Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 14 Februari 2025 Lengkap Renungan Harian, Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Penutup

5/5 - (1 vote)

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 14 Februari 2025.

Kalender Liturgi hari buat Jumat 14 Februari 2025 merupakan Hari Jumat Biasa V, Peringatan Wajib Santo Syrilius dan Metodius, Uskup dan Rahib, Santo Valentinus, Martir, Santo Maro, Abbas, Beato Yohanes dari Aldomovar, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 14 Februari 2025:

Bacaan Pertama Kejadian 3:1-8

“Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan.

Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya.

Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 32:1-2,5,6,7

Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.

Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!

Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.

Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.

Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil Kisah Para Rasul 16:14b

Ref. Alleluya.

Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil Markus 7:31-37

“Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu.

Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu.

Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.

Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.

Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Jumat 14 Februari 2025

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Bacaan hari ini membawa kita pada dua gambaran yang sangat kuat. Yang pertama, dari Kitab Kejadian, mengisahkan kejatuhan manusia ke dalam dosa karena tergoda oleh bisikan ular yang memperdaya. Yang kedua, dari Injil Markus, menceritakan bagaimana Yesus menyembuhkan seorang tuli dan bisu dengan berkata, “Effata! Terbukalah!” Dua peristiwa ini, meskipun terjadi dalam konteks yang berbeda, memiliki makna mendalam bagi perjalanan hidup kita sebagai orang beriman.

Dalam bacaan pertama, Adam dan Hawa tergoda untuk membuka mata mereka dengan cara yang salah. Mereka ingin menjadi seperti Allah, ingin tahu segalanya, tetapi akhirnya yang mereka dapatkan adalah rasa malu, ketakutan, dan keterpisahan dari Tuhan. Kita pun sering mengalami hal serupa. Betapa sering kita ingin lebih tahu dari Tuhan, ingin mengendalikan hidup dengan cara kita sendiri, lalu akhirnya justru jatuh dalam kecemasan dan penyesalan. Bisikan dunia sering kali menggoda kita untuk mengejar kesempurnaan dengan cara yang instan, tanpa menyadari bahwa justru kita sedang menjauh dari Tuhan.

Namun, dalam Injil hari ini, Yesus datang untuk membuka yang tertutup, memulihkan yang rusak, dan menyembuhkan yang terluka. Ketika Ia berkata, “Effata! Terbukalah!” kepada si tuli dan bisu, itu bukan sekadar mukjizat fisik, tetapi juga lambang pembukaan hati dan jiwa manusia. Seperti orang tuli dalam Injil, kita sering kali juga menjadi tuli terhadap firman Tuhan. Kita mendengar suara dunia lebih keras daripada suara-Nya. Kita juga sering kali menjadi bisu dalam iman kita, sulit berbicara tentang kebaikan Tuhan, sulit menyampaikan kasih kepada sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini Yesus juga ingin berkata “Effata!” kepada kita. Ia ingin membuka telinga kita agar lebih peka terhadap kehendak-Nya. Ia ingin melepaskan lidah kita dari kebisuan rohani agar kita berani bersaksi tentang kasih-Nya. Pertanyaannya, apakah kita mau membiarkan diri kita disentuh oleh Yesus? Apakah kita siap untuk membuka hati, meninggalkan keegoisan, dan mulai hidup dalam keterbukaan terhadap Tuhan dan sesama?

Marilah kita belajar dari kedua bacaan hari ini. Jangan seperti Adam dan Hawa yang membuka mata dengan cara yang salah, tetapi jadilah seperti orang yang disembuhkan Yesus: mendengar dan berbicara dengan hati yang telah dipulihkan. Mari kita mohon agar Tuhan berkata, “Effata!” dalam hidup kita, agar kita semakin terbuka terhadap kasih-Nya dan menjadi saksi-Nya di dunia.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, bukalah hatiku untuk mendengar suara-Mu, bukalah mulutku untuk mewartakan kebaikan-Mu. Jauhkan aku dari kesombongan dan ketakutan, agar aku hidup dalam kebenaran dan kasih. Bimbinglah langkahku agar selalu setia kepada-Mu. Amin.

------

Info GENDIS.id Viral ada di Channel WHATSAPP kami atau di Google News