Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 9 Februari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Minggu 9 Februari 2025 merupakan Hari Minggu Biasa V, Santa Apolonia, Martir, Santo Paulinus Aquileia, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 9 Februari 2025:
Bacaan Pertama Yesaya 6:1-2a.3-8
“Inilah aku, utuslah aku!”
Dalam tahun wafatnya Raja Uzia, aku, Yesaya, melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap.
Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan oleh suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.”
Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.
Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
Bacaan Kedua 1 Korintus 15:1-11
“Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.”
Saudara-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya.
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! Dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul.
Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Tetapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Sebab itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Matius 4:19
Ref. Alleluya
Marilah, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.
Bacaan Injil Lukas 5:1-11
“Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.”
Sekali peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai.
Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa.
Tetapi karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
Melihat hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon.
Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 9 Februari 2025
Renungan Homili: Ketika Tuhan Memanggil, Beranikah Kita Menjawab?
Saudara-saudari terkasih,
Bayangkan begini: semalaman bekerja keras, capek, lelah, dan hasilnya nol besar. Pasti kesal, bukan? Nah, inilah yang dialami Simon dan teman-temannya di Danau Genesaret. Sudah berjam-jam melempar jala, tetap saja kosong. Pagi-pagi, Yesus datang dan bilang, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jala.” Wah, kalau kita jadi Simon, mungkin kita jawab, “Duh, Tuhan, ini baru saja dirapikan, udah nyerah tadi malam!”
Tapi, luar biasanya, Simon tetap taat. “Karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan hasilnya? Ikan melimpah! Sampai perahunya hampir tenggelam! Bukan cuma berkat luar biasa, tetapi juga panggilan baru: “Mulai sekarang, engkau akan menjala manusia.”
Nah, apa maksudnya bagi kita?
- Jangan menyerah meski gagal. Hidup ini seperti menjala ikan—kadang dapat banyak, kadang kosong. Jangan buru-buru putus asa! Tuhan mungkin sedang menyiapkan momen yang lebih besar untuk kita.
- Taat meski ragu. Simon ragu, tapi tetap nurut. Kita juga kadang merasa malas atau tidak yakin dengan rencana Tuhan. Tapi, kalau kita percaya dan melangkah, berkat bisa datang dengan cara tak terduga.
- Tuhan memanggil orang biasa untuk tugas luar biasa. Simon nelayan, Yesaya merasa najis bibir, Paulus pernah menganiaya orang percaya—tetapi mereka semua dipanggil Tuhan untuk sesuatu yang lebih besar. Tuhan juga bisa memakai kita, di tengah kesibukan dan kelemahan kita.
Lalu, bagaimana kita menanggapi panggilan Tuhan?
Yesaya menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!” Sementara Simon dan teman-temannya “meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus.” Itu keputusan besar! Tapi mereka tahu bahwa mengikuti Tuhan selalu sepadan dengan perjuangan.
Saudara-saudari, kalau hari ini Tuhan berkata kepada kita, “Bertolaklah ke tempat yang dalam,” beranikah kita menjawab, “Aku siap, Tuhan!”?
Jangan takut! Percaya saja, dan lihat bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kita. Amin.
Doa Penutup
Tuhan, sering kali aku ragu dan takut melangkah. Namun, aku ingin percaya seperti Simon. Bimbing aku untuk taat, meski tak selalu mengerti rencana-Mu. Jadikan aku alat kasih-Mu, agar hidupku memancarkan terang bagi sesama. Amin.