Wednesday, April 16, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Rabu 16 April 2025 Lengkap Renungan Harian, HARI RABU DALAM PEKAN SUCI

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 16 April 2025.

Kalender Liturgi hari Rabu 16 April 2025 merupakan HARI RABU DALAM PEKAN SUCI, Santa Bernadetha Soubirous, Pengaku Iman, Santo Paternus, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 16 April 2025:

Bacaan Pertama Yesaya 50:4-9a

“Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi.”

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku.

Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku aku tidak akan mendapat malu.

Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 69:8-10.21-22.31.33-34

Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.

1. Karena Engkaulah ya Tuhan, aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.

2. Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belaskasihan, tetapi sia-sia, dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.

3. Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur; Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Salam, ya Raja kami, hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Bacaan Injil Matius 26:14-25

“Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!”

Sekali peristiwa, pergilah seorang dari keduabelas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, “Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?

Jawab Yesus, “Pergilah ke kota, kepada Si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: Waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahMulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.”

Lalu murid-murid melakukan seperti apa yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama dengan keduabelas murid itu.

Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, “Bukan aku, ya Tuhan?”

Yesus menjawab, “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!

Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!” Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya, “Engkau telah mengatakannya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Rabu 16 April 2025

Renungan Homili Rabu Pekan Suci
(Bacaan: Yesaya 50:4-9a; Matius 26:14-25)

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita diajak untuk menyelami dua kisah yang sangat kontras: satu tentang kesetiaan dan keteguhan hati, dan yang satu lagi—penuh pengkhianatan yang diam-diam tumbuh di dalam persekutuan.

Dalam Bacaan Pertama, Nabi Yesaya melukiskan gambaran seorang hamba Tuhan yang penuh ketabahan. “Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku… Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi.” Ini bukan hanya kisah tentang penderitaan fisik, tapi lebih dari itu: ini adalah ekspresi dari hati yang taat dan terbuka pada kehendak Allah. Bukan karena tidak takut, tetapi karena tahu bahwa Allah menyertainya.

Kalimat ini sungguh menyentuh hati: “Tuhan Allah menolong aku; maka aku tidak mendapat noda. Aku meneguhkan hatiku seperti gunung batu.”

Bukankah sering kali kita juga berada dalam posisi seperti itu? Kita lelah, diperlakukan tidak adil, atau merasa sendiri dalam perjuangan. Tapi nabi memberi kita teladan: dengarkan Tuhan setiap pagi, dan bersandarlah pada kekuatan-Nya. Dunia bisa meludahi kita dengan hinaan, tapi Tuhan tidak pernah berpaling dari kita.

Lalu, Injil hari ini membawa kita ke meja perjamuan. Tempat yang seharusnya penuh sukacita dan kehangatan, justru menjadi tempat terungkapnya sebuah luka: pengkhianatan.

Yudas, yang telah berjalan bersama Yesus, mendengarkan-Nya, melihat mukjizat-Nya, justru memilih untuk menjual Gurunya demi tiga puluh keping perak. Dan lihatlah, ia bahkan masih bisa duduk bersama, menyatu dalam perjamuan, dan dengan datar berkata: “Bukan aku, ya Rabi?”

Kadang kita berpikir, “Aku nggak seperti Yudas.” Tapi mari kita jujur di hadapan hati kita masing-masing. Bukankah kita pun pernah atau mungkin sering mengkhianati Yesus dalam bentuk-bentuk kecil?

  • Ketika kita tahu yang benar, tapi memilih diam demi kenyamanan.
  • Ketika kita lebih memilih menyenangkan manusia daripada Tuhan.
  • Ketika iman kita disisihkan demi gengsi, jabatan, atau keuntungan sesaat.

Dan yang paling menyedihkan, seperti Yudas, kita bisa berpura-pura di hadapan Tuhan… bahwa semuanya baik-baik saja.

Namun, renungan hari ini bukan hanya soal kesedihan dan pengkhianatan. Ini adalah ajakan untuk melihat lebih dalam ke dalam hati kita sendiri. Untuk bertanya:
“Tuhan, di bagian mana aku mulai menjauh dari-Mu, meski mulutku masih memanggil-Mu ‘Tuhan’?”

Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan-Nya. Tapi Ia tetap mencintai. Ia tetap mengundang Yudas ke meja makan. Ini pengingat indah bahwa Tuhan tidak buru-buru menghakimi kita. Ia memberi waktu, memberi ruang, dan kesempatan untuk bertobat.

Saudara-saudari,
Di hari-hari Pekan Suci ini, mari kita menjadi seperti Hamba Tuhan dalam Yesaya yang terus mendengarkan suara Allah setiap pagi. Jangan biarkan suara dunia, kesibukan, atau luka-luka lama membuat kita tuli terhadap panggilan-Nya.

Dan jika hari ini kita menyadari bahwa kita telah menjadi seperti Yudas, jangan tunggu nanti. Kembalilah. Bukalah hati. Karena Yesus selalu duduk di meja yang sama, dengan tangan terbuka, masih mau makan bersama kita.

Tuhan, teguhkan hati kami seperti gunung batu. Biar kami tidak hanya ikut Engkau di saat senang, tapi juga tetap setia saat jalan menjadi berat. Dan bila kami jatuh, mampukan kami untuk kembali dan tidak malu memohon: “Ampunilah aku, Tuhan…”

Amin.

Doa Penutup

Tuhan, ajarilah aku setia walau sulit, jujur walau menyakitkan, dan kuat saat dikhianati. Bukalah telingaku untuk mendengar-Mu setiap pagi, dan hatiku untuk kembali saat aku jatuh. Jangan biarkan aku berpura-pura, tapi hidup sungguh di hadapan-Mu. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Link Nonton Drakor The Divorce Insurance Episode 6 Tayang Jam Segini, Cek Spoiler Serunya

Yo, gengs! Buat lo yang udah gak sabar nungguin kelanjutan drakor paling relate tahun ini, The Divorce Insurance, episode...

More Articles Like This

Favorite Post