Wednesday, January 22, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini 23 Januari 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Kamis Biasa II, Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 23 Januari 2025.

Kalender Liturgi hari buat Kamis 23 Januari 2025 merupakan Hari Kamis Biasa II, Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia, Santo Ildephonsus, Uskup dan Pengaku Iman, Santa Emerensiana, Martir, Yohanes Penderma, Pengaku Iman, Santa Martina, Martir, Beato Henrikus Suso OP, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 23 Januari 2025:

Bacaan Pertama Kel 16:1-5.9-15

Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit.

Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim, lalu tiba di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai. Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel terhadap Musa dan Harun.

Mereka berkata, “Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging dan memakan roti sepuas hati! Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.”

Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu. Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari.

Dengan cara itu Aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang, maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya daripada yang mereka pungut setiap hari.”

Lalu Musa berkata kepada Harun, “Katakanlah kepada seluruh jemaah Israel, ‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu’.” Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel, mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun, maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan.

Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut . Katakanlah kepada mereka, ‘Pada waktu senja kalian akan makan daging dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang. Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu.”

Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh menutupi perkemahan mereka. Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap, tampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah.

Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, “Apakah ini?” Sebab mereka tidak tahu, apa itu. Lalu berkatalah musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 78:18-19.23-24.25-26.27-28

Ref: Tuhan memberi mereka gandum dari langit.

Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menghujankan manna untuk dimakan, dan memberikan mereka gandum dari langit.

Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Ia menghembuskan angin timur dari langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.

Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya, dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya laksana pasir di laut; Semuanya itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka, di sekeliling tempat kediaman mereka.

Bacaan Injil Mat 13:1-9

Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda.

Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.

Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar menaburkan benih. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu burung-burung datang memakannya. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya; lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Kamis 23 Januari 2025

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita mendengar dua bacaan yang luar biasa indah dan penuh makna. Injil menceritakan perumpamaan Yesus tentang benih dan tanah, sementara bacaan pertama mengingatkan kita tentang pemeliharaan Tuhan yang tak pernah gagal, bahkan di tengah padang gurun yang gersang. Kedua bacaan ini mengajak kita untuk merenungkan: Bagaimana kita menyambut Firman Tuhan dan bagaimana kita mempercayai pemeliharaan-Nya dalam kehidupan sehari-hari?

Tanah dalam Perumpamaan Yesus: Hati Kita

Yesus bercerita tentang seorang penabur yang menaburkan benih di berbagai jenis tanah: pinggir jalan, tanah berbatu, tanah bersemak duri, dan tanah yang baik. Benih itu adalah Firman Tuhan, sedangkan tanah adalah hati kita. Pertanyaannya, seperti apakah hati kita saat menerima Firman Tuhan?

  • Benih yang jatuh di pinggir jalan menggambarkan hati yang tertutup. Mungkin kita mendengar Firman Tuhan, tetapi tidak betul-betul memperhatikannya. Ini seperti saat kita sibuk dengan rutinitas sehingga pesan Tuhan hanya lewat begitu saja.
  • Benih yang jatuh di tanah berbatu adalah hati yang mudah antusias, tetapi tidak punya akar yang dalam. Ketika tantangan datang, kita cepat menyerah dan melupakan iman kita.
  • Benih yang jatuh di semak duri adalah hati yang dipenuhi kekhawatiran duniawi: soal pekerjaan, uang, atau pandangan orang lain. Duri-duri ini menghimpit Firman Tuhan sehingga tidak dapat berbuah.
  • Benih yang jatuh di tanah yang baik adalah hati yang terbuka, menerima, dan siap menghidupi Firman Tuhan. Di tanah inilah benih berakar, tumbuh, dan menghasilkan buah berlipat ganda.

Saudara-saudari, menjadi “tanah yang baik” tidak terjadi begitu saja. Itu membutuhkan usaha, doa, dan komitmen. Kita perlu mengolah hati kita, seperti petani yang mengolah tanah—membersihkan batu, mencabut duri, dan memberi pupuk. Dalam konteks kehidupan kita, itu berarti meluangkan waktu untuk mendengarkan Tuhan, memperbaiki relasi dengan sesama, dan menata kembali prioritas hidup.

Roti dari Surga: Pemeliharaan Tuhan di Padang Gurun

Dalam bacaan pertama, bangsa Israel bersungut-sungut di tengah padang gurun. Mereka merasa lapar dan mulai meragukan Tuhan. Tetapi justru di tengah kekurangan itu, Tuhan menunjukkan kasih-Nya dengan menurunkan manna, roti dari surga.

Ini adalah pelajaran penting bagi kita semua. Berapa kali kita merasa tidak cukup dalam hidup ini? Berapa kali kita meragukan Tuhan ketika masalah datang bertubi-tubi? Kita mungkin berkata seperti orang Israel, “Lebih baik kami tetap di Mesir!” Padahal, Tuhan sedang membawa kita keluar dari perbudakan menuju tanah yang dijanjikan.

Manna adalah bukti bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan di masa-masa tergelap. Ia mencukupkan kebutuhan kita, sering kali dengan cara yang tidak kita duga. Tetapi, ada satu syarat: kita harus percaya dan taat. Sama seperti bangsa Israel yang hanya boleh mengambil manna sebanyak yang diperlukan, kita pun diajak untuk belajar hidup dengan penuh syukur dan percaya pada rencana-Nya.

Menggabungkan Dua Pesan: Menerima dan Menghidupi Firman

Saudara-saudari, kedua bacaan ini memiliki satu benang merah: bagaimana kita membuka hati untuk menerima berkat Tuhan dan menghidupinya dalam kehidupan sehari-hari.

  • Tuhan adalah Penabur yang setia. Setiap hari, Ia menaburkan benih Firman di hati kita melalui doa, Ekaristi, Kitab Suci, dan pengalaman hidup. Pertanyaannya, apakah hati kita siap menerimanya?
  • Tuhan juga adalah Penyedia yang setia. Seperti bangsa Israel yang menerima manna, kita pun selalu diberi apa yang kita perlukan. Namun, apakah kita bisa percaya kepada-Nya, bahkan ketika situasi hidup terasa sulit?

Saudara-saudari terkasih, mari kita belajar menjadi tanah yang baik, tanah yang subur. Buka hati kita untuk menerima Firman Tuhan, rawatlah dengan doa dan perbuatan baik, dan percayalah bahwa Tuhan akan memelihara kita di segala situasi.

Akhirnya, mari kita renungkan: Apakah saya telah menjadi tanah yang baik bagi Firman Tuhan? Apakah saya telah mempercayakan hidup saya sepenuhnya kepada pemeliharaan Tuhan? Semoga kita semua dapat bertumbuh dan menghasilkan buah yang melimpah, untuk kemuliaan-Nya dan kebaikan sesama.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang setia, jadikan hatiku tanah yang subur untuk Firman-Mu. Ajarku percaya pada pemeliharaan-Mu, meski badai kehidupan melanda. Tolonglah aku untuk mengolah hati dengan doa, syukur, dan kasih, agar berbuah melimpah demi kemuliaan-Mu. Amin

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Hoki Ganda di Promo KFC 22 Januari sampai 31 Januari 2025, Kombo Double Hoki Cuma Rp 80.000

Woyy, gengs! Buat lo yang lagi kepo sama promo makanan, ada kabar kece nih dari KFC! Jadi, mulai 22...

More Articles Like This

Favorite Post