Eh, gengs, ada berita heboh yang bikin warganet heboh! Jadi, si Mbak Rara, pawang hujan yang sempat bikin gempar di MotoGP Mandalika, muncul lagi nih di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Banda Aceh. Denger-denger, aksi dia kali ini bener-bener viral dan jadi perbincangan panas di media sosial. Yuk, kita kupas tuntas apa yang sebenarnya terjadi!
Mbak Rara di Lhong Raya: Apa yang Terjadi?
Jadi ceritanya, sebuah video singkat berdurasi 27 detik yang diunggah di media sosial menunjukkan sosok perempuan yang diduga kuat Mbak Rara sedang melakukan ritual di pinggir stadion. Dalam video tersebut, dia tampak memegang dupa dan menadahkan kepala ke langit sambil berjalan di sekitar stadion. Beberapa pekerja di stadion juga terlihat mengikuti dia dari belakang, sementara yang lain cuma jadi penonton setia dari pinggir lapangan.
Komentar Netizen: Ada yang Pro, Ada yang Kontra
Tentunya, video ini langsung jadi perbincangan hangat di jagat maya. Ada yang menilai ini sebagai bagian dari tradisi yang sah, tapi nggak sedikit juga yang menganggap aksi Mbak Rara ini merusak nilai-nilai lokal dan agama di Aceh. Beberapa komentar di Instagram mengekspresikan kekhawatiran mereka dengan menulis, “Merusak syariat di Aceh” dan “Ini kan kesyirikan”. Wah, panas nih!
Siapa Sih Mbak Rara dan Apa Motifnya?
Buat yang belum tau, Mbak Rara atau Rara Istiati Wulandari ini sebelumnya terkenal setelah aksinya di MotoGP Mandalika tahun 2022 lalu. Waktu itu, dia dilibatkan untuk “mengatur cuaca” biar balapan MotoGP nggak terganggu hujan. Dengan kemampuan pawang hujan yang katanya didukung oleh doa dan ritual, dia jadi perhatian publik dan bahkan direkomendasikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Sekarang, munculnya Mbak Rara di Banda Aceh jadi pertanyaan besar: siapa yang mengundang dia? Belum ada klarifikasi resmi dari Panitia Besar (PB) PON Wilayah Aceh tentang hal ini, jadi misterinya masih belum terpecahkan!
Kehadiran Mbak Rara di stadion ini menimbulkan banyak spekulasi dan reaksi dari berbagai pihak. Apakah ini bagian dari upaya untuk memastikan acara berlangsung lancar, atau hanya sebuah ritual tradisional yang terus dijaga? Yang jelas, ini memancing banyak perhatian dan perdebatan di kalangan warganet.
Jadi, gimana menurut kalian? Apakah kalian setuju dengan aksi pawang hujan seperti Mbak Rara ini, atau kalian punya pendapat lain?
