Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 10 Maret 2025.
Kalender Liturgi hari buat Senin 10 Maret 2025 merupakan Hari Senin Biasa Pekan I Prapaskah, Santo Yohanes, Biarawan, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 10 Maret 2025:
Bacaan Pertama Imamat 19:1-2.11-18
“Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.”
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaat Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya.
Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya.
Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan;
janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.
Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.
Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 19:8,9,10,15
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan penebusku.
Bait Pengantar Injil 2 Korintus 6:2b
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!
Bacaan Injil Matius 25:31-46
“Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Dan ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya.
Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 10 Maret 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita merenungkan dua bacaan yang begitu kaya akan makna kehidupan. Dalam Bacaan Pertama dari Kitab Imamat, Tuhan menuntun kita untuk hidup dalam kekudusan, karena Dia sendiri adalah kudus. Kekudusan ini tidak hanya berarti kita harus rajin berdoa atau mengikuti aturan agama, tetapi juga bagaimana kita memperlakukan sesama. Tuhan menegaskan agar kita tidak mencuri, tidak berbohong, tidak menipu, tidak menyebarkan fitnah, dan tidak menaruh dendam. Sebaliknya, kita dipanggil untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri.
Lalu dalam Injil Matius, Yesus menegaskan bagaimana kasih sejati itu diwujudkan dalam tindakan nyata. “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum.” Kata-kata ini mengingatkan kita bahwa kasih kepada Tuhan tidak bisa dilepaskan dari kasih kepada sesama, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan.
Saudara-saudari sekalian, sering kali kita berpikir bahwa mencintai Tuhan cukup dengan berdoa dan datang ke gereja. Namun, Yesus mengajarkan bahwa kasih kepada Tuhan harus diwujudkan dalam tindakan kasih kepada sesama. Mungkin kita tidak selalu menyadari bahwa Tuhan hadir dalam diri orang-orang di sekitar kita—dalam wajah orang miskin, dalam jeritan mereka yang tertindas, dalam kesedihan mereka yang sakit atau kesepian.
Maka, mari kita bertanya pada diri sendiri:
- Sudahkah kita memberi makan kepada yang lapar, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara emosional dengan memberikan perhatian dan kepedulian?
- Sudahkah kita menjadi sahabat bagi mereka yang kesepian dan terlupakan?
- Sudahkah kita menahan diri dari menghakimi dan mulai memahami sesama dengan hati yang penuh kasih?
Sering kali kita sibuk dengan hidup kita sendiri sehingga lupa memperhatikan kebutuhan orang lain. Kita lebih mudah melihat kekurangan dan kesalahan orang lain daripada mengulurkan tangan. Padahal, Yesus berkata, “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Saudara-saudari, marilah kita menjalani hidup dengan kasih dan kebenaran. Jangan hanya menunggu kesempatan besar untuk berbuat baik. Mulailah dari yang kecil: mendengarkan orang lain dengan hati, membantu tanpa pamrih, memaafkan tanpa dendam, dan mengasihi tanpa syarat. Itulah kekudusan sejati yang Tuhan kehendaki dari kita.
Semoga firman Tuhan hari ini menggerakkan hati kita untuk semakin mencintai Tuhan dengan mencintai sesama. Dan semoga hidup kita selalu menjadi cerminan kasih-Nya di dunia ini.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, ajarilah aku mencintai-Mu dengan melayani sesamaku. Bukalah mataku untuk melihat kebutuhan mereka, tanganku untuk menolong, dan hatiku untuk mengampuni. Semoga hidupku mencerminkan kasih-Mu dalam tindakan nyata setiap hari. Amin.