Membaca Injil Katolik setiap hari memberikan manfaat rohani dan bimbingan hidup.
Injil menguatkan iman, mendidik tentang ajaran Gereja, dan memberikan petunjuk moral.
Selain itu, membaca Injil membangun kedekatan dengan Tuhan, memberikan inspirasi menghadapi tantangan hidup, dan menjadi dasar doa serta meditasi.
Sebagai sumber penghiburan, Injil memandu kehidupan dengan pesan kasih dan harapan.
Membaca Injil adalah langkah praktis untuk memperkaya spiritualitas dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan Tuhan setiap hari.
Teman-teman terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Rabu, 27 Desember 2023.
Rabu 27 Desember 2023 merupakan Hari Rabu Dalam Oktaf Natal, Pesta Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak susunan lengkap Bacaan Injil Katolik hari ini, tanggal 27 Desember 2023:
Bacaan Pertama 1 Yohanes 1:1-4
“Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu.”
Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami.
Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 97:1-2.5-6.11-12
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.
Bacaan Injil Yohanes 20:2-8
“Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.”
Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus.
Ia berkata kepada mereka, “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur.
Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu.
Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu,
tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Hari Ini
Saudara-saudari yang terkasih dalam kasih Kristus, pada Renungan Harian Rabu, 27 Desember 2023, kita bersama-sama membenahi perjalanan rohani kita melalui bacaan Injil Yohanes 20:2-8. Dalam rangkaian kata-kata ilahi ini, terungkap kisah tentang “murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.”
Santo Yohanes, penulis Injil yang penuh kasih, memberikan kesaksian yang menggetarkan tentang Yesus Kristus yang bangkit dan memberikan jaminan akan hidup kekal. Yohanes, murid yang dikasihi oleh Sang Guru, merinci dengan penuh kehangatan apa yang telah dialaminya bersama Yesus (bdk. 1Yoh 1:1).
Ketulusan hati Yohanes tercermin dalam kesaksiannya, yang ia sampaikan dengan keyakinan atas apa yang didengar, dilihat, rasakan, dan raba selama perjalanan hidupnya bersama Yesus, hingga saat kebangkitan-Nya.
Ruang kata-kata Yohanes ditujukan kepada seluruh saudara dan saudari yang mendambakan persatuan dengan Allah Sang Bapa dan Putra. Bagi Yohanes, menulis tentang kebenaran Kristus adalah panggilan yang tak terelakkan, karena hal itu tidak hanya menambah sukacitanya sebagai saksi Kristus, tetapi juga menjadi berkat bagi banyak yang membacanya (Yoh. 1:4).
Kisah kelahiran Yesus Kristus, sebagai Terang yang bersinar di tengah gelapnya dunia, dipaparkan dengan indah dalam Injil Yohanes: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia” (Yoh. 1:4). Yesus adalah Terang yang membimbing setiap jiwa kepada kehidupan yang benar, berbuah, dan berpersekutuan dengan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Yohanes, dengan penuh kasih, membawa kita melewati penderitaan, kematian, dan kebangkitan sebagai jalan pembuka keselamatan bagi orang beriman. Melihat makam Yesus yang kosong, Yohanes menyadari bahwa Anak Manusia akan menderita, namun setelah hari ketiga, Dia akan bangkit, dan kekuasaan kematian tidak akan menguasainya lagi.
Kesaksian Yohanes menegaskan iman kepada kebangkitan Yesus sebagai jaminan hidup kekal. Ia mengajak kita untuk menjadi saksi tentang Yesus dalam kehidupan sehari-hari, sehingga iman kita dapat menarik hati banyak yang percaya kepada-Nya.
Menurut tradisi, St. Yohanes mengalami berbagai penderitaan, bahkan hampir mati dimasukkan ke dalam panci berisi minyak mendidih, namun dengan ajaibnya ia selamat. Arti mendalam Injil Yohanes, yang tidak begitu terang dalam Injil lainnya, diakui dalam seni biblika dengan gambarnya yang sering dihubungkan dengan burung rajawali, simbol dari pemahaman akan ketinggian misteri pribadi Yesus (lihat bab pertama Injil).
Dengan turunnya Roh Kudus, para rasul diberi keberanian baru. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh dalam Nama Yesus.
St. Yohanes, yang hidup hampir seabad lamanya, tidak mati sebagai martir, namun ia melewati kehidupan penuh penderitaan sambil mewartakan Injil dan menjadi Uskup Efesus. Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, ketika ia tidak lagi dapat berkhotbah, para muridnya membawanya kepada jemaat Kristiani dengan pesan yang sederhana, “Anak-anakku, kasihilah seorang akan yang lain.”
Cerita yang menggambarkan St. Yohanes ketika sudah tua mengajak orang percaya untuk saling mengasihi adalah pesan yang lugas namun penuh kebijaksanaan. Tema kasih tersebut juga menjadi pusat dalam Injil Yohanes (Yoh. 3:16-17; 13:34-35; 15:17).
Mari kita merenungkan tema mendalam ini, membiarkan cahaya kasih Kristus menerangi hati kita. Semoga Tuhan memperdalam dan mencerahkan kita dalam kasih-Nya, sehingga kita dapat saling mengasihi sebagaimana Kristus telah mengasihi kita.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Penyayang, dalam kebersyukuran dan kerendahan hati kami, kami datang di hadapan-Mu untuk merenungkan rahasia Sabda-Mu yang telah Engkau ungkapkan melalui Rasul Santo Yohanes.
Kami bersujud di hadapan-Mu, memohon agar Engkau membuka mata hati kami sehingga kami dapat memahami dengan baik setiap firman yang telah Dia sampaikan kepada kami dengan gemilang.
Dengan tulus dan penuh kehormatan, kami mengangkat doa ini melalui pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu yang hidup dan berkuasa, yang senantiasa bersatu dengan-Mu dalam keagungan Roh Kudus, Allah yang kekal sepanjang segala masa. Semoga setiap kata yang terucap menjadi ungkapan hati kami yang rendah dan penuh keyakinan.
Amin.