Warung-warung PKL yang jadi tempat nongkrong asik di sepanjang Jalan Raya Puncak, Bogor, dibongkar sama Satpol PP. Banyak netizen yang setuju banget sama tindakan ini.
Semua bangunan liar dan warung PKL di Jalan Raya Puncak, Bogor, yang jadi tempat makan dan nongkrong dibongkar sama Satpol PP. Kejadian ini viral di medsos setelah videonya dibagikan di berbagai akun.
“Pemkab Bogor lagi tertibin kawasan Puncak dari bangunan liar. Tapi, pedagang kaki lima pada ngelawan karena nggak mau direlokasi,” tulis akun Instagram @mood.jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
“Padahal Pemkab Bogor udah siapin toko di rest area Puncak buat PKL yang dipindahin biar kawasan Puncak jadi bersih dan asri lagi,” lanjut postingan itu.
“Kondisi warung-warung kopi di Puncak, Bogor, setelah ditertibkan pemerintah buat direlokasi,” tulis akun Instagram @penamasmedia, Selasa, 25 Juni 2024.
“Kalian pernah ngopi di sini nggak?” tulis keterangan di akun Instagram @penamasmedia, Senin.
Di unggahan itu, kelihatan warung PKL di Puncak udah dibongkar. Video juga menunjukkan harga makanan dan minuman di warung pinggir jalan yang dianggap mahal banget.
Ada Pop Mie seharga Rp25 ribu, Nasi Goreng Rp55 ribu, Sop/Soto Rp70 ribu, Kopi Hitam Rp35 ribu, dan Teh Manis Rp25 ribu.
Harga Mahal Banget
Unggahan tentang pembongkaran ini ramai komentar dari netizen. Banyak yang setuju, bahkan ada yang bilang ini azab karena harga yang nggak masuk akal.
“Ngalamin beli nasgor 5 sama teh anget Rp400 ribu, serem bgt Puncak,” komentar seorang netizen.
“Mau sedih tapi inget indomie sama teh manis Rp70 ribu 🥺,” tulis yang lain.
“Azab jualan nyari untung berlebihan…,” sahut yang lain.
“Salah sendiri jualannya mahal,” kata netizen lainnya.
“Bagus deh dirubah, harganya nggak kira-kira cuma Pop Mie 4 sama jagung bakar 3 abis Rp300 ribu 😓🤣😂,” komentar lainnya.
“Pantesan orang kampungku katanya punya warung di Puncak, rumahnya mewah banget anaknya pada sarjana semua,” ujar netizen.
“Pernah ngalamin beli Indomie yang isi 2 sama es teh manis 1 abis Rp50 ribu ketambah parkirnya Rp30 ribu,” ungkap yang lain.
“Setuju bongkarin semua, daripada jualannya harganya nggak wajar,” imbuh netizen lain.
Perlawanan PKL
“Semoga kita bisa nikmati Puncak yang indah dan alami lagi, dan semoga pemilik warung bisa menerima dan Allah ganti rezekinya yang lebih baik, Aamiin,” timpal netizen lainnya.
Namun, upaya penertiban ini nggak mulus. PKL melawan dengan bakar ban dan sisa material bangunan, bahkan lempar sampah ke jalan pada Senin.
Pantauan tim News Gendis.id sekitar pukul 11.00 WIB di tiga titik lokasi, yaitu Gunung Mas, Riung Gunung, dan Masjid Atta’Awun. Api berkobar karena bakar ban dan material bangunan. Sampah pedagang berserakan di jalan.
Bau menyengat sampai pengendara harus tutup hidung. Aksi ini diduga sengaja buat hambat lalu lintas. Alasan pedagang nggak mau direlokasi ke Rest Area Gunung Mas karena sepi pengunjung. Selain itu, ukuran kios kecil banget, rata-rata 2×3 meter.
Relokasi ke Gunung Mas
Kepala Satpol PP Kabupaten Bogor, Cecep Iman Nagarasit, menyayangkan penolakan ini. Katanya, para pedagang sendiri yang minta tempat relokasi sebelum ditertibkan.
“Setelah tempat relokasi disiapkan di Rest Area Gunung Mas, mereka tetap ngambil kunci kios dan nggak mau bongkar lapak di pinggir jalan. Ini ironis,” kata Cecep.
Sesuai arahan pimpinan dan Perda tentang bangunan liar di Puncak, penertiban tetap dilaksanakan. “Ratusan PKL yang terdata sebelumnya harus pindah ke Rest Area Gunung Mas,” ucapnya.
Menurut Kepala Bidang Ketertiban Umum Satpol PP Kabupaten Bogor, Rhama Kodara, penertiban PKL dibagi dua tahap. Tahap pertama dari simpang Taman Safari Indonesia sampai Naringgul.
“Total ada 501 PKL yang harus direlokasi. Tapi hari ini ada 331 bangunan liar yang kami bongkar. Sisanya nunggu pelimpahan dari DPKPP Kabupaten Bogor yaitu dari Naringgul sampai perbatasan Cianjur,” katanya.
