PT Kereta Api Indonesia (Persero) belum bisa fix nentuin penyebab insiden krusial antara KRL Commuter Line Bandung Raya dan Kereta Api Turangga di Cicalengka, Jumat (5/1).
Dirut PT KAI, Didiek Hartantyo bilang, kita masih on the way nge-cek bareng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Kementerian Perhubungan buat ngelacak akar permasalahan dari kejadian tragis itu.
“Kami sedang melakukan investigasi bersama-sama KNKT,” di lokasi kejadian, Cicalengka, Jumat (5/1).
Didiek juga blak-blakan bilang belom bisa ngebales info palsu yang numpang lewat di seputaran insiden itu. Katanya, PT KAI kudu stay cool dulu, nunggu hasil siasat dari pihak terkait.
“Kita bakal selidiki bareng, enggak ada yang investigasi sendiri-sendiri, tapi ada KNKT dan Ditjen Perkeretaapian yang bakal ngecek gimana kejadiannya. Semua datanya lengkap,” tambahnya.
Sementara itu, tim dari KNKT udah meluncur ke lapangan buat nyelidikin kronologi insiden maut ini. Proses investigasi katanya bakal berlanjut sampe Senin (8/1).
Bosnya KNKT, Soerjanto Tjahjono, jelasin kalo tim investigasi mereka terdiri dari empat orang yang dipimpin oleh Gusnaedi Rachmanas. Ada juga Aditya W.S Yudishtira dan Yogi Arisandi yang jadi tim, ditambah Agus Marson yang jadi tenaga ahli.
“Kita lagi ngumpulin data dan info, termasuk keterangan para saksi, sambil nunggu hasil investigasi dari para detektif di lapangan,” jelasnya lewat pernyataan tertulis.
“Kita bakal nge-analisis sepenuhnya semua faktor yang ikut andil dalam kecelakaan ini, juga bakal koordinasi sama beberapa pihak terkait,” tambahnya.
Insiden nahas antara Kereta Api Turangga dan KRL Commuter Line Bandung Raya itu terjadi di Cicalengka, Jumat (5/1) jam 06.03 WIB. Tabrakan itu spot on di lintas Cicalengka-Haurpugur KM 181+700 di Kecamatan Cikuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung atau tepatnya 800 meter sebelum sinyal masuk Stasiun Cicalengka.
Insiden tragis itu nyebabin empat orang meninggal dunia dan 44 lainnya kena luka. Salah satu korban yang gugur adalah masinis.
Berdasarkan data Polda Jabar, keempat korban yang meninggal itu adalah:
- masinis KA KRD Lokal Padalarang Cicalengka bernama Julian Dwi Setiono
- asisten masinis KA KRD Lokal Padalarang – Cicalengka bernama Ponisan
- pramugara KA Turangga bernama Andrian
- pegawai PAM bernama Enjang Yudi
KRONOLOGI TABRAKAN KERETA
Jadi gini nih, ceritanya Jumat (05/01) kemarin, KRL Commuter Line Bandung Raya lagi asik-asiknya ngelewatin Stasiun Haurpugur, tujuannya mau nyampe di Stasiun Cicalengka. Di sisi lain, Kereta Api Turangga udah melesat dari Stasiun Garut dan lagi on the way ke Stasiun Bandung.
Si Ayep Hanapi, juru bicara Daop 2 Bandung, cerita nih, dua kereta keren ini nyusruk di area antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka jam 06.03 WIB. Kecelakaan ini terjadi di jalur satu doang, loh.
Dalam aturan main di jalur Haurpugur-Cicalengka, cuma satu kereta yang boleh ngebut di jalur ini. Ayep bilang, jalur itu diberi prioritas buat kereta jarak jauh, jadi kereta lokal kudu berhenti dulu di stasiun dan nungguin sampai jalur kosong.
“Kereta lokal itu harus nunggu di stasiun, baru setelah jalurnya aman, boleh deh melanjutkan perjalanan,” kata Ayep.
“Ini intinya, buat jalur Cicalengka-Haurpugur, cuma boleh ada satu kereta api di satu petak jalan,” tambahnya.
Sistem lalu lintas di jalur ini dikendalikan sama seorang pemimpin perjalanan kereta api (PPKA).
Tapi, sampai sekarang, PT KAI ngaku belum bisa beberin penyebab tabrakan antara KA Turangga dan KRL Commuter Line Bandung Raya.
“Untuk tau pasti, kita tunggu hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNTK),” kata Ayep Hanapi.
