Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 12 April 2025.
Kalender Liturgi hari Sabtu 12 April 2025 merupakan Hari Sabtu Pekan V Prapaskah, Santo Yulius I, Paus, Santo Sabas dari Goth, Martir, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 12 April 2025:
Bacaan Pertama Yehezkiel 37:21-28
“Aku akan menjadikan mereka satu bangsa.”
Beginilah firman Tuhan Allah, “Sungguh, Aku akan menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi; Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka.
Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel, dan satu orang raja memerintah mereka seluruhnya; mereka tidak lagi menjadi dua bangsa dan tidak lagi terbagi menjadi dua kerajaan.
Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhala, atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan, atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa.
Aku akan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya. Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala.
Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. Mereka akan tinggal di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub, di mana nenek moyang mereka tinggal; sungguh, mereka, anak-anak mereka maupun cucu cicit mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya, dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya.
Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan melipat gandakan mereka, dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya.
Tempat kediaman-Ku pun akan ada pada mereka; Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, menguduskan Israel, pada waktu tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Kidung Tanggapan Yeremia 31:10.11-12b.13
Ref. Tuhan Allah menjaga kita seperti gembala menjaga kawanan dombanya.
1. Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya.
2. Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebaikan Tuhan.
3. Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang-orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.
Bait Pengantar Injil Yehezkiel 18:31
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Buanglah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
Bacaan Injil Yohanes 11:45-56
“Yesus akan mati untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.”
Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria, dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus terhadap Lazarus percaya kepada-Nya. Tetapi ada juga yang pergi kepada orang-orang Farisi, dan menceritakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.
Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul. Mereka berkata, “Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mukjizat.
Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya, lalu orang-orang Roma akan datang, dan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.”
Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka, “Kamu tidak tahu apa-apa! Kamu tidak insyaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa.”
Hal ini dikatakan Kayafas bukan dari dirinya sendiri. Tetapi, sebagai Imam Besar pada tahun itu, ia bernubuat bahwa Yesus akan mati untuk seluruh bangsa; bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di tengah orang-orang Yahudi. Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim.
Di situ Ia tinggal bersama murid-murid-Nya. Waktu itu hari raya Paskah orang Yaudi sudah dekat, dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu.
Mereka mencari Yesus, dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain, “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 12 April 2025
Renungan Homili Sabtu, Pekan V Prapaskah
Bacaan: Yehezkiel 37:21-28 | Yohanes 11:45-56
“Dipulihkan dan Dipersatukan: Di Tengah Pecah, Tuhan Datang Mendekap”
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini Sabda Tuhan sungguh menyentuh dan manusiawi. Karena apa yang difirmankan Allah lewat Nabi Yehezkiel dan ditegaskan kembali dalam Injil Yohanes bukan sekadar janji yang muluk-muluk, melainkan sesuatu yang sangat kita rindukan dalam hidup sehari-hari: persatuan, pemulihan, dan damai yang sejati.
Mari kita lihat kenyataan hidup kita: berapa banyak dari kita yang hidup dalam keadaan tercerai-berai?
Ada yang tercerai dari keluarganya.
Ada yang tercerai dari dirinya sendiri—hidup tapi tidak utuh.
Ada yang tercerai karena luka masa lalu, dendam yang belum reda, atau kepercayaan yang hancur.
Ada juga yang hidup dalam relasi yang dingin: di rumah, tapi terasa asing; satu komunitas, tapi tidak saling memahami.
Tuhan melihat semua itu. Dan hari ini, Ia berbicara dengan sangat jelas: “Aku akan menjadikan mereka satu bangsa… Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Ku.”
Janji Tuhan adalah janji pemulihan. Bukan hanya pemulihan secara fisik, tapi pemulihan identitas, relasi, bahkan hati yang selama ini terpecah.
Dan lihatlah Injil hari ini—Yesus tidak hanya menyembuhkan Lazarus. Ia juga menghadirkan harapan baru di tengah masyarakat yang penuh ketakutan dan kuasa politik yang manipulatif. Bahkan ketika orang-orang Farisi mulai mengatur siasat pembunuhan, Allah justru memakai situasi itu untuk menyatakan rencana keselamatan-Nya.
Apa rencana itu?
Yesus akan mati bukan hanya untuk satu bangsa, tapi untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
Termasuk kita.
Apa artinya ini buat hidup kita hari ini?
- Kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang mempersatukan, bukan memecah.
Mungkin selama ini kita terlalu mudah menghakimi, atau membiarkan relasi yang rusak terus dibiarkan. Hari ini Tuhan memanggil kita untuk menjadi pembawa damai, mulai dari keluarga sendiri. Minta maaf, membuka diri, menata ulang komunikasi, dan jangan gengsi untuk memulai kembali. - Tuhan tidak pernah lelah menjemput kita kembali.
Kadang kita merasa hidup kita terlalu rusak untuk dipulihkan. Tapi Tuhan berkata, “Aku akan mentahirkan mereka… Aku akan mengikat perjanjian damai yang kekal.”
Tuhan tidak menunggu kita sempurna. Ia datang justru saat kita sedang tercerai, dan Ia ingin membawa kita kembali ke rumah—ke dalam pelukan-Nya. - Ada harga yang dibayar untuk pemulihan itu.
Yesus tahu bahwa mempersatukan manusia tidak cukup dengan kata-kata manis. Ia sendiri harus menderita, bahkan mati. Maka jika kita juga mau mengalami damai, siap-siap juga untuk melepaskan ego, mengorbankan keinginan pribadi, atau kadang menelan rasa sakit demi kasih yang lebih besar.
Saudara-saudari,
Tuhan kita bukan Tuhan yang jauh. Ia tidak tinggal diam ketika hidup kita pecah dan hancur.
Ia datang—untuk mengumpulkan, menyatukan, dan membawa damai.
Maka dalam masa Prapaskah ini, mari kita izinkan Tuhan menyentuh sisi-sisi hidup kita yang tercerai-berai, agar kita bisa dihidupkan kembali sebagai satu umat, satu keluarga, satu hati—di dalam Dia.
Dan jika kamu merasa belum bisa sepenuhnya percaya… cukup katakan ini dalam hatimu:
“Tuhan, pulihkan aku. Satukan kembali hatiku yang tercerai. Jadikan aku milik-Mu.”
Amin.
Doa Penutup
Tuhan, pulihkanlah hatiku yang tercerai, satukan kembali relasiku yang retak, dan ajarilah aku menjadi pembawa damai. Berilah aku kekuatan untuk mengampuni, kerendahan hati untuk memulai kembali, dan iman yang teguh untuk berjalan bersama-Mu. Amin.