Friday, January 31, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 1 Februari 2025 Lengkap Renungan Harian, Pekan Biasa ke-III-Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 1 Februari 2025.

Kalender Liturgi hari buat Sabtu 1 Februari 2025 merupakan Pekan Biasa ke-III, Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 1 Februari 2025:

Bacaan Pertama Ibrani 11: 1-2,8-19

“Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri.”

Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju.

Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri. Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu setia.

Itulah sebabnya, dari satu orang yang malahan telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit atau pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.

Dalam iman, mereka semua telah mati sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke sana.

Tetapi yang mereka rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai, ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Kidung Tanggapan Lukas 1:69-70,71-72,73-75

Ref. Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.

  • Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala, dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
  • Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
  • Sebab ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh. Agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup.

Bait Pengantar Injil Yohanes 13:16

Ref. Alleluya.

Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.

Bacaan Injil Markus 4:35-41

“Angin dan danau pun taat kepada Yesus.”

Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia.

Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam.

Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!”

Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Februari 2025

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita dihadapkan pada dua bacaan yang berbicara tentang iman—iman yang diuji, iman yang bertahan, dan iman yang menghasilkan keajaiban. Dalam Injil Markus, kita melihat bagaimana para murid Yesus ketakutan saat badai menerpa perahu mereka. Sementara dalam bacaan pertama, kita mendengar tentang iman Abraham yang taat kepada Allah, meskipun ia tidak tahu ke mana ia akan pergi. Dua kisah ini mengajarkan kita satu hal: iman sejati diuji dalam badai kehidupan.

Coba kita renungkan sejenak. Seberapa sering kita merasa seperti para murid di tengah badai? Ketika masalah datang bertubi-tubi—kesulitan ekonomi, sakit penyakit, konflik keluarga—bukankah kita juga sering merasa bahwa Tuhan seakan-akan tidur? Kita bertanya, “Tuhan, mengapa Engkau diam saja? Apakah Engkau tidak peduli kalau aku binasa?” Kita gelisah, takut, dan sering kali panik.

Tetapi lihatlah apa yang Yesus lakukan. Dia bangun, menghardik angin dan danau, lalu berkata, “Diam! Tenanglah!” Seketika badai reda. Setelah itu, Yesus menegur para murid, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

Saudara-saudari, di sinilah letak kunci iman sejati. Percaya kepada Tuhan bukan hanya ketika semuanya berjalan lancar, tetapi justru ketika hidup terasa berat. Tuhan mengizinkan badai terjadi, bukan karena Dia tidak peduli, tetapi karena Dia ingin kita bertumbuh dalam iman. Dia ingin kita belajar percaya bahwa di tengah badai apa pun, Dia tetap berdaulat.

Lihatlah Abraham. Dia dipanggil Tuhan untuk meninggalkan tanah kelahirannya, tanpa tahu ke mana ia akan pergi. Itu bukan perkara mudah! Tetapi Abraham percaya, dan karena imannya, Tuhan memenuhi janji-Nya. Bahkan ketika ia diminta mempersembahkan Ishak, anak yang dijanjikan, Abraham tetap percaya bahwa Allah akan menyediakan jalan.

Iman bukanlah soal mengerti segalanya. Iman adalah tentang mempercayakan diri kepada Tuhan, meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Seperti Abraham, kita diajak untuk melangkah dalam iman. Seperti para murid, kita diajak untuk tetap percaya, bahkan saat Tuhan seakan-akan diam.

Maka, saudara-saudari terkasih, ketika kita menghadapi badai hidup, jangan biarkan ketakutan mengalahkan iman kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia hanya ingin kita belajar percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati. Jangan ragu untuk berseru kepada-Nya, tetapi juga belajar untuk percaya bahwa Dia akan menolong pada waktu-Nya.

Mari kita renungkan: Apakah saat ini kita sedang berada dalam badai kehidupan? Apakah kita lebih sering takut daripada percaya? Hari ini, Tuhan mengundang kita untuk menyerahkan semua ketakutan kita kepada-Nya dan berkata dalam hati, “Tuhan, aku percaya, tolonglah aku dalam ketidakpercayaanku.”

Semoga Tuhan memberkati kita semua dan memberikan kita hati yang penuh iman seperti Abraham, serta keyakinan bahwa Yesus senantiasa berkuasa atas setiap badai hidup kita. Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang Maha Kasih, dalam badai hidup, aku sering takut dan ragu. Namun, aku ingin percaya seperti Abraham dan para murid-Mu. Kuatkan imanku, tenangkan hatiku, dan ajarku berserah sepenuhnya pada rencana-Mu. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

UPDATE! Cara Cek NIK KTP Buat Penerima Bansos PKH Tahap 1, Pencairan Bansos Mulai dari Januari 2025

Eh, ada kabar gembira nih buat kalian yang lagi nunggu-nunggu bantuan sosial (bansos) PKH 2025! Gak usah bingung, sekarang...

More Articles Like This

Favorite Post