Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 19 Februari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Rabu 19 Februari 2025 merupakan Hari Rabu Biasa VI, Santo Marselus, Martir, Santo Konradus dari Lombardia, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 19 Februari 2025:
Bacaan Pertama Kejadian 8:6-13.20-22
“Nuh melihat-lihat; ternyata muka bumi sudah mulai kering.”
Pada waktu itu air bah sudah mulai surut. Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. Lalu ia melepaskan seekor burung gagak.
Dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air menjadi kering di atas bumi. Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air telah berkurang dari muka bumi.
Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tumpuan kaki dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera, karena di seluruh bumi masih ada air. Lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.
Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu. Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun Zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air telah berkurang dari atas bumi.
Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu; tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. Maka dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudah keringlah air dari atas bumi.
Kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan. Dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram, diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah itu.
Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, bersabdalah Tuhan dalam hati-Nya, “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya; Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam”.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 116:12-15.18-19
Ref. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.
Bait Pengantar Injil Alleluya
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.
Bacaan Injil Markus 8:22-26
“Si buta itu sembuh, dan dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.”
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung.
Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, “Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan”.
Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, “Jangan masuk ke kampung!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 19 Februari 2025
Saudaraku yang terkasih dalam Kristus,
Pada hari ini, kita diajak untuk merenungkan dua bacaan yang penuh dengan makna tentang pengharapan, pemulihan, dan kesetiaan Tuhan yang tak pernah surut. Dari Injil Markus 8:22-26 dan bacaan pertama dari Kejadian 8:6-13.20-22, kita diajak untuk melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kita dengan cara yang penuh kasih dan ketekunan, bahkan ketika kita merasa belum melihat hasil yang kita harapkan.
Mari kita mulai dengan kisah dari Injil Markus. Seorang buta dibawa kepada Yesus, dan Yesus tidak langsung menyembuhkan dia dalam sekejap mata. Pertama-tama, Yesus menyentuh matanya, dan si buta itu berkata, “Aku melihat orang, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan.” Ini adalah gambaran yang sangat menarik dan penuh arti. Orang ini, meskipun sudah mendapatkan sentuhan dari Yesus, masih belum bisa melihat dengan jelas. Namun, Yesus tidak menyerah. Ia meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu, dan barulah ia bisa melihat dengan jelas. Mengapa Yesus melakukannya dua kali? Bukankah Tuhan bisa menyembuhkan dalam sekejap?
Saudaraku, kadang-kadang dalam hidup kita, pemulihan dan pertumbuhan tidak terjadi secara langsung. Terkadang kita merasa bahwa doa kita belum dijawab dengan segera atau dengan cara yang kita harapkan. Tetapi Tuhan, dalam kasih-Nya, tahu apa yang kita perlukan, dan Dia sabar menunggu kita untuk siap menerima pemulihan penuh. Mungkin kita seperti si buta yang pertama kali hanya melihat bayangan-bayangan, tetapi Tuhan tidak akan berhenti bekerja dalam hidup kita sampai kita dapat melihat dengan jelas dan hidup kita benar-benar sembuh.
Bacaan pertama, dari kitab Kejadian, mengingatkan kita akan kesabaran dan pengharapan yang dimiliki oleh Nuh. Setelah banjir besar yang melanda bumi, Nuh tidak langsung tahu kapan air akan surut. Ia harus menunggu dan menanti dengan penuh iman. Berulang kali ia melepaskan burung gagak dan burung merpati, yang masing-masing memberikan tanda-tanda bahwa bumi semakin kering. Namun, tidak semua usaha itu segera membuahkan hasil. Namun, pada akhirnya, burung merpati membawa sehelai daun zaitun, tanda bahwa kehidupan mulai pulih.
Tuhan mengingatkan kita bahwa pemulihan dalam hidup tidak selalu datang dengan cepat, dan kita sering harus melewati masa-masa yang penuh ketidakpastian. Tetapi selama kita percaya dan setia, Tuhan akan memberikan tanda-tanda bahwa Dia sedang bekerja di dalam kehidupan kita. Dan saat itu tiba, kita akan melihat dengan jelas, seperti Nuh yang melihat muka bumi yang mulai kering dan siap untuk dihuni kembali.
Saudaraku, hidup kita mungkin sedang berada dalam masa-masa penuh tantangan dan ketidakpastian. Mungkin kita merasa seperti orang buta yang belum bisa melihat dengan jelas, atau seperti Nuh yang menunggu air bah surut. Tetapi kita diajak untuk tidak menyerah. Tuhan bekerja dalam waktu-Nya, dengan cara-Nya yang penuh kasih. Sabar dan terus beriman, karena pemulihan itu pasti akan datang. Tuhan tidak akan meninggalkan kita.
Marilah kita berdoa, agar kita diberikan kekuatan untuk tetap berharap, bersabar, dan setia menanti waktu Tuhan. Semoga kita dapat merasakan penyembuhan dan pemulihan dalam hidup kita, seperti orang buta yang akhirnya dapat melihat dengan jelas, dan seperti Nuh yang melihat bumi mulai kering dan siap untuk memulai hidup baru.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, berikanlah kami kesabaran untuk menanti pemulihan-Mu. Kuatkan iman kami dalam setiap proses hidup, meski terkadang kami belum melihat hasilnya. Bantu kami percaya bahwa Engkau selalu bekerja untuk kebaikan kami. Dalam nama-Mu, kami berdoa. Amin.