Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 22 April 2025.
Kalender Liturgi hari Selasa 22 April 2025 merupakan HARI SELASA DLM OKTAF PASKAH, Santo Soter dan Kayus, Paus dan Martir, Santo Teodoros, Pengaku Iman, Santo Yosef Moscati, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 22 April 2025:
Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 2:36-41
“Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dirimu dibaptis dalam nama Yesus.”
Pada hari Pentakosta, berkatalah Petrus kepada orang-orang Yahudi, “Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.”
Ketika mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?”
Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi semua orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.”
Dan dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.”
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 33:4-5.18-19.20.22
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bait Pengantar Injil Mzm 118:24
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Bacaan Injil Yohanes 20:11-18
“Aku telah melihat Tuhan, dan Dialah yang mengatakan hal-hal itu kepadaku.”
Setelah makam Yesus kedapatan kosong, maka Maria Magdalena, berdiri dekat kubur dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka, “Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?
Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka bahwa orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepada-Nya, “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.”
Kata Yesus kepada-Nya, “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, “Rabuni!” artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa.
Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allahku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 22 April 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Dalam hidup, kita semua pernah mengalami kehilangan. Ada yang kehilangan orang tercinta, pekerjaan, harapan, bahkan kadang—kita merasa kehilangan arah. Seperti Maria Magdalena dalam Injil hari ini—ia berdiri di dekat kubur sambil menangis. Perasaan kosong, bingung, dan tak tahu harus berbuat apa, itu sangat nyata. Barangkali kita juga pernah berdiri “di kubur” hidup kita sendiri, menangisi hal-hal yang telah hilang dari kita.
Tapi perhatikan baik-baik, di tengah tangis dan kekeliruan Maria, Tuhan hadir. Ia datang bukan dengan gemuruh atau kemegahan, tapi dengan memanggil namanya, “Maria!”
Dan tiba-tiba, dunia Maria berubah. Yang tadinya hanya melihat taman kosong, kini melihat Sang Guru Hidup. Hatinya yang penuh duka, mendadak penuh pengharapan.
Tuhan tidak datang kepada Maria dengan penjelasan panjang lebar. Ia datang dengan kelembutan. Ia memanggil. Ia hadir.
Dan dalam perjumpaan pribadi itulah Maria mengenal Dia. Itulah pengalaman iman sejati—bukan soal tahu banyak, tapi soal merasa disapa secara pribadi.
Sementara itu, dalam Bacaan Pertama, kita melihat bagaimana khotbah Petrus menyentuh hati banyak orang. “Apa yang harus kami perbuat?” tanya mereka. Sebuah pertanyaan yang lahir dari hati yang tergerak, tersentuh, dan tersadar. Dan jawaban Petrus begitu tegas namun penuh harapan: “Bertobatlah.”
Saudara-saudari terkasih, bertobat itu bukan cuma soal merasa bersalah. Tapi soal memutuskan untuk kembali.
Kembali kepada siapa? Kembali kepada Dia yang memanggil kita dengan nama, seperti Maria. Kembali kepada Allah yang tak pernah berhenti menanti, sekalipun kita sudah terlalu lama menangis di kubur hidup kita sendiri.
Mungkin hari-hari ini kita juga sedang “menangis.” Ada luka, kecewa, kebingungan, rasa putus asa. Tapi Injil hari ini mau bilang: Tuhan tidak jauh. Ia berdiri di belakang kita. Ia tahu nama kita. Ia memanggil.
Dan seperti Maria, kita diajak untuk bangkit dari kubur kita, lalu pergi dan mewartakan: “Aku telah melihat Tuhan!”
Apa artinya melihat Tuhan?
Artinya kita sadar bahwa dalam segala hal yang terjadi—dalam suka, duka, kehilangan, bahkan kegagalan—Tuhan tetap hadir. Kita bukan hanya percaya kepada kebangkitan, tetapi kita mengalami perjumpaan dengan yang bangkit. Dan itulah yang memberi makna hidup.
Jadi, hari ini, mari kita izinkan Tuhan menyapa kita secara pribadi.
Mari kita berdiam sejenak, biarkan suara-Nya yang lembut memanggil kita… mungkin bukan dengan kata-kata, tapi melalui kejadian-kejadian, melalui orang-orang, bahkan lewat air mata yang jatuh pelan-pelan di pipi.
Dan ketika kita mendengar-Nya, semoga kita bisa berkata seperti Maria, “Rabuni!”—Guru, Penuntun, Harapanku.
Dan seperti orang-orang yang mendengarkan Petrus, mari juga kita bertanya dengan jujur:
“Tuhan, apa yang harus aku perbuat?”
Lalu dengan keberanian, kita menjawabnya dalam tindakan nyata:
- Memaafkan yang sulit dimaafkan.
- Bangkit dari keputusasaan.
- Menghentikan kebiasaan yang merusak.
- Kembali kepada Tuhan dalam doa dan hidup yang benar.
Karena pertobatan sejati selalu dimulai dari perjumpaan pribadi. Dan setiap perjumpaan dengan Tuhan pasti membawa hidup yang baru.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, saat aku lelah, bimbang, dan merasa kehilangan arah, panggillah namaku seperti Engkau memanggil Maria. Tuntun aku untuk bangkit, bertobat, dan percaya bahwa Engkau selalu hadir, menguatkan, dan membimbingku dalam setiap langkah hidupku. Amin.