Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 29 Maret 2025.
Kalender Liturgi hari Sabtu 29 Maret 2025 merupakan HARI MINGGU PRAPASKAH IV, Santo Yohanes Klimakus, Pertapa, Santa Roswita, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 29 Maret 2025:
Bacaan Pertama Yosua 5:9a.10-12
“Umat Allah memasuki tanah yang dijanjikan, dan merayakan Paskah.”
Sekali peristiwa, setelah Yosua selesai menyunatkan seluruh bangsa, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua, “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir dari padamu.”
Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho.
Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga.
Pada keesokan harinya, setelah mereka makan hasil negeri itu, manna tidak turun lagi. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 34:2-3.4-5,6-7
Refren: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
Bacaan Kedua 2Kor 5:17-21
“Allah mendamaikan kita dengan diri-Nya lewat Kristus.”
Saudara-saudara, barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang. Semuanya ini datang dari Allah yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dengan perantaraan Kristus dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya lewat Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. 5:20 Jadi kami ini utusan Kristus,
seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Lukas 15:18
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, “Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa”.
Bacaan Injil: Luk. 15:1-3.11-32
“Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali.”
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”
Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka. “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.’
Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
Setelah dihabiskan harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi.
Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, dan pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya.
Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.’
Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruing dan nyanyian tari-tarian.
Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat’.
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya,
‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.’
Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 29 Maret 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita merenungkan kasih Allah yang tanpa batas, kasih yang memulihkan, kasih yang merangkul kita meskipun kita telah jatuh dalam dosa. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk melihat kembali perjalanan hidup kita, untuk berani kembali kepada Tuhan, dan mengalami sukacita karena diampuni dan dipulihkan.
1. Perjalanan Hidup: Dari Perbudakan Menuju Kebebasan Bacaan pertama dari kitab Yosua berbicara tentang bangsa Israel yang akhirnya memasuki tanah terjanji. Mereka yang dahulu diperbudak di Mesir, kini telah tiba di negeri yang dijanjikan oleh Tuhan. Ini adalah momen pembebasan dan pemulihan. Tuhan berkata kepada Yosua, “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir dari padamu.”
Saudara-saudari, perjalanan hidup kita sering kali seperti bangsa Israel. Kita memiliki masa lalu, kita pernah jatuh, kita pernah hidup jauh dari Tuhan, tetapi kasih Tuhan selalu lebih besar dari segala kesalahan kita. Seperti bangsa Israel yang akhirnya menikmati hasil negeri Kanaan, kita pun dipanggil untuk menikmati kehidupan baru bersama Tuhan. Namun, untuk itu, kita perlu melangkah dengan iman, meninggalkan cara hidup lama, dan masuk ke dalam janji Tuhan.
2. Diperbarui dalam Kristus Dalam bacaan kedua, Santo Paulus menegaskan bahwa siapa yang ada dalam Kristus adalah ciptaan baru. “Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang.” Tuhan tidak hanya menghapus dosa kita, tetapi juga memberikan kita identitas baru dalam Kristus. Kadang kita sulit menerima bahwa Tuhan telah mengampuni kita. Kita masih terikat pada masa lalu, masih dihantui oleh kesalahan-kesalahan kita. Tetapi firman Tuhan hari ini mengundang kita untuk percaya bahwa dalam Kristus kita telah diperbarui. Bukan hanya dosa kita yang dihapus, tetapi kita dipulihkan untuk hidup dalam kasih-Nya.
3. Kasih Bapa yang Menerima Kita Apa Adanya Saudara-saudari, Injil hari ini membawa kita pada kisah yang sangat menyentuh, yaitu perumpamaan tentang anak yang hilang. Siapa di antara kita yang tidak pernah jatuh dalam kesalahan? Siapa yang tidak pernah merasa jauh dari Tuhan? Anak bungsu dalam perumpamaan ini adalah gambaran kita semua: kadang kita mengambil keputusan yang salah, kita menjauh dari Tuhan, dan akhirnya kita mengalami kehancuran.
Tetapi, kisah ini bukan hanya tentang anak yang tersesat. Kisah ini adalah tentang seorang Bapa yang selalu menantikan kita untuk kembali. Ketika anak itu menyadari dosanya dan memutuskan untuk kembali, sang Bapa sudah lebih dulu menunggunya. Bahkan, sebelum anak itu sempat meminta maaf, Bapa sudah berlari mendapatkan dia, merangkul, dan mencium dia dengan penuh kasih.
Bukankah itu juga yang Tuhan lakukan kepada kita? Berapa pun jauh kita telah melangkah pergi, Tuhan tidak pernah menutup pintu-Nya. Ia selalu menanti kita dengan tangan terbuka. Kita mungkin merasa tidak layak, kita mungkin merasa penuh dosa, tetapi bagi Tuhan, kita tetaplah anak-Nya yang dikasihi.
4. Sikap Anak Sulung: Mengampuni dan Bersukacita Namun, ada satu tokoh lain dalam kisah ini yang juga perlu kita perhatikan: anak sulung. Ia marah karena sang adik yang telah berbuat salah justru diterima dengan pesta meriah. Ini sering kali terjadi dalam hidup kita. Kita merasa sudah setia kepada Tuhan, sudah hidup dengan baik, tetapi kita sulit menerima bahwa orang yang pernah jatuh dalam dosa bisa dipulihkan dan diberkati. Kita terkadang iri, kita merasa lebih layak dibandingkan mereka yang dulu tersesat.
Tapi ingatlah, kasih Tuhan itu bukan soal siapa yang lebih pantas, melainkan soal kemurahan hati-Nya. Tuhan ingin kita belajar untuk bersukacita atas pemulihan sesama, bukan merasa lebih baik dari mereka. Jika kita mengerti betapa besar kasih Tuhan kepada kita, kita pun akan belajar untuk mengampuni dan menerima orang lain dengan sukacita.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Hari ini kita diundang untuk mengalami kasih Tuhan secara nyata. Jika kita merasa seperti anak bungsu yang telah jauh dari Tuhan, jangan ragu untuk kembali. Bapa di surga menanti dengan tangan terbuka. Jika kita merasa seperti anak sulung yang sulit menerima pemulihan orang lain, marilah belajar untuk bersukacita dan mengampuni. Tuhan ingin kita semua mengalami kebahagiaan sejati dalam kasih-Nya.
Marilah kita membuka hati untuk dipulihkan, menerima kasih Tuhan yang membebaskan, dan hidup sebagai ciptaan baru di dalam Kristus. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Kasih, aku datang sebagai anak-Mu yang rapuh. Ampuni dosaku, pulihkan hatiku, dan tuntun aku kembali ke jalan-Mu. Ajarkan aku bersukacita dalam kasih-Mu dan mengampuni sesama. Jadikan aku ciptaan baru yang setia pada-Mu. Amin.