Dalam menjalin hubungan ternyata tidak selamanya muncul perasaan bahagia dan cinta.
Terkadang rasa jenuh hingga mati rasa juga datang menghantui para lelaki ataupun wanita.
Mati rasa dalam istilah psikologi adalah emotional numbness, adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan emosional cinta pada pasangannya.
Banyak faktor penyebab yang bisa membuat seseorang mengalami mati rasa dalam hubungan.
Mati rasa bukan hanya istilah yang digunakan dalam konteks kesehatan, tetapi juga sering digunakan dalam hubungan.
Istilah ini menggambarkan keadaan di mana seseorang kehilangan perasaan cinta terhadap pasangannya.
Mati rasa dalam hubungan tidak sama dengan rasa bosan, tetapi lebih mengarah pada kehilangan rasa cinta.
Menurut Susan Winter, seorang pakar hubungan dari New York, jika komunikasi antara pasangan hanya terjadi seperlunya saja.
Plus Anda tidak memperhatikan apa yang dikatakan pasangan Anda, maka secara mental, Anda sudah kehilangan ketertarikan dalam hubungan Anda.
Emotional numbness, atau mati rasa emosional, merupakan istilah yang dikenal dalam hal ini.
Hal ini terjadi ketika seseorang tidak bisa merasakan, mengekspresikan, atau mengidentifikasi emosi mereka sendiri.
Perasaan mati rasa juga dapat berupa perasaan putus asa dan hampa, baik secara fisik maupun emosional.
Selain itu, ada juga istilah anhedonia yang menggambarkan kehilangan minat seseorang terhadap kegiatan yang menyenangkan atau hal-hal yang mereka sukai.
Misalnya, jika Anda dulunya senang berolahraga tetapi sekarang tidak bisa melakukannya lagi, itu merupakan bentuk anhedonia.
Dalam konteks hubungan, mati rasa terhadap pasangan juga dikenal sebagai Emotional Detachment.
Ini adalah ketidakmampuan atau ketidakmauan seseorang untuk terhubung secara emosional dengan orang lain.
Emotional detachment dalam hubungan dapat menyebabkan masalah komunikasi dan hubungan, sulit merasakan dan mengungkapkan empati, serta kesulitan dalam mengatur emosi.
Perasaan mati rasa terhadap pasangan tidak datang begitu saja, ada beberapa penyebab yang mendasarinya :
1. Menghindari Konflik
Terkadang seseorang kehilangan rasa cinta pada pasangannya karena mereka menghindari konflik.
Mereka lebih memilih untuk menekan perasaan mereka karena takut menimbulkan konflik.
Hal ini dapat menyebabkan frustasi, kebencian, dan sakit hati menumpuk dalam diri mereka dan akhirnya menghancurkan perasaan cinta mereka.
2. Realitas Kehidupan
Kehidupan sehari-hari yang sibuk dan kesulitan membagi waktu dengan baik dapat membuat seseorang mati rasa terhadap pasangan.
Pasangan akan merasa tidak percaya lagi dan hal ini juga akan memperburuk situasi, terutama dalam hubungan pernikahan.
Ketidakpercayaan ini akan memunculkan pikiran negatif yang mudah menghilangkan perasaan cinta terhadap pasangan.
3. Tidak Memenuhi Kebutuhan Sebagai Pasangan
Ketertarikan dalam sebuah hubungan seringkali didasarkan pada sifat-sifat pasangan.
Namun, seiring berjalannya waktu, pasangan mungkin menunjukkan sifat-sifat lain yang tidak menarik bagi mereka, dan ini dapat menyebabkan ketidakpuasan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk membahas kebutuhan masing-masing dalam hubungan.
Bertanyalah satu sama lain apa yang membuat Anda merasa dicintai dan diinginkan, serta sifat-sifat apa yang dapat ditoleransi atau tidak.
4. Sering Bertengkar
Beberapa pasangan terjebak dalam siklus bertengkar dan saling mengendalikan.
Mereka sering kali terlibat dalam pertengkaran, berteriak, atau mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, bahkan hingga kekerasan fisik.
5. Kurangnya Komunikasi
Komunikasi yang baik dengan pasangan sangat penting untuk menjaga hubungan tetap baik.
Komunikasi adalah tentang mendengarkan dan memahami perasaan satu sama lain.
Jika komunikasi dalam hubungan tidak efektif dan tidak ada saling pengertian, hal ini juga akan berdampak pada perasaan cinta terhadap pasangan.
