
Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 16 Februari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Minggu 16 Februari 2025 merupakan Hari Minggu Biasa VI, Onesimus, Pelayan Filemon, Martir, Santo Porforios, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 16 Februari 2025:
Bacaan Pertama Yeremia 17:5-8
Terkutuklah yang mengandalkan manusia, Terpujilah yang mengandalkan Tuhan.”
Inilah sabda Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bacaan Kedua 1 Korintus 15:12.16-20
“Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu.”
Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
Sebab andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
Dengan demikian binasa pulalah orang-prang yang meninggal dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus hanya dalam hidup ini, maka kita ini orang-orang yang paling malang dari semua manusia.
Namun, ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal dunia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Lukas 6:23ab
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Bersukacita dan bergembiralah, sabda Tuhan, sebab besarlah ganjaranmu di surga.
Bacaan Injil Lukas 6:17.20-26
“Berbahagialah orang miskin, celakalah orang kaya.”
Pada waktu itu Yesus bersama kedua belas rasul-Nya turun dari gunung dan berdiri di suatu tempat yang datar. Di situ telah berkumpul banyak murid dan sejumlah besar orang yang datang dari seluruh Yudea, dari Yerusalem, dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Yesus menengadah, memandang murid-murid-Nya lalu berkata, “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya kerajaan Allah. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan.
Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di surga karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 16 Februari 2025
Renungan Homili: Mengandalkan Tuhan dalam Hidup
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Bacaan pertama hari ini dari Nabi Yeremia mengajak kita untuk merenungkan di mana kita menaruh kepercayaan kita dalam menjalani hidup ini. Yeremia memberikan dua gambaran yang sangat kontras: orang yang mengandalkan manusia dan orang yang mengandalkan Tuhan. Yang satu dikatakan terkutuk, sementara yang lain diberkati. Mengapa demikian?
Yeremia berkata, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada Tuhan.” Ia digambarkan seperti semak bulus di padang belantara, yang tidak akan mengalami datangnya keadaan baik. Sebaliknya, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!” Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang tetap hijau walaupun musim kering datang.
Saudara-saudariku,
Seberapa sering kita lebih mengandalkan kekuatan sendiri daripada berserah kepada Tuhan? Kita sering berpikir bahwa dengan usaha kita sendiri, dengan kerja keras tanpa doa, kita bisa mengendalikan segalanya. Kadang kita lebih percaya pada kekayaan, jabatan, atau hubungan dengan orang-orang berpengaruh untuk menjamin masa depan kita. Namun, ketika tantangan datang—saat kita kehilangan pekerjaan, saat sakit menimpa, saat orang yang kita andalkan mengecewakan kita—barulah kita sadar bahwa semuanya rapuh dan terbatas. Inilah yang dimaksud Yeremia: mengandalkan manusia tanpa melibatkan Tuhan hanya akan membawa kita kepada kekeringan batin.
Sebaliknya, orang yang mengandalkan Tuhan tetap teguh, seperti pohon di tepi air. Bukan berarti ia tidak menghadapi masalah, tetapi ia memiliki sumber kekuatan yang tidak pernah habis. Orang yang menaruh harapannya pada Tuhan tidak mudah goyah saat hidup menjadi sulit, karena ia tahu Tuhan menyertainya. Iman inilah yang memberi kita ketenangan di tengah badai hidup. Seperti daun yang tetap hijau meski musim panas datang, kita pun tetap bisa berbuat baik, tetap bisa bersyukur, dan tetap bisa berbagi kasih meskipun dalam kesulitan.
Maka, saudara-saudariku, marilah kita bertanya dalam hati: Apakah aku lebih mengandalkan diriku sendiri daripada Tuhan? Apakah aku menjadikan doa dan iman sebagai kekuatan utama dalam hidupku? Jika selama ini kita masih lebih percaya pada kekuatan sendiri, sekaranglah waktunya untuk berbalik kepada Tuhan. Jangan menunggu sampai kita jatuh dalam kekecewaan baru sadar bahwa kita butuh Tuhan.
Mari kita belajar hidup seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang akarnya dalam menancap pada Tuhan. Dengan demikian, kita tidak akan mudah layu dalam panasnya cobaan hidup, tetapi tetap berbuah dalam segala keadaan. Percayalah, saat kita mengandalkan Tuhan, hidup kita akan selalu memiliki harapan dan berkat-Nya akan selalu menyertai kita. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Kasih, ajarilah aku untuk selalu mengandalkan-Mu dalam setiap langkah hidupku. Ketika cobaan datang, kuatkan imanku agar tidak goyah. Jadikan aku seperti pohon di tepi air, tetap berbuah dalam segala keadaan. Aku percaya, Engkau selalu menyertaiku. Amin.