Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 29 Januari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Rabu 29 Januari 2025 merupakan Hari Rabu Biasa III, Santo Gildas Yang Bijaksana, Pengaku Iman, Beato Joseph Freinademetz, Imam, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 29 Januari 2025:
Bacaan pertama Ibr 10:11-18
Kristus menyempurnakan untuk selamanya orang-orang yang dikuduskan-Nya.
Saudara-saudara, setiap imam melakukan pelayanannya tiap-tiap hari, dan berulang-ulang mempersembahkan kurban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
Tetapi Kristus hanya mempersembahkan satu kurban karena dosa, dan sesudah itu Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah. Sekarang Ia hanya menantikan saat, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
Sebab oleh satu kurban itu saja Kristus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Tentang hal itu Roh Kudus pun memberi kesaksian kepada kita, sebab Ia sendiri bersabda, “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka, pada hari-hari yang akan datang:
Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.” Jadi apabila untuk semuanya itu sudah ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan kurban karena dosa.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 110:1.2.3.4
Ref: Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!”
Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!
Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu, sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu.
Tuhan telah bersumpah, dan tidak akan menyesal: “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.”
Bacaan Injil Mrk 4:1-20
Seorang penabur keluar untuk menabur.
Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ,sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu.
Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan. Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, “Dengarlah! Ada seorang penabur keluar untuk menabur.
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati,
sehingga benih itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan subur dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.”
Dan Yesus bersabda lagi, “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya,
“Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.”
Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?Penabur itu menaburkan sabda.
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah Iblis dan mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka.
Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad. Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu, tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak berbuah.
Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat,ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 29 Januari 2025
Saudaraku yang terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita diajak untuk merenungkan dua bacaan yang sangat berbicara kepada kita tentang hidup, tentang bagaimana kita menerima dan merespons sabda Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam bacaan Injil, kita mendengar perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benih ke berbagai jenis tanah. Sementara dalam bacaan pertama, kita diperkenalkan dengan kesempurnaan pengorbanan Kristus yang memberikan pengampunan yang sempurna bagi dosa kita.
Perumpamaan tentang penabur yang menabur benih di tanah yang berbeda-beda ini bisa kita hubungkan dengan pengalaman hidup kita sehari-hari. Kita semua menerima sabda Allah melalui doa, perayaan Ekaristi, dan kehidupan komunitas. Namun, seringkali, bagaimana kita merespons sabda itu sangat bergantung pada kondisi hati kita.
Mari kita lihat sejenak bagaimana sabda Allah mengena dalam hidup kita, seperti benih yang jatuh di tanah yang berbeda.
Pertama, ada benih yang jatuh di pinggir jalan. Ini menggambarkan mereka yang mendengar sabda, tetapi hati mereka tertutup dan tidak siap menerima. Seperti burung yang datang dan memakan benih itu, begitu juga godaan dunia dan kerasnya hati kita membuat sabda tidak bisa bertumbuh. Mungkin kita sering teralihkan oleh berbagai permasalahan hidup atau kekhawatiran, sehingga sabda Allah hanya lewat begitu saja tanpa meninggalkan jejak.
Kedua, ada benih yang jatuh di tanah berbatu-batu. Ini menggambarkan orang-orang yang mendengar sabda dengan gembira dan antusias, namun tidak bertahan lama. Ketika kesulitan hidup datang, mereka mudah tergoyahkan dan mengabaikan ajaran Kristus. Mungkin kita pernah mengalami masa-masa semangat berapi-api dalam beriman, namun ketika tantangan datang, kita mulai meragukan atau bahkan meninggalkan iman kita.
Ketiga, ada benih yang jatuh di tengah semak duri. Ini adalah mereka yang mendengar sabda, tetapi dihadang oleh kekhawatiran dunia, keinginan akan kekayaan, dan berbagai godaan lainnya. Sabda yang diterima tidak berbuah karena hati kita terhimpit oleh hal-hal duniawi. Kita mungkin sering merasa bahwa kehidupan kita lebih dipenuhi dengan keinginan materi atau kecemasan yang tidak memberi ruang bagi sabda Tuhan untuk berkembang dalam hidup kita.
Namun, keempat, ada benih yang jatuh di tanah yang baik. Ini adalah mereka yang mendengar sabda, menerima dengan hati yang terbuka, dan membiarkan sabda itu berakar dalam hidup mereka. Hasilnya, sabda itu menghasilkan buah yang melimpah, ada yang tiga puluh, enam puluh, seratus kali lipat. Sabda Tuhan dalam hati yang baik akan menghasilkan buah kebaikan, kedamaian, dan kasih yang nyata dalam tindakan kita sehari-hari.
Saudaraku, sabda Allah adalah benih yang penuh kuasa. Tetapi benih itu hanya dapat bertumbuh dengan subur jika kita membuka hati dan menyiapkan tanah yang baik untuknya. Ketika kita mendengarkan sabda Tuhan dengan penuh perhatian, berusaha untuk memahami dan mengamalkan ajaran-Nya, kita akan melihat buah-buah kebaikan dalam hidup kita.
Dalam bacaan pertama, kita juga mendengar tentang kesempurnaan pengorbanan Kristus. Kristus mempersembahkan satu kurban yang sempurna untuk dosa kita, dan kurban itu menyempurnakan hidup kita. Sabda-Nya, seperti kurban-Nya, tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga mengubah hati kita, menulis hukum-Nya dalam hati kita. Inilah perjanjian baru yang diberikan Tuhan kepada kita, agar kita hidup dalam kasih dan pengampunan-Nya.
Saudaraku, mari kita merenungkan sejenak: apakah tanah hati kita cukup subur untuk menerima sabda Tuhan? Apakah kita siap membuka hati kita untuk Dia? Apakah kita membiarkan sabda-Nya bertumbuh dalam hidup kita dan menghasilkan buah-buah kebaikan yang melimpah?
Semoga kita senantiasa menjadi tanah yang baik, yang menerima sabda Tuhan dengan hati yang siap dan terbuka, dan membiarkan sabda itu berakar dan berbuah dalam kehidupan kita. Semoga melalui hidup kita, orang-orang di sekitar kita juga dapat merasakan buah-buah kasih Kristus.
Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan, semoga hati kami selalu terbuka untuk menerima sabda-Mu. Bimbinglah kami agar sabda-Mu berakar dalam hidup kami, menghasilkan buah yang baik dan melimpah. Jauhkan kami dari godaan dunia, dan tuntun kami untuk hidup dalam kasih dan pengampunan-Mu. Amin.