Mari, kita sambut Teks Misa Hari Raya Natal 2023 pada hari Senin, 25 Desember 2023. Siapkan hati dan suasana yang hikmat agaar suasana jadi lebih khusyuk.
Parto (P) berkata: “Penolong kita ialah Tuhan,”
Umat (U) menjawab: “Yang menjadikan langit dan bumi.”
Lalu, mari kita nyanyi lagu pembuka.
01. TANDA SALIB DAN SALAM
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini adalah Hari Raya Natal. Inilah hari kelahiran Juruselamat kita. Bacaan pertama menggambarkan kegembiraan karena penyelamatan yang dilakukan oleh Tuhan. Semua diundang untuk bergembira dan berbahagia.
Inilah juga kegembiraan yang kita alami di hari ini. Kita bergembira karena kita merayakan kelahiran Penyelamat kita.
Bacaan kedua mengatakan kepada kita, alasan mengapa kita mesti bergembira. Kita gembira karena berita tentang kedatangan Juruselamat ini sudah diberitakan berulangkali kepada para nabi. Kini, kita telah mengalaminya sendiri.
Sedangkan dalam bacaan Injil kita akan mendengarkan pembukaan dari Injil Yohanes. Pada mulanya adalah Firman dan kini Firman itu menjadi manusia. Ia datang dan tinggal di antara kita, agar daripada-Nya kita bisa memperoleh berbagai karunia yang menghantar kita kepada keselamatan.
Baiklah di hadapan bayi mungil yang lahir di hari ini, kita tunjukkan kegembiraan kita dan kita berikan rasa hormat kita dengan berdoa dan berterima kasih atas kerelaan-Nya menyapa dan hidup di tengah kita semua yang hina. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Di hadapan Tuhan yang mahamulia dan yang hadir di tengah kita, kita akui dosa-dosa kita dan memohonkan pengampunan, agar hati kita menjadi layak menerima kelahiran-Nya dalam diri kita.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu, saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : [Dengan tangan terkatup] Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia,kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Allah yang mahakuasa, kami sudah disinari oleh Terang yang baru. Dialah Sabda-Mu yang menjadi manusia. Semoga terang-Nya, yang bersinar dalam hati kami karena iman, bersinar juga dalam tindakan kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah,
sepanjang segala masa.
U : Amin
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Tuhan bersabda, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku hadir di tengah-tengah mereka.” Percaya akan Sabda ini, maka marilah kita hening sejenak dan menyadari kehadiran Tuhan di tengah kita, serta mendengarkan Sabda-Nya dalam bacaan-bacaan berikut. [Bacaan dibacakan dari Alkitab]
07. BACAAN PERTAMA (Yes. 52:7-10)
L : Bacaan dari Kitab Yesaya Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja! Dengarlah suara orangorang yang mengawal engkau: mereka bersamasama bersorak-sorai. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana TUHAN kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersamasama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab TUHAN telah menghibur umat-Nya, telah menebus Yerusalem. TUHAN telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita. Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren
Hari ini cahaya turun atas kita, sebab Tuhan lahir bagi kita.
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. (Refren)
Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya
di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel. (Refren)
Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah! (Refren)
Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!
(Refren)
09. BACAAN KEDUA (Ibr. 1:1-6)
L : Bacaan dari Surat kepada umat Ibrani Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, lama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?” dan “Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?” Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.” Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Luk. 2:14)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Kemuliaan bagi Allah di tempa yang mahatinggi,* dan damai sejahtera di bumi, bagi orang yang
berkenan kepada-Nya.
U : Alleluia
11. INJIL (Yoh. 1:1-18)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersamasama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN
Pada perayaan siang di hari raya Natal ini, kita mendengarkan bacaan dari pembukaan Injil Yohanes. Kita tentu bertanya-tanya, mengapa teks ini yang diambil dan mengapa bukan teks tentang kelahiran Yesus? Teks tentang kelahiran Yesus dibacakan pada perayaan fajar.
Setelah fajar dan siang, kita pun membacakan teks ini yang berkonsentrasi pada dua hal yaitu Sabda yang menjadi daging dan Terang sejati kepada keselamatan.
