Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 15 Februari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Sabtu 15 Februari 2025 merupakan Hari Sabtu Biasa V, Santo Klaudius de la Colombiere, Santo Sigfridus, Uskup, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 15 Februari 2025:
Bacaan Pertama Kejadian 3:9-24
“Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah.”
Pada suatu hari, di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia dan bersabda kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Tuhan bersabda, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang?
Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?”
Jawab perempuan itu, “Ular itu memperdayakan aku, maka kumakan buah itu.” Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan.”
Dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah yang akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.
Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda, “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;namun engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu.”
Lalu sabda-Nya kepada manusia itu, “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan maka terkutuklah tanah karena engkau!
Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu; semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”
Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Bersabdalah Tuhan Allah, “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.
Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari Taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Tuhan Allah menghalau manusia itu, dan di sebelah timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 90:2,3-4,5-6,12-13
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
Bait Pengantar Injil Matius 4:4
Ref. Alleluya.
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
Bacaan Injil Markus 8:1-10
“Mereka semua makan sampai kenyang.”
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini.
Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.”
Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?”
Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan.
Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul.
Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Februari 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita merenungkan dua bacaan yang sangat dalam maknanya. Bacaan pertama dari Kitab Kejadian berbicara tentang manusia yang jatuh dalam dosa, diusir dari Taman Eden, dan harus bekerja keras untuk hidup. Sementara itu, Injil Markus memperlihatkan Yesus yang berbelas kasih memberi makan empat ribu orang dengan mukjizat penggandaan roti. Dua kisah ini tampaknya bertolak belakang, tetapi jika kita renungkan lebih dalam, ada benang merah yang menghubungkannya: kebutuhan manusia dan kasih Allah yang tak pernah habis.
1. Dari Ketakutan ke Kepercayaan
Dalam bacaan pertama, kita melihat bagaimana Adam dan Hawa bersembunyi dari Tuhan karena takut. Mereka sadar bahwa mereka telah berbuat dosa. Ini adalah gambaran dari kita juga. Berapa banyak dari kita yang, ketika melakukan kesalahan, lebih memilih bersembunyi daripada datang kepada Tuhan? Kita takut dihakimi, takut dihukum. Tapi di sinilah letak kasih Allah: meskipun manusia jatuh dalam dosa, Allah tetap peduli. Dia memberikan pakaian bagi Adam dan Hawa sebagai tanda bahwa Dia tetap memperhatikan mereka, meskipun mereka harus meninggalkan Eden.
2. Dari Kekurangan ke Kelimpahan
Dalam Injil, Yesus melihat orang banyak yang mengikuti-Nya. Mereka lapar, kelelahan, dan mungkin juga takut kalau tidak mendapat makanan. Tapi berbeda dengan Adam dan Hawa yang bersembunyi, mereka justru mendekati Yesus. Dan apa yang terjadi? Yesus tidak membiarkan mereka kelaparan. Dengan tujuh roti dan beberapa ikan, semua orang makan sampai kenyang, bahkan ada sisa tujuh bakul. Ini adalah bukti bahwa ketika kita datang kepada Tuhan dengan keterbukaan, Dia akan mencukupi kebutuhan kita, bahkan lebih dari yang kita bayangkan.
3. Dari Keterbatasan ke Berkat
Saudara-saudari, sering kali kita merasa hidup ini penuh kekurangan. Kita bekerja keras, tetapi hasilnya terasa kurang. Kita menghadapi tantangan, tetapi merasa tak berdaya. Kita juga sering merasa bersalah karena kegagalan dan dosa kita. Namun, hari ini Tuhan mengingatkan kita: jangan lari dari-Nya. Jangan bersembunyi. Sebaliknya, datanglah kepada-Nya dengan hati yang terbuka. Tuhan tidak hanya memberi kita cukup, tetapi berkelimpahan.
Mukjizat penggandaan roti mengajarkan bahwa Tuhan bisa memakai hal kecil yang kita miliki untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Sama seperti roti yang sedikit itu menjadi cukup bagi ribuan orang, hidup kita yang terbatas ini bisa menjadi berkat bagi sesama jika kita menyerahkannya kepada Tuhan.
4. Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Mari kita refleksikan dalam hidup kita:
- Apakah kita masih sering bersembunyi dari Tuhan karena dosa dan rasa malu? Ataukah kita berani datang kepada-Nya dan percaya pada kasih-Nya?
- Apakah kita terlalu fokus pada kekurangan dalam hidup kita? Ataukah kita percaya bahwa Tuhan mampu mengubah sedikit yang kita miliki menjadi berkat yang besar?
- Apakah kita mau menjadi saluran berkat bagi orang lain, berbagi dari apa yang kita punya, sekecil apa pun itu?
Saudara-saudari, Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh belas kasih. Dia tidak ingin kita hidup dalam ketakutan dan kekurangan. Dia ingin kita percaya dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya. Seperti Yesus yang memberi makan ribuan orang, Tuhan juga ingin mencukupi kebutuhan kita, bukan hanya secara jasmani, tetapi juga rohani.
Semoga kita semakin berani mendekati Tuhan, percaya pada pemeliharaan-Nya, dan menjadi alat kasih-Nya bagi sesama. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Pengasih, aku datang kepada-Mu dengan hati terbuka. Ajarilah aku percaya pada kasih-Mu, mengandalkan-Mu dalam keterbatasanku, dan menjadi berkat bagi sesama. Bimbinglah langkahku agar selalu berserah dan setia pada kehendak-Mu. Amin. 🙏