Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 19 Maret 2025.
Kalender Liturgi hari buat Rabu 19 Maret 2025 merupakan Hari Rabu Biasa Pekan II Prapaskah, HARI RAYA St. YOSEF, SUAMI SP. MARIA, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 19 Maret 2025:
Bacaan Pertama 2 Samuel 7:4-5a.12-14a.16
“Tuhan Allah akan memberikan Dia takhta Daud bapa-Nya.”
Pada suatu malam datanglah firman Tuhan kepada Natan, “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan ia akan menjadi anak-Ku.
Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 89:2-3.4-5.27.29
Ref. Anak cucunya akan lestari untuk selama-lamanya.
Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
Engkau berkata, “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun.”
Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku”. Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh”.
Bacaan Kedua Roma 4:13.16-18.22
“Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya.”
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka.
Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham.
Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.” Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada.
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, “Begitu banyaklah nanti keturunanmu.” Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Mzm 84:5
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.
Bacaan Injil Matius 1:16.18-21.24a
“Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan.”
Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 19 Maret 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Bacaan-bacaan hari ini berbicara tentang janji Allah dan bagaimana manusia menanggapinya dengan iman. Dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, kita melihat bagaimana Allah setia pada janji-Nya, dan bagaimana orang-orang pilihan-Nya menanggapi dengan iman, meskipun mereka berada dalam situasi yang penuh ketidakpastian dan tantangan.
Dalam Bacaan Pertama, kita mendengar janji Tuhan kepada Daud melalui Nabi Natan. Tuhan berjanji bahwa keturunannya akan tetap bertahan, dan dari garis keturunannya akan datang seorang raja yang akan memerintah untuk selama-lamanya. Janji ini digenapi dalam diri Yesus Kristus. Janji Allah selalu kokoh dan tidak pernah berubah, meskipun situasi hidup kita berubah-ubah.
Saudara-saudari,
Bacaan Kedua berbicara tentang iman Abraham. Abraham disebut sebagai “bapa orang beriman” bukan karena dia sempurna, tetapi karena dia tetap percaya meskipun tidak ada dasar untuk berharap. Bayangkan seorang pria tua yang dijanjikan keturunan sebanyak bintang di langit, padahal secara manusiawi mustahil! Namun, Abraham percaya bahwa jika Allah berjanji, maka Dia pasti akan menepatinya.
Lalu, Injil hari ini mengajak kita melihat tokoh lain yang juga beriman di tengah ketidakpastian: Santo Yusuf. Ketika Yusuf mengetahui bahwa Maria mengandung, dia menghadapi dilema besar. Secara manusiawi, wajar jika dia merasa bingung, takut, dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, ketika malaikat Tuhan datang dan menyampaikan rencana Allah, Yusuf memilih untuk percaya dan taat.
Inilah iman yang sejati, saudara-saudari! Iman bukan hanya soal memahami, tetapi juga soal mempercayakan diri kepada Tuhan, bahkan ketika logika manusia berkata “tidak mungkin”. Yusuf tidak banyak berbicara dalam Kitab Suci, tetapi tindakannya menunjukkan bahwa dia adalah orang yang benar-benar mendengarkan Tuhan dan bertindak sesuai kehendak-Nya.
Saudara-saudari terkasih,
Berapa banyak dari kita yang sering kali merasa takut untuk mengambil keputusan? Kita takut akan masa depan, takut gagal, takut menghadapi situasi yang sulit dalam keluarga, pekerjaan, atau kehidupan kita sehari-hari. Namun, hari ini kita belajar dari Abraham dan Yusuf bahwa iman sejati adalah berani melangkah meskipun kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi.
Percayalah, Allah tidak pernah meninggalkan kita. Jika kita berjalan bersama-Nya, Dia akan menunjukkan jalan, memberikan kekuatan, dan menepati janji-Nya.
Marilah kita meneladani Yusuf, pria yang diam tetapi penuh iman. Mari kita jalani hidup kita dengan percaya bahwa Tuhan selalu bekerja dalam setiap peristiwa hidup kita, bahkan dalam situasi yang sulit dan penuh ketidakpastian.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang setia, ajarilah aku percaya pada rencana-Mu, seperti Abraham dan Santo Yusuf. Meskipun aku tak selalu mengerti, kuatkan hatiku untuk melangkah dengan iman. Bimbing setiap keputusan dan sertai hidupku dengan kasih-Mu. Amin.