Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 24 Februari 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Senin Biasa VII, Peringatan Santo Montanus dan Lucius dkk, Martir,

Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 24 Februari 2025.

Kalender Liturgi hari buat Senin 24 Februari 2025 merupakan Hari Senin Biasa VII, Santo Montanus dan Lucius dkk, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 24 Februari 2025:

Bacaan Pertama Sirakh 6:5-17

“Sahabat yang setia, tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar.”

Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu, tetapi dari antara seribu hanya satu saja menjadi penasihatmu.

Jika engkau mau mendapat sahabat, ujilah dia dahulu, dan jangan segera percaya padanya. Sebab ada orang yang bersahabat hanya selama menguntungkan, tetapi di kala engkau mendapat kesukaran, ia tidak bertahan.

Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menistakan dikau dengan menceritakan percekcokanmu dengan dia. Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan, tetapi tidak bertahan pada hari kemalanganmu.

Pada waktu engkau sejahtera ia sehati sejiwa dengan dikau dan bergaul akrab dengan seisi rumahmu. Tetapi bila engkau mundur ia berbalik melawan dikau serta menyembunyikan diri terhadapmu.

Jauhilah para musuhmu, dan berhati-hatilah terhadap para sahabatmu. Sahabat yang setia merupakan pelindung yang kuat; yang menemukannya, menemukan suatu harta. Sahabat yang setia, tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar.

Sahabat yang setia laksana obat kehidupan; hanya orang yang takwa akan memperolehnya. Orang yang takwa memelihara persahabatan dengan lurus hati, sebab sebagaimana ia sendiri, demikianpun sahabatnya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 119:12.16.18.27.34.35

Ref. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu.

Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Ketetapan-ketetapan-Mu akan menjadi sumber sukacitaku, firman-Mu tidak akan kulupakan.

Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.

Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.

Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.

Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.

Bait Pengantar Injil PS 952

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.

Bacaan Injil Markus 9:14-29

“Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!”

Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka.

Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.

Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?”

Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa.

Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya, “Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau pun ke dalam air untuk membinasakannya.

Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus, “Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!”

Ketika melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!”

Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri.

Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Senin 24 Februari 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini, Sabda Tuhan mengajak kita merenungkan dua hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita: persahabatan sejati dan iman yang hidup. Kedua hal ini sering kali menjadi pergulatan dalam keseharian kita, karena setiap orang pasti pernah mengalami suka dan duka dalam persahabatan serta naik-turun dalam iman.

1. Persahabatan Sejati: Harta yang Tak Ternilai

Bacaan pertama dari Kitab Sirakh menegaskan bahwa sahabat sejati itu tidak ternilai harganya. Seorang sahabat yang setia adalah pelindung yang kuat, tetapi tidak semua orang yang mengaku sahabat benar-benar tulus. Ada sahabat yang hanya mendekati kita di saat senang, tetapi pergi ketika kita dalam kesulitan. Ada yang berpura-pura akrab, tetapi sebenarnya hanya mencari keuntungan.

Hal ini tentu bukan sesuatu yang asing bagi kita. Kita mungkin pernah merasa dikhianati oleh seseorang yang kita anggap sahabat. Atau mungkin, kita sendiri pernah bersikap demikian kepada orang lain. Bacaan ini mengajak kita untuk lebih bijaksana dalam memilih sahabat dan lebih setia dalam menjalin persahabatan.

Sahabat sejati adalah mereka yang tetap ada dalam suka maupun duka. Persahabatan yang sejati tidak hanya dibangun di atas kesenangan, tetapi juga di atas ketulusan dan kesetiaan. Dan Sirakh menegaskan bahwa hanya orang yang takut akan Tuhan yang akan memperoleh sahabat sejati. Artinya, persahabatan sejati bukan hanya soal kecocokan atau kesamaan, tetapi juga soal nilai hidup yang berakar dalam iman.

2. Iman yang Hidup: Percaya dalam Keraguan

Dalam Injil hari ini, kita melihat pergulatan seorang ayah yang anaknya menderita kerasukan. Ia datang kepada Yesus dengan harapan, tetapi juga dengan keraguan. “Jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami,” katanya kepada Yesus. Yesus menegaskan, “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Lalu dengan jujur, sang ayah berseru, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!”

Saudara-saudari, bukankah kita sering berada di posisi sang ayah ini? Kita ingin percaya sepenuhnya kepada Tuhan, tetapi tetap ada keraguan di dalam hati kita. Kita ingin berserah, tetapi masih takut dan gelisah. Kita berharap Tuhan menolong, tetapi kadang kita ragu apakah doa kita sungguh didengar.

Yesus tidak menolak ayah itu karena imannya belum sempurna. Sebaliknya, Yesus menolongnya karena ia berani mengakui kelemahan imannya. Ini menjadi pelajaran bagi kita: Tuhan tidak menuntut iman yang sempurna, tetapi iman yang jujur dan terus bertumbuh.

Di akhir perikop, Yesus juga mengingatkan bahwa kuasa atas roh jahat hanya dapat dilakukan dengan doa. Artinya, iman yang hidup harus selalu ditopang oleh hubungan yang erat dengan Tuhan. Doa bukan sekadar kata-kata, tetapi ungkapan ketergantungan kita kepada-Nya.

Dari bacaan hari ini, kita diajak untuk: Menjadi sahabat yang sejati dan mencari persahabatan yang didasarkan pada ketulusan serta iman kepada Tuhan. Mempunyai iman yang hidup, yaitu iman yang berani mengakui keterbatasan kita tetapi tetap bersandar pada Tuhan. Memperkuat iman kita dengan doa yang sungguh, sebab hanya dengan doa kita dapat mengalahkan berbagai tantangan dalam hidup.

Semoga kita semakin mampu menjadi sahabat yang baik bagi sesama dan semakin bertumbuh dalam iman yang sejati kepada Tuhan. Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang Maha Kasih, bimbinglah aku menjadi sahabat yang setia dan tulus. Kuatkan imanku saat ragu, dan ajarkan aku berserah dalam doa. Semoga aku selalu mengandalkan-Mu dalam suka dan duka, serta membangun persahabatan yang berakar dalam iman. Amin.

------

Info GENDIS.id Viral ada di Channel WHATSAPP kami atau di Google News