Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 10 Januari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Jumat 10 Januari 2025 merupakan Hari Jumat Biasa sesudah penampakan Tuhan, Perayaan Wajib fakultatif Santo Gregorius X, Paus dan Martir, Santo Agatho, Paus dan Pengaku Iman, Santo Petrus Orseola, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 10 Januari 2025:
Bacaan Pertama Yoh 5:5-13
“Kesaksian tentang Anak Allah.”
Saudara-