Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 14 April 2025.
Kalender Liturgi hari Senin 14 April 2025 merupakan HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI, Santo Tiburtius, Valerianus dan Maximus, Martir, Santa Lidwina, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 14 April 2025:
Bacaan Pertama Yesaya 42:1-7
“Ia tidak berteriak atau memperdengarkan suaranya di jalan.”
Beginilah firman Tuhan, “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suaranya, atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.”
Beginilah firman Allah, Tuhan, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang menghuninya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya, “Aku, Tuhan, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan.
Aku telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 27:1.2.3.13-14
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Ketika penjahat-penjahat menyerang untuk memangsa aku, maka lawan dan musuh itu sendirilah yang tergelincir dan jatuh.
3. Sekali pun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekali pun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Salam, ya Raja kami. Hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.
Bacaan Injil Yohanes 12:1-11
“Biarkanlah Dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.”
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang Ia bangkitkan dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia. Marta melayani, dan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak itu semerbak memenuhi seluruh rumah.
Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar, dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?”
Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
Maka kata Yesus, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.”
Banyak orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania. Maka mereka datang, bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dialah banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 14 April 2025
Renungan Homili – Senin Pekan Suci
(Yesaya 42:1-7; Yohanes 12:1-11)
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita memasuki awal dari Pekan Suci, masa yang penuh makna dan keheningan, masa yang mengajak kita untuk masuk lebih dalam ke misteri kasih Allah yang begitu besar melalui Yesus Kristus. Bacaan-bacaan hari ini sangat menggugah—tidak dengan cara berteriak, tetapi dengan kelembutan yang justru lebih dalam menyentuh hati kita.
Dalam bacaan pertama dari Nabi Yesaya, kita melihat gambaran tentang “Hamba Tuhan”—seseorang yang tidak bersuara keras, tidak memaksa, tidak menjatuhkan, melainkan membawa pengharapan, membawa terang, dan menyembuhkan yang patah. “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.” Begitu lembutnya pribadi ini, sampai-sampai yang hampir mati pun masih dijaga nyalanya.
Dan apakah saudara-saudari tidak merasa bahwa seringkali kita adalah seperti buluh yang terkulai itu? Kita ini rapuh. Kita bisa lelah, bisa kecewa, bisa patah semangat, bisa merasa hidup ini tidak adil. Kadang kita merasa sumbu iman kita nyaris padam karena masalah tak kunjung selesai, karena doa seakan tak dijawab.
Tapi Tuhan tidak datang untuk memadamkan kita. Dia tidak datang menghakimi dengan suara mengguntur. Ia datang dengan keheningan, dengan kedekatan, seperti Yesus dalam Injil hari ini, yang hadir di rumah sahabat-sahabat-Nya, di Betania.
Lihatlah bagaimana Maria, dengan cinta yang sederhana tapi total, meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal. Tindakan itu tidak logis secara ekonomi, tapi sangat dalam secara kasih. Karena kasih memang tidak selalu harus masuk akal.
Dan di sisi lain, Yudas—yang pada dasarnya punya agenda sendiri—mengkritik dengan dalih “untuk orang miskin”. Tapi Yesus tahu isi hati. Dan Ia berkata, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.” Ini bukan tentang minyak. Ini tentang kesiapan hati untuk mencintai sampai akhir.
Saudara-saudariku, Pekan Suci ini mengajak kita untuk melakukan seperti Maria—menyatakan cinta yang sederhana tapi tulus kepada Tuhan. Tidak perlu sesuatu yang besar atau hebat. Barangkali cukup dengan menyempatkan waktu hening, memaafkan yang menyakiti, menolong dengan tulus, atau menahan lidah dari kata-kata tajam.
Dan, seperti Yesaya, Tuhan pun memanggil kita untuk menjadi terang. Mungkin bukan terang yang besar, tapi cahaya kecil di rumah, di kantor, di komunitas. Bukan dengan suara keras, tapi dengan kesetiaan. Tuhan tak mencari kita yang sempurna, tapi kita yang mau dipegang tangan-Nya dan dibentuk oleh-Nya.
Jadi, kalau hari-hari ini kamu sedang merasa letih, merasa kurang berarti, merasa sumbu hidupmu mulai padam—dengarkan suara Tuhan dalam keheningan: “Aku telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan.”
Dan seperti pemazmur berkata: “Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut?” Maka jangan takut, tetap percaya. Sebab Tuhan tidak jauh. Ia hadir di tengah rumah Betania kehidupanmu—diam-diam, tetapi penuh kasih. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajar aku mencintai-Mu dalam hal-hal kecil, dengan hati tulus seperti Maria. Kuatkan aku saat lemah, nyalakan lagi imanku yang redup. Pegang tanganku, Tuhan, agar aku setia menjadi terang-Mu di tengah dunia. Amin.