Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 17 April 2025.
Kalender Liturgi hari Kamis 17 April 2025 merupakan HARI KAMIS DALAM PEKAN SUCI / KAMIS PUTIH, MISA PERJAMUAN MALAM TUHAN, Santo Anisetus, Paus dan Martir, Santa Klara Gambacorta OP, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 17 April 2025:
Bacaan Pertama Keluaran 12:1-8.11-14
“Aturan perjamuan Paska.”
Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun.
Katakanlah kepada segenap jemaat Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.
Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela dan berumur satu tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kamu kurung sampai tanggal empat belas bulan ini.
Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah, tempat orang-orang makan anak domba itu.
Pada malam itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit. Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu.
Hendaknya kamu memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman.
Akulah Tuhan. Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kamu tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu.
Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 116:12-13.15-16bc.17-18
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Bacaan Kedua 1 Korintus 11:23-26
“Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan.”
Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan, mengambil roti, dan setelah mengucap syukur atasnya, Ia memecah-mecahkan roti itu seraya berkata, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!”
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Yohanes 13:34
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Bacaan Injil Yohanes 13:1-15
“Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.”
Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.
Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya.
Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.”
Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.”
Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.
Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya.
Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Kamis 17 April 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Selamat malam, selamat Hari Kamis Putih. Kita berkumpul malam ini bukan hanya untuk mengenang Perjamuan Terakhir Yesus bersama para murid-Nya. Malam ini kita ikut masuk dalam keintiman hati-Nya, dalam cinta yang begitu besar, cinta yang “mengasihi sampai saat terakhir.” Ini bukan hanya sebuah perayaan—ini adalah panggilan.
Mari kita lihat tiga bacaan hari ini. Masing-masing seperti bagian dari satu mozaik besar, yang kalau kita susun bersama, memberi kita gambaran utuh tentang kasih Allah yang luar biasa.
1. Dari Keluaran – Anak Domba dan Darah Keselamatan
Bacaan pertama membawa kita ke Mesir, ke malam yang menentukan. Malam di mana darah anak domba menjadi tanda penyelamatan, tanda bahwa umat Allah tidak akan kena tulah. Mereka harus makan dengan siap sedia, dengan kaki berkasut, pinggang berikat, tongkat di tangan.
Kenapa? Karena keselamatan bukan untuk dinikmati diam-diam, tetapi untuk disambut dengan kesiapan, dengan perjalanan, dengan keberanian meninggalkan zona nyaman.
Kadang kita juga seperti itu, bukan? Kita ingin Tuhan menolong, menyelamatkan, tetapi kita tetap duduk di zona nyaman kita. Bacaan ini menantang kita: apakah aku sudah siap berjalan dalam iman? Atau aku masih ingin Tuhan menyelamatkan tanpa aku bergerak?
Dan darah anak domba itu, saudara-saudari, malam ini berjumpa dengan Darah Anak Domba sejati – Yesus sendiri, yang memberikan tubuh dan darah-Nya demi kita.
2. Dari Surat Paulus – Tubuh yang Dipecah, Cawan yang Diminum
St. Paulus mengingatkan kita: “Setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan.”
Ekaristi bukan hanya kenangan. Ini adalah perjumpaan. Setiap kali kita ikut misa, kita tidak hanya “datang” ke gereja. Kita duduk di meja yang sama dengan Yesus. Dia hadir, bukan simbol, bukan dongeng—tapi sungguh hadir. Tubuh dan Darah-Nya diberikan. Untuk siapa? Untuk kita.
Dan kalau kita sungguh percaya bahwa Dia hadir dalam Ekaristi, seharusnya hidup kita juga berubah. Kita menjadi pribadi yang bisa dibagi, yang tidak menyimpan hidup untuk diri sendiri, tetapi dibagikan untuk orang lain, sama seperti Kristus membagikan diri-Nya.
3. Dari Injil Yohanes – Membasuh Kaki: Kasih yang Merendahkan Diri
Dan akhirnya, bacaan Injil. Kita lihat satu tindakan yang sederhana namun mengguncang: Yesus, Tuhan dan Guru, membasuh kaki para murid-Nya.
Bayangkan. Yang Ilahi berlutut di depan manusia. Yang Kudus memegang kaki yang kotor dan berdebu. Yang Mahakuasa menjadi pelayan. Mengapa? Karena kasih itu harus diwujudkan, tidak cukup hanya dikatakan.
Yesus tidak sedang membuat pertunjukan. Dia sedang memberi teladan: “Kalau Aku, Tuhan dan Gurumu, melakukan ini, kamu pun harus saling melayani.”
Malam ini, Yesus tidak hanya ingin kita mengenang-Nya, tapi meniru-Nya. Pertanyaannya untuk kita malam ini:
- Siapa yang kakinya perlu kubasuh?
- Siapa di rumah, di pekerjaan, di komunitas, yang aku enggan layani karena gengsi, karena kecewa, karena luka hati?
Membasuh kaki berarti merendahkan hati. Membasuh kaki berarti membuka tangan untuk berdamai, untuk memaafkan, untuk memahami. Dan itu tidak selalu mudah. Tapi itu mungkin, karena Kristus sudah melakukannya lebih dahulu kepada kita.
Malam ini adalah malam cinta yang nyata. Bukan cinta di kartu ucapan. Tapi cinta yang berdarah, cinta yang berlutut, cinta yang memberi tubuh dan nyawa.
Maka saudara-saudari, ketika kita menerima Komuni malam ini, mari kita ingat:
- Aku menerima Tubuh dan Darah yang membebaskan.
- Aku dipanggil untuk keluar dari hidup yang egois.
- Aku dipanggil untuk menjadi roti yang dipecah bagi sesama.
- Aku dipanggil untuk berlutut di depan orang lain, dan mencintai mereka sampai akhir.
Mari kita mohon: “Tuhan, ajari aku untuk mencintai seperti Engkau. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, tapi sungguh-sungguh.”
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku mencintai dengan rendah hati, melayani tanpa pamrih, dan membagikan hidupku bagi sesama. Jadikan hatiku seperti hati-Mu: lembut, setia, dan penuh kasih. Semoga Ekaristi yang kuterima mengubahku menjadi roti yang hidup bagi dunia. Amin.