia mencetuskan kebijakan “Sunshine Policy” yang bertujuan untuk membangun kembali hubungan yang rusak dengan negara tersebut. Puncaknya adalah pertemuan bersejarah antara Moon Jae In dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di tahun 2018.
Pertemuan ini menghasilkan Deklarasi Panmunjom, yang menyatakan komitmen bersama untuk denuklirisasi Semenanjung Korea. Meskipun kemajuan dalam denuklirisasi terhenti, pertemuan ini menandai tonggak penting dalam hubungan antar-Korea.
Dalam bidang ekonomi, Moon Jae In fokus pada program “New Deal” yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja baru. Program ini mencakup investasi besar dalam infrastruktur, teknologi, dan energi terbarukan. Ia juga berusaha untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dengan meningkatkan upah minimum dan memperkuat jaring pengaman sosial.
Moon Jae In juga menorehkan prestasi dalam bidang sosial. Ia memperkenalkan kebijakan pro-buruh, termasuk peningkatan upah minimum dan hak-hak pekerja. Ia juga memprioritaskan hak asasi manusia dan demokrasi, termasuk kebebasan berbicara dan pers. Ia juga mengupayakan kesetaraan gender dengan meningkatkan peran perempuan dalam politik dan ekonomi.
Tantangan yang Dihadapi
Masa jabatan Moon Jae In tidak luput dari tantangan. Hubungan dengan Korea Utara tetap menjadi isu rumit, dengan kemajuan dalam denuklirisasi yang terhenti. Ketegangan di Semenanjung Korea kembali meningkat setelah pertemuan puncak kedua antara Moon Jae In dan Kim Jong Un di tahun 2019 gagal menghasilkan kesepakatan konkret.
Di dalam negeri, Moon Jae In menghadapi tantangan dalam mengatasi kesenjangan ekonomi dan sosial. Meskipun program “New Deal” berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin tetap lebar. Isu-isu seperti perumahan, pendidikan, dan kesehatan juga menjadi tantangan bagi pemerintahannya.
Moon Jae In juga menghadapi kritik atas kebijakan luar negerinya, khususnya terkait hubungan dengan Amerika Serikat. Kritikus berpendapat bahwa kebijakannya terlalu lunak terhadap Korea Utara dan tidak cukup mendukung aliansi dengan Amerika Serikat.
Dampak Kebijakan
Kebijakan Moon Jae In memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat Korea Selatan dan hubungan internasional. Upaya damai dan diplomatiknya terhadap Korea Utara telah meningkatkan stabilitas di Semenanjung Korea dan mengurangi risiko konflik. Program “New Deal” berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru, meskipun kesenjangan ekonomi masih menjadi isu yang perlu ditangani.
Kebijakan pro-buruh dan hak asasi manusia telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat demokrasi di Korea Selatan.
Di kancah internasional, Moon Jae In telah memainkan peran penting dalam membangun hubungan yang lebih erat dengan negara-negara di Asia Tenggara dan Eropa. Ia juga telah menunjukkan komitmennya terhadap kerja sama internasional dalam mengatasi isu-isu global seperti perubahan iklim dan pandemi COVID-19.
Tabel Pencapaian dan Tantangan
Kategori | Pencapaian | Tantangan |
---|---|---|
Politik | Pertemuan bersejarah dengan Kim Jong Un, Deklarasi Panmunjom, peningkatan hubungan antar-Korea | Ketegangan di Semenanjung Korea, kegagalan dalam denuklirisasi |
Ekonomi | Program “New Deal”, pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja | Kesenjangan ekonomi, isu perumahan, pendidikan, dan kesehatan |
Sosial | Kebijakan pro-buruh, hak asasi manusia, kesetaraan gender | Kesenjangan sosial, isu diskriminasi |
Hubungan Internasional | Hubungan yang lebih erat dengan negara-negara di Asia Tenggara dan Eropa, komitmen terhadap kerja sama internasional | Kritik atas kebijakan luar negeri, hubungan dengan Amerika Serikat |
Warisan Moon Jae In
Presiden Moon Jae In meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah Korea Selatan. Masa jabatannya diwarnai dengan sejumlah kebijakan penting yang membentuk lanskap politik dan sosial negara tersebut. Dari upaya perdamaian dengan Korea Utara hingga reformasi ekonomi, warisan Moon Jae In terus menjadi bahan diskusi dan analisis hingga saat ini.
Pemulihan Hubungan Antar-Korea
Salah satu warisan paling signifikan Moon Jae In adalah upayanya dalam membangun kembali hubungan dengan Korea Utara. Ia berhasil menjembatani perbedaan ideologi dan politik, membuka dialog dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan bahkan mengadakan pertemuan puncak bersejarah di tahun 2018.
Meskipun upaya perdamaian ini belum sepenuhnya membuahkan hasil, Moon Jae In berhasil meletakkan dasar bagi dialog dan kerjasama antar-Korea, yang sebelumnya terhenti selama bertahun-tahun.
Reformasi Politik dan Sosial
Moon Jae In juga dikenal dengan komitmennya dalam mendorong reformasi politik dan sosial. Ia memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan, mendorong partisipasi publik dalam pengambilan keputusan, dan memperkuat hak-hak perempuan dan minoritas. Reformasi ini bertujuan untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan demokratis, di mana semua warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Kebijakan Ekonomi dan Keadilan Sosial
Dalam bidang ekonomi, Moon Jae In fokus pada pertumbuhan inklusif dan keadilan sosial. Ia memperkenalkan kebijakan untuk meningkatkan upah minimum, memperkuat jaring pengaman sosial, dan mendorong investasi dalam bidang teknologi dan inovasi. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Hubungan Luar Negeri yang Lebih Kuat
Di kancah internasional, Moon Jae In berhasil memperkuat hubungan Korea Selatan dengan negara-negara lain. Ia membangun kemitraan strategis dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik, serta menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara berkembang. Kebijakan luar negeri Moon Jae In didasarkan pada prinsip-prinsip multilateralism dan kerjasama internasional.
Tantangan yang Diwariskan
Meskipun meninggalkan sejumlah pencapaian penting, Moon Jae In juga mewariskan sejumlah tantangan bagi pemimpin selanjutnya. Salah satunya adalah isu hubungan dengan Korea Utara, yang masih belum mencapai titik temu. Selain itu, Korea Selatan masih menghadapi tantangan dalam hal kesenjangan ekonomi, perubahan iklim, dan keamanan regional.