Friday, November 22, 2024

Krisis Populasi Akibat Resesi Seks di Korea Selatan, Jumlah Klinik Anak Menurun Drastis di Korea Selatan

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Efek resesi seks di Korea Selatan makin ngeri. Hal ini berdampak terjadinya krisis populasi penduduk di Korea Selatan.

Ketua Asosiasi Dokter Anak Korea Selatan, Dr. Lim Hyun-taek, baru-baru ini mengungkapkan kesulitan dalam membuka klinik anak di tengah krisis populasi.

Untuk menjaga klinik tetap beroperasi, hampir mustahil untuk memenuhi target 80 pasien per hari.

Jumlah kelahiran di Korea Selatan mencapai rekor terendah pada tahun 2022, yaitu 0,78 dibandingkan dengan angka sebelumnya 0,81.

BACA JUGA: Kontroversi Childfree dan Dampaknya terhadap Masyarakat dan Kesehatan

Angka ini jauh dari angka ideal pertumbuhan populasi penduduk di negara maju, yaitu 2,1.

Setelah beberapa sekolah dasar ditutup, banyak klinik anak juga terpaksa harus tutup.

Data dari Health Insurance Review and Assessment Service menunjukkan bahwa tahun lalu saja, di tahun 2022, jumlah klinik anak di Seoul berkurang lebih dari 50 tempat.

Pada tahun 2017, terdapat 521 klinik anak di Korea Selatan. Namun, jumlah ini berkurang menjadi 456 klinik pada tahun 2022.

“Klinik anak sulit untuk tetap beroperasi,” jelas Dr. Lim Hyun-taek seperti yang dikutip dari The Straits Times.

BACA JUGA: Tampil Menarik dengan Gaya Fashion Korea, Inspirasi untuk Pria yang Diminati oleh Wanita

Selain menghadapi tingkat kelahiran yang sangat rendah akibat resesi seks di Korea Selatan, klinik juga menghadapi kebijakan pemerintah yang membekukan biaya konsultasi dokter selama lebih dari 30 tahun.

“Dibandingkan dengan departemen kedokteran lainnya, biaya konsultasi dokter anak hanya mencakup biaya janji temu saja, tanpa biaya tambahan lainnya yang ditanggung oleh asuransi kesehatan,” ujar Dr. Lim.

Di Korea Selatan, biaya konsultasi dokter anak hanya sekitar 5 persen dari biaya yang diterapkan di Amerika Serikat. Bahkan biaya ini jauh lebih murah dibandingkan dengan negara-negara seperti Kamboja dan China.

Tren penurunan jumlah klinik juga terlihat di beberapa departemen lainnya, meskipun tidak signifikan.

Misalnya, klinik radiologi mengalami penurunan sebesar 2,4 persen dari tahun 2017 hingga 2022.

TRENDING: Tips Praktis untuk Tubuh Wangi Tanpa Parfum, Mengatasi Bau Badan dengan Cara Alami

Sementara itu, jumlah klinik psikiatri, anestesiologi, dan bedah kardiotoraks mengalami peningkatan.

Jumlah klinik psikiatri meningkat sebesar 76,8 persen dari 302 menjadi 534 selama periode yang sama.

Diikuti oleh peningkatan jumlah klinik anestesiologi sebesar 41,2 persen dan klinik bedah kardiotoraks sebesar 37,5 persen.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Siapa Dokter JA? Ini Dokter yang Adukan Perselingkuhan Istrinya dengan Eks Dandim Makassar, Sedang Diteror

Gengs, ada kabar heboh yang lagi viral! Siapa Dokter JA? Ini Dokter yang Adukan Perselingkuhan Istrinya dengan Eks Dandim...

More Articles Like This

Favorite Post