Pertama, Sabda yang menjadi daging. Pada mulanya adalah Sabda dan Sabda itu adalah Allah. Kemudian Sabda itu menjadi daging dan tinggal di antara kita, agar kita pun dapat menerima rahmat demi rahmat yang menyelamatkan kita. Dalam Sabda yang menjadi daging ini, kita bisa mengalami secara langsung dengan indra kita kebaikan Allah yang amat mencintai kita. Dahulu, Sabda yang menuntun kepada keselamatan itu diwartakan melalui para nabi. Para nabi pun menjadi suara yang menggemakan lagi Sabda Tuhan, persis yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Kita hanya mendengarkan Sabda itu melalui suara orang lain. Kini, Sabda itu hadir di tengah kita. Kita tidak hanya lagi mendengarkan suara-Nya dalam bahasa yang kita mengerti tetapi juga melihat bagaimana seharusnya hidup yang baik. Itulah sebabnya, Pemazmur berkata, “Sabda-Mu Tuhan adalah pelita bagi kakiku, terang bagi jalanku” (Mzm 119:105). Semoga kita diteguhkan untuk semakin rajin menemukan Sabda-Nya dalam Kitab Suci dan menghidupinya dalam hidup kita setiap hari.
Kedua, Terang sejati yang menuntun kepada kebenaran. Yesus adalah Terang yang bercahaya di dalam kegelapan dunia. Ketika seseorang berada dalam kegelapan, ia tidak tahu mau berjalan ke arah mana. Selain bisa tersesat, ia pun bisa mendapatkan bahaya karena ia tidak mengetahui adanya jurang atau bahaya yang mengancamnya. Namun, ketika ada penerangan, ia pun bisa menemukan jalan yang benar dan menghindarkan diri dari kebinasaan.
Yesus adalah Terang sejati, yang menghalau kegelapan dosa dan menuntunnya kepada keselamatan. Dia bukan saja lahir ke dalam dunia, tetapi juga lahir di dalam hati kita. Ketika kita merasa susah dan putus asa, Yesus lahir sebagai sosok yang lemah dan tak berdaya, namun memberikan sinar yang mengarahkan kita kepada jalan yang benar.
Peristiwa iman ini terjadi karena cinta kasihNya pada manusia, untuk membebaskan kita dari kematian akibat dosa dan mengangkat kembali martabat kita sebagai orang-orang yang diselamatkan.
Inilah kabar sukacita yang kita rayakan dengan meriah dan penuh rasa syukur saat Natal.
Pada saat yang sama, refleksi Yohanes Penginjil mengajak kita untuk juga berinkarnasi, masuk ke dalam pengalaman nyata kehidupan sehari-hari.
Di tengah situasi dunia kita yang dipenuhi dengan berbagai informasi, kita pun berhadapan dengan situasi yang tidak enak, yang mencemaskan dan kadangkala membingungkan. Kita juga berhadapan dengan berbagai informasi yang salah dan menyesatkan di dalam media-media sosial, yang membuat kita marah.
Ada baiknya, di tengah Sang Terang sejati ini, kita baharui hati kita untuk selalu berusaha menemukan kebenaran sehingga kita sendiri menemukan Terang yang menuntun kita dan sesama kita kepada keselamatan.
Seperti Tuhan Yesus yang hadir membawa pembaruan, keselamatan dan pengharapan bagi manusia, demikian pula kita melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti berusaha mencari tahu mana informasi yang benar, dan tidak turut menyebarkan berita palsu dan tidak perlu memperumitkan situasi. Hal ini sebagai ungkapan aktif dalam iman akan Allah dan menjadi perpanjangan Tuhan bagi diri sendiri dan sesama dalam menghadapi aneka persoalan dan tantangan hidup.
13. HENING SEJENAK
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, Tuhan tinggal di antara kita, dan kita adalah anak-anak-Nya. Dengan keyakinan iman ini, marilah kita berdoa kepada Bapa di Surga.
P : Bagi Gereja yang kudus. Semoga Gereja tetap setia mewartakan Sang Sabda yang telah menjadi manusia demi keselamatan semua orang dan mendorong terciptanya persaudaraan di antara sesama manusia. Marilah kita mohon…
P : Bagi masyarakat. Kita mohonkan juga agar di tengah masyarakat kita tercipta kerukunan dan kesejahteraan sejati. Semoga masyarakat terhindar dari malapetaka akibat perselisihan, penyakit, dan berbagai bencana alam. Marilah kita mohon…
P : Bagi orang yang menderita. Semoga kelahiran Yesus Kristus memberikan kekuatan bagi mereka yang menderita, dan pengharapan bagi yang putus asa. Semoga belas kasih Allah mendorong kita untuk semakin solider dengan sesama. Marilah kita mohon…
P : Bagi kita yang hadir di sini. Semoga di hari raya Natal ini, kita bisa saling memaafkan dan menerima satu sama lain, agar terciptalah kedamaian di dalam hati kita dan di dalam hati sesama kita.
Marilah kita mohon…
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang mahabaik, demikianlah doa-doa permohonan kami. Dengarkanlah dan kabulkanlah, demi jasa Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
16. KOLEKTE
17. DOA PUJIAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari terkasih, Yesus Kristus, Sang Juru selamat, telah lahir. Dialah Allah yang menjadi manusia. Di tengah malam sunyi terpancarlah cahaya dan bersinarlah semarak ilahi di dunia. Maka bersama para malaikat dan para gembala di padang, marilah kita bergembira, dan memuliakan Allah dengan berseru (menyanyikan): Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
P : Ya Allah yang mahakuasa, Bapa yang setia dan murah hati. Para perayaan malam Natal ini secara khusus kami hendak memuji Engkau, sebab Yesus Kristus telah lahir di dunia dan rela menjadi manusia. Maka kami berseru:
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
P : Ia rela menanggalkan kemuliaan surgawi yang dimiliki-Nya, untuk menjadi manusia, sama seperti kami. Ia lahir sebagai manusia dan menjadi Saudara kami. Dalam Dia, kami Engkau angkat menjadi putra-putri-Mu yang terkasih. Maka kami berseru:
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
P : Dia telah Engkau utus membuka bagi kami jalan menuju kebahagiaan kekal. Melalui Dia, Engkau membawa damai dan sejahtera kepada kami dan kepada seluruh dunia. Maka kami berseru:
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
P : Melalui dan di dalam Dia, Engkau mengunjungi dan hadir senantiasa dalam hidup kami. Dia memanggil dan menghimpun kami menjadi Gereja, tanda kehadiran-Mu yang menyelamatkan dunia. Maka kami berseru:
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
P : Oleh sebab itu, ya Allah Bapa kami, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagiMu sambil bernyanyi/berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur seperti Gloria in Excelsis Deo]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
18. KOMUNI
Selesai Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
19. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
20. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
21. MENDARASKAN PUJIAN DANIEL (T.Dan. 3:62-72)
P : Marilah kita memuji Tuhan yang rela menjadi manusia untuk menunjukkan kita jalan kepada keselamatan. Kita menjawab: Nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selamalamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai segala angin,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dianselama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai kedinginan dan pembekuan,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai embun dan salju yang membadai,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai es dan kedinginan,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai embun beku dan salju,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai siang dan malam,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Pujilah Tuhan, hai cahaya dan kegelapan,
U : nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
U : seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin
22. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari terkasih, betapa besar anugerah Allah yang kita terima melalui peristiwa Natal. Sungguh menakjubkan tindakan Allah yang kita rayakan pada hari ini. Kini, Ia tinggal di antara kita, agar kita juga menjadi pewarta Sabda bagi sesama, pembawa cahaya bagi sesama, dan peneladan cinta kasih bagi sesama.
23. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa, Allah Bapa yang maharahim, Sang Penyelamat dunia yang lahir hari ini, telah membuka pintu
keselamatan bagi kami semua. Perkenankanlah kami mengimani Putra-Mu dan teguhkanlah kami agar kami menjadi manusia yang hidup dalam terang cahaya-Mu. Demi Kristus, Dialah Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
24. MOHON BERKAT TUHAN DAN PENGUTUSAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan. [hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
25. LAGU PENUTUP