Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 3 Maret 2025.
Kalender Liturgi hari buat Senin 3 Maret 2025 merupakan Hari Senin Biasa VIII, Santo Marinus, Martir, Santo Nikolo d”Albergati, Pengaku Iman, Santa Kunigunde, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 3 Maret 2025:
Bacaan Pertama Sir. 17:24-29
Namun untuk orang yang menyesalpun Tuhan membuka jalan kembali, dan orang yang kehilangan ketabahan hati dilipur oleh-Nya. Berpalinglah kepada Tuhan dan lepaskanlah dosa, berdoalah di hadapan-Nya dan berhentilah menghina.
Kembalilah kepada Yang Mahatinggi dan berpalinglah dari yang durjana, dan hendaklah sangat benci kepada kekejian. Siapa gerangan di dunia orang mati memuji Yang Mahatinggi, sebagai pengganti orang yang hidup dan yang mempersembahkan pujian?
Dari orang mati lenyaplah pujian seperti dari yang tiada sama sekali, sedangkan barangsiapa yang hidup dan sehat memuji Tuhan. Alangkah besarnya belas kasihan Tuhan serta pengampunan-Nya bagi semua yang berpaling kepada-Nya!
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 32:1-2,5,6,7
Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.
Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
Bacaan Injil: Mrk. 10:17-27
“Juallah apa yang kaumiliki, lalu ikutlah Aku!”
Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”
Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya,
lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu.
Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah.
Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” Berkatalah Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan,
ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 3 Maret 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Bacaan hari ini mengajak kita merenungkan dua hal yang sangat penting dalam kehidupan iman kita, yaitu pertobatan dan sikap hati terhadap harta duniawi.
Dalam bacaan pertama dari Kitab Putra Sirakh, kita mendengar tentang belas kasih Tuhan yang begitu besar bagi orang-orang yang bertobat. Tuhan tidak menutup pintu bagi siapa pun yang ingin kembali kepada-Nya. Justru sebaliknya, Ia membuka jalan, menuntun, dan menguatkan mereka yang menyesali dosa-dosanya. Ini menjadi penghiburan bagi kita semua, sebab sering kali kita merasa tak layak, terlalu berdosa, atau sudah terlalu jauh dari Tuhan. Tetapi Sabda Tuhan hari ini menegaskan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar daripada belas kasih Tuhan. Yang diperlukan dari kita hanyalah keberanian untuk kembali dan hati yang sungguh-sungguh bertobat.
Saudara-saudari sekalian, pertobatan sejati tidak hanya berarti merasa menyesal, tetapi juga berpaling dari dosa, meninggalkan apa yang jahat, dan mulai menjalani kehidupan baru yang berkenan kepada Tuhan. Ini menuntut kita untuk tidak hanya menghindari dosa, tetapi juga membangun kebiasaan baik, membentuk hati yang semakin dekat dengan-Nya. Jangan menunda pertobatan, sebab hidup ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan agar kita kembali kepada-Nya sebelum terlambat.
Kemudian, dalam Injil hari ini, Yesus berhadapan dengan seorang pemuda yang bertanya bagaimana memperoleh hidup yang kekal. Pemuda ini adalah orang baik. Ia taat pada hukum Taurat sejak masa mudanya. Namun, Yesus melihat ada sesuatu yang masih mengikatnya: kekayaan. Maka Yesus berkata kepadanya, “Juallah apa yang kaumiliki, lalu ikutlah Aku.” Sayangnya, pemuda itu pergi dengan sedih karena ia memiliki banyak harta.
Saudara-saudari yang terkasih, kisah ini mengajarkan kita bahwa bukan soal kita punya harta atau tidak, tetapi tentang bagaimana hati kita memandang harta itu. Harta bisa menjadi penghalang jika kita lebih mengandalkannya daripada mengandalkan Tuhan. Yesus ingin kita bebas dari keterikatan yang menghalangi kita mengikuti-Nya sepenuh hati. Bisa jadi, bagi kita bukan soal uang atau harta, tetapi mungkin keterikatan pada gengsi, ego, kebiasaan buruk, atau rasa takut kehilangan kenyamanan hidup. Apa pun itu, jika sesuatu membuat kita enggan mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati, maka kita perlu melepaskannya.
Tetapi di sisi lain, Yesus juga memberi pengharapan. Ia berkata bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah. Artinya, kalau kita merasa sulit untuk melepaskan keterikatan duniawi, kita perlu datang kepada Tuhan, memohon kekuatan dari-Nya. Jangan mengandalkan diri sendiri, tetapi biarkan Tuhan bekerja dalam hidup kita.
Maka, mari kita bertanya pada diri sendiri: Apakah ada sesuatu dalam hidup kita yang masih menghalangi kita untuk sungguh-sungguh mengikut Yesus? Adakah dosa yang masih kita pertahankan, atau ada keterikatan duniawi yang masih membuat kita enggan berserah pada Tuhan? Hari ini, Tuhan mengundang kita untuk bertobat dan membangun relasi yang lebih dalam dengan-Nya. Percayalah, ketika kita berani melepaskan keterikatan duniawi, Tuhan akan memberi kita kebahagiaan sejati dan hidup yang kekal.
Semoga Tuhan memberkati dan menuntun kita semua dalam perjalanan iman ini. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maharahim, tuntunlah aku untuk berani bertobat dan melepaskan segala yang menghalangi langkahku menuju-Mu. Ajarku berserah, mengandalkan kasih-Mu lebih dari dunia ini. Kuatkan imanku agar selalu memilih Engkau dalam setiap keputusan hidupku. Amin. 🙏