Makin Panas! Lirik Lagu Bayar Bayar Bayar dari Sukatani Trending Lagi Setelah Dihapus

Yo, sobat-sobat semua! Ada cerita seru nih dari skena musik punk Tanah Air. Band punk asal Purbalingga, Sukatani, baru aja bikin geger jagat maya gara-gara lagu mereka yang viral banget, “Bayar Bayar Bayar.” Tapi, tiba-tiba mereka malah muncul dengan video permintaan maaf buat Kapolri dan langsung tarik lagunya dari semua platform! Wah, ada apa nih?

Viralnya Lagu “Bayar Bayar Bayar” dan Kejutannya

Lagu “Bayar Bayar Bayar” ini jadi anthem baru anak muda yang kritis sama keadaan. Liriknya nyentil soal banyaknya bayaran yang harus dikeluarkan ke aparat buat berbagai urusan.

Dari urusan SIM, tilang, sampai hal-hal yang lebih berat kayak kasus hukum—semua kena sindiran tajam lewat lagu ini.

Nggak butuh waktu lama, lagu ini langsung viral di berbagai platform, dari TikTok sampai X (Twitter).

Banyak yang ngerasa lagu ini ngegambarin realita, makanya jadi makin kenceng didukung. Sayangnya, nggak semua pihak senang dengan lagu ini.

Lirik Lagu Bayar Bayar Bayar – Sukatani
Mau bikin SIM bayar polisi
Ketilang di jalan bayar polisi

Touring motor gede bayar polisi

Angkot mau ngetem bayar polisi

Aduh aduh ku tak punya uang

Untuk bisa bayar polisi

Mau bikin gigs bayar polisi

Lapor barang hilang bayar polisi

Masuk ke penjara bayar polisi

Keluar penjara bayar polisi

Aduh aduh ku tak punya uang

Untuk bisa bayar polisi

Mau korupsi bayar polisi

Mau gusur rumah bayar polisi

Mau babat hutan bayar polisi

Mau jadi polisi bayar polisi

Aduh aduh ku tak punya uang

Untuk bisa bayar polisi

Tiba-tiba Minta Maaf?

Mendadak, Sukatani muncul di Instagram tanpa topeng yang selama ini jadi ciri khas mereka.

Dalam video tersebut, dua personelnya, Alectroguy (Muhammad Syifa Al-Lutfi) dan Twister Angel (Novi Citra Indriyati), menyampaikan permintaan maaf mereka kepada Kapolri dan Institusi Polri.

Mereka juga mengumumkan bahwa lagu “Bayar Bayar Bayar” resmi ditarik dari semua platform.

Menurut Al, lagu ini sebenarnya ditujukan untuk oknum, bukan seluruh institusi Polri. Tapi karena kontroversi yang makin panas, mereka memutuskan buat cabut lagu tersebut.

Sukatani: Band Punk dengan Identitas Kuat

Buat yang belum kenal, Sukatani adalah duo punk asal Purbalingga yang terbentuk tahun 2022.

Mereka unik banget karena selalu tampil pakai topeng dan sering bagi-bagi sayuran ke penonton sebagai bentuk dukungan ke petani.

Band ini makin naik daun setelah tampil di festival-festival besar kayak Synchronize dan Pestapora.

Lagu “Bayar Bayar Bayar” sendiri adalah bagian dari album debut mereka, “Gelap Gempita,” yang rilis tahun 2023.

Dan lagu ini sukses banget di kalangan anak muda karena liriknya yang tajam dan penuh kritik sosial.

Dukungan dari Musisi dan Warganet

Begitu kabar permintaan maaf ini muncul, banyak musisi dan warganet yang langsung nyuarain dukungan buat Sukatani.

Tagar #KamiBersamaSukatani langsung trending di X. Musisi-musisi besar kayak Fikriawan dari .Feast, Baskara Hindia, sampai The Brandals ikut buka suara.

“Sukatani tetaplah bernyanyi. 1312!” tulis Fikriawan.

“Nggak usah ditarik lagunya, gas terus!!!” kata Stevi Item.

#IndonesiaGelap: Sensor dan Intimidasi?

Banyak yang curiga kalau permintaan maaf ini terjadi bukan karena keinginan Sukatani sendiri, tapi ada tekanan dari pihak tertentu.

Apalagi, ini terjadi di tengah gelombang protes dan demo yang lagi rame di Indonesia.

Beberapa netizen bahkan menganggap ini sebagai bukti bahwa kebebasan berekspresi makin terancam di negara ini.

“Hari ini Sukatani dipaksa klarifikasi. Ini jelas pembungkaman karya seni di negara yang katanya demokrasi. #IndonesiaGelap,” tulis salah satu pengguna X.

“Blunder banget aparat yang mengintimidasi Sukatani. Justru makin memperkuat posisi mereka dan lagunya. Mari kita viralkan #KamiBersamaSukatani!” tambah akun The Brandals.

Kasus Sukatani ini jadi refleksi penting buat dunia musik dan kebebasan berekspresi di Indonesia. Apakah kita masih bisa berkarya tanpa takut ditekan? Apakah suara kritis masih punya tempat di negeri ini?

Satu hal yang pasti, Sukatani udah membuktikan kalau musik bisa jadi senjata kuat buat menyuarakan realita.

Gimana menurut lo? Apakah Sukatani harus tetep nyanyi atau ini emang jalan terbaik buat mereka?