Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 2 Februari 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Minggu IV, Pesta Yesus dipersembahkan di Kenizah

Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 2 Februari 2025.

Kalender Liturgi hari buat Minggu 2 Februari 2025 merupakan Hari Minggu IV, Pesta Yesus dipersembahkan di Kenizah, Beata Eugenia de Smet, Perawan, Santa Yoana Lestonac, Janda, Beato Theofanus Venard, Martir, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 2 Februari 2025:

Bacaan Pertama Mal 3:1-4

Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya.

Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang.

Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak;

dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.

Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 24:7.8.9.10

Ref: Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan.

Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!

Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan, yang perkasa dalam peperangan!

Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!

Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bacaan Kedua Ibr 2:14-18

Dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya.

Saudara-saudara, Orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka,

supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham.

Itulah sebabnya, dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Luk 2:32

Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.

Bacaan Injil Luk 2:22-40

Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yosef membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan,

“Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.

Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,

“Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,

“Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”

Ada juga disitu seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 2 Februari 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita merenungkan peristiwa persembahan Yesus di Bait Allah, yang menjadi momen penuh makna bagi perjalanan hidup-Nya sebagai Sang Juruselamat. Dalam bacaan Injil menurut Lukas, kita mendengar bagaimana Maria dan Yosef dengan taat mengikuti hukum Taurat untuk mempersembahkan Yesus kepada Tuhan. Mereka datang dengan penuh kerendahan hati, membawa persembahan sederhana—sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati—sebagai tanda kesetiaan mereka kepada Allah.

Di Bait Allah, mereka bertemu dengan Simeon, seorang yang saleh dan penuh iman. Ia telah lama menantikan kedatangan Mesias. Dengan penuh sukacita, ia menyambut Yesus dan berkata, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.” Simeon menyadari bahwa harapan dan kerinduannya telah terpenuhi dalam sosok kecil yang digendongnya: Yesus Kristus, terang bagi bangsa-bangsa.

Saudara-saudari, peristiwa ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, sikap ketaatan. Maria dan Yosef menunjukkan bagaimana ketaatan kepada Tuhan adalah jalan menuju berkat. Begitu pula dalam hidup kita, ketika kita taat pada kehendak Allah, kita akan mengalami kedamaian dan penyertaan-Nya.

Kedua, kesabaran dalam pengharapan. Simeon dan Hana telah menantikan kedatangan Mesias bertahun-tahun, namun mereka tidak kehilangan iman. Kadang dalam hidup ini, kita pun diuji dengan penantian—mungkin dalam doa yang belum terjawab, kesulitan hidup, atau pergumulan keluarga. Namun, Tuhan tidak pernah terlambat. Dalam waktu-Nya yang sempurna, Ia akan menjawab.

Ketiga, tentang Yesus sebagai terang dunia. Simeon menyatakan bahwa Yesus adalah terang bagi bangsa-bangsa, tetapi juga tanda yang akan menimbulkan perbantahan. Terang memang menyingkapkan apa yang tersembunyi. Ketika Yesus hadir dalam hidup kita, kita diajak untuk hidup dalam kebenaran, walau itu mungkin sulit dan tidak selalu diterima oleh dunia.

Bacaan pertama dari kitab Maleakhi menegaskan bahwa Tuhan akan datang seperti api pemurni. Tuhan bekerja untuk membersihkan hati kita, seperti seorang pandai emas yang menyucikan logam. Mungkin proses ini menyakitkan, tetapi itu dilakukan agar kita semakin murni dan berkenan kepada-Nya. Dalam hidup kita, terkadang kita mengalami ujian dan penderitaan. Namun, yakinlah bahwa Tuhan sedang membentuk kita menjadi lebih baik.

Bacaan kedua dari surat Ibrani mengingatkan kita bahwa Yesus menjadi sama dengan kita, mengambil bagian dalam kelemahan dan penderitaan manusia, agar Ia bisa menolong kita dalam setiap pencobaan. Betapa besar kasih-Nya! Ia memahami setiap kesulitan yang kita alami, karena Ia sendiri telah mengalaminya. Oleh sebab itu, jangan takut untuk datang kepada-Nya dengan segala pergumulan kita.

Saudara-saudari terkasih,

Dari ketiga bacaan hari ini, kita diajak untuk bertanya dalam hati: sejauh mana kita telah mengandalkan Tuhan dalam hidup kita? Apakah kita tetap setia menantikan pertolongan-Nya seperti Simeon dan Hana? Apakah kita rela dibentuk dan dimurnikan oleh-Nya, walau itu tidak nyaman? Dan yang terpenting, apakah kita telah menerima Yesus sebagai terang dalam hidup kita?

Semoga melalui perayaan Ekaristi ini, kita semakin dikuatkan untuk hidup dalam ketaatan, kesabaran, dan kepercayaan penuh kepada Tuhan. Semoga hati kita selalu terbuka menerima terang Kristus dan menjadi pembawa terang bagi sesama. Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang Mahakasih, ajarilah aku taat dalam menjalani hidup, sabar dalam menanti jawaban-Mu, dan kuat menghadapi tantangan. Ketika dunia penuh ketidakpastian, jadikan aku pribadi yang tetap beriman, berpengharapan, dan membawa terang-Mu dalam keluarga, pekerjaan, serta sesamaku. Amin.

------

Info GENDIS.id Viral ada di Channel WHATSAPP kami atau di Google News