Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 1 April 2025.
Kalender Liturgi hari Selasa 1 April 2025 merupakan Hari Selasa Biasa IX, Pekan IV Prapaskah, Santo Hugo, Uskup dan Pujangga, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 31 Maret 2025:
Bacaan Pertama Yehezkiel 47:1-9.12
“Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup.”
Kata nabi: Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur: sebab Bait Suci juga menghadap ke timur.
Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke timur.
Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki.
Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang.
Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Sudahkah engkau lihat hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana.
Malaikat itu berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar.
Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup.
Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 46:2-3.5-6.8-9
Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub,.Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.
Bait Pengantar Injil Mzm 51:12a.14a
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.
Bacaan Injil Yohanes 5:1-3a.5-16
“Orang itu disembuhkan seketika.”
Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada lima dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.
Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, “Maukah engkau sembuh?”
Jawab orang sakit itu kepada-Nya, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”
Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka, “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.”
Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.”
Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 1 April 2025
Renungan Homili
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Hari ini, kita diajak untuk merenungkan dua gambaran yang sangat kuat dalam Kitab Suci: air yang mengalir dari Bait Suci dalam nubuat Yehezkiel dan kisah penyembuhan orang sakit di kolam Betesda dalam Injil Yohanes.
Mari kita mulai dengan bacaan pertama dari Yehezkiel. Nabi menggambarkan air yang mengalir dari Bait Suci dan semakin lama semakin dalam, hingga menjadi sungai yang memberi kehidupan ke mana pun ia mengalir. Air ini melambangkan rahmat Tuhan yang tidak terbatas, yang terus mengalir dan memberikan kehidupan baru bagi siapa saja yang menerimanya.
Saudara-saudari, bukankah kita juga sering merasakan hidup kita seperti padang gurun yang kering? Ada saat-saat ketika kita merasa lelah, kehilangan semangat, atau terjebak dalam rutinitas yang membuat kita jauh dari Tuhan. Namun, Tuhan tidak pernah membiarkan kita begitu saja. Rahmat-Nya mengalir seperti air sungai dalam nubuat Yehezkiel, memberi kesegaran dan kehidupan baru. Mungkin kita perlu bertanya pada diri sendiri: sudahkah kita membuka hati untuk menerima aliran rahmat Tuhan itu?
Kemudian, dalam Injil, Yesus berjumpa dengan seorang yang telah sakit selama 38 tahun. Orang itu terbaring di pinggir kolam Betesda, berharap suatu hari nanti ia bisa masuk ke dalam kolam ketika airnya bergoncang agar mendapatkan kesembuhan. Tetapi ia selalu gagal karena tidak ada orang yang menolongnya. Yesus datang dan bertanya kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Ini bukan sekadar pertanyaan biasa. Yesus ingin membangunkan kembali harapan dalam diri orang itu, yang mungkin sudah lama putus asa.
Yesus tidak membutuhkan air kolam Betesda untuk menyembuhkan. Ia sendiri adalah sumber kehidupan, air yang memberi kesembuhan sejati. Dengan satu perintah-Nya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah,” orang itu langsung sembuh! Ini mengajarkan kita bahwa pemulihan sejati tidak selalu datang dari cara-cara duniawi yang kita harapkan. Tuhan bisa memakai cara-Nya sendiri untuk menyentuh dan menyembuhkan kita.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, mungkin kita juga seperti orang yang sakit di kolam Betesda. Ada hal-hal dalam hidup kita yang kita perjuangkan bertahun-tahun: sakit penyakit, kelemahan pribadi, kebiasaan buruk, dosa yang terus berulang, atau luka batin yang belum sembuh. Kita merasa sudah berusaha, tetapi tidak ada perubahan. Kita menunggu sesuatu dari luar diri kita untuk menyelesaikan masalah kita. Tetapi hari ini, Yesus bertanya kepada kita masing-masing: “Maukah engkau sembuh?”
Pertanyaannya, apakah kita sungguh ingin disembuhkan? Atau, jangan-jangan kita sudah terlalu nyaman dengan kondisi kita? Kadang kita lebih memilih tetap dalam penderitaan karena takut untuk berubah. Tetapi Yesus mengajak kita untuk bangkit dan berjalan. Menerima kesembuhan dari Tuhan berarti juga mengambil tanggung jawab untuk hidup dengan lebih baik. Yesus berkata kepada orang itu, “Jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Artinya, setelah disembuhkan, kita harus hidup dalam pertobatan.
Maka, saudara-saudari sekalian, marilah kita membuka diri bagi rahmat Tuhan yang mengalir seperti sungai dalam nubuat Yehezkiel. Jangan menunggu terlalu lama di tepi “kolam” hidup kita. Tuhan Yesus ada di hadapan kita, menawarkan kesembuhan dan kehidupan baru. Yang perlu kita lakukan adalah percaya, bangkit, dan berjalan bersama-Nya.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, aku datang pada-Mu dengan hati terbuka. Sembuhkanlah luka batinku, kuatkan langkahku, dan alirkan rahmat-Mu dalam hidupku. Ajarku bangkit dari keputusasaan, berjalan dalam kasih-Mu, dan setia hidup dalam pertobatan. Amin.