Pacaran toxic adalah suatu jenis hubungan percintaan yang membuat seseorang merasa tidak aman baik secara fisik maupun mental.
Hubungan semacam ini juga memiliki efek negatif yang beragam bagi pasangan.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang terjebak dalam hubungan yang toxic.
Ada banyak alasan mengapa mereka tetap mempertahankan hubungan tersebut, salah satunya adalah karena masih cinta.
Penting untuk diketahui bahwa toxic relationship tidak hanya terjadi antara dua orang dengan masalah kepribadian.
Dalam banyak kasus, hubungan semacam ini melibatkan orang-orang toxic yang berusaha mengendalikan pasangannya.
Beberapa dari mereka sangat pandai menyembunyikan perilaku mereka di awal hubungan dengan menggunakan metode love bombing.
Tidak mengherankan jika banyak yang terpikat dan kemudian terlanjur terjebak dalam toxic relationship.
Berikut adalah lima jenis toxic people yang sebaiknya tidak dijadikan pasangan.
- The Charmer
Pada fase awal hubungan, pasangan dengan tipe The Charmer akan membuat kita merasa seperti tokoh utama dalam sebuah film romantis.
Mereka akan memberikan perhatian penuh, memuji kita secara berlebihan, dan menciptakan rasa aman palsu dengan mengatakan bahwa perasaan mereka sungguh tulus.
Niat mereka sebenarnya adalah membuat kita merasa “berhutang” kepada mereka karena sikap baik mereka.
Akibatnya, kita merasa terjebak dan merasa bersalah ketika ingin memprioritaskan diri sendiri karena merasa bertanggung jawab pada pasangan yang toxic ini.
- The Bully
Toxic people dengan tipe ini mencoba mengintimidasi pasangannya, walaupun perilakunya tidak selalu berupa kekerasan fisik.
Mereka cenderung melakukan tindakan pasif-agresif seperti merajuk, memberikan silent treatment, atau mengabaikan telepon kita.
The Bully merasa memiliki hak untuk menghukum kita, dan mereka bertindak dengan cara yang membalas dendam.
Akibatnya, kita akan terus mempertanyakan kesalahan diri sendiri atau khawatir tentang sikap pasangan yang terus-menerus.
- The Mindmixer
Orang dengan tipe ini memanipulasi pikiran pasangannya sehingga sulit bagi kita untuk memahami kenyataan yang sebenarnya.
Mereka melakukan gaslighting, mencari-cari kesalahan dalam tindakan atau penampilan kita, menghina, dan berusaha menyangkal perilaku buruk mereka sendiri.
Dengan perlahan-lahan, ini mengikis kepercayaan diri yang mereka tanamkan pada kita, mengurangi rasa percaya diri kita, dan membuat kita meragukan pemikiran serta penilaian diri sendiri.
Pada akhirnya, kita mungkin percaya bahwa semua kesalahan terjadi karena perbuatan kita sendiri, termasuk perilaku pasangan yang bermasalah.
- The Taker
Orang dengan tipe ini memiliki niat dan melakukan pemaksaan agar kita masuk ke dalam situasi yang tidak nyaman.
Tekanan ini bisa dilakukan dengan cara halus maupun secara terang-terangan, termasuk meminta kita mengabaikan keinginan kita sendiri.
Kita juga bisa dimanipulasi sehingga melakukan hal-hal yang hanya menguntungkan mereka.
Perilaku beracun ini dapat membuat kita merasa rendah diri, malu, dan terputus dari diri sendiri dan orang lain.
- The Keeper
Pasangan dengan tipe ini bertujuan untuk membuat kita bergantung pada mereka sehingga mereka dapat dengan mudah mengendalikan kita.
Biasanya, mereka melakukannya di awal hubungan ketika kita cenderung ingin menghabiskan banyak waktu bersama pasangan dan mengabaikan teman, keluarga, dan pekerjaan.
The Keeper akan berusaha menghabiskan semua waktu kita, termasuk dengan mengirim pesan tanpa henti dan marah jika tidak segera mendapatkan respons.
Mereka juga tidak ragu untuk meminta foto lokasi kita, kata sandi media sosial, atau melakukan tindakan posesif lainnya.
Pacaran toxic adalah suatu hubungan yang tidak sehat karena dapat merusak mental dan fisik, jadi hindari segera pasangan yang toxic seperti diatas ya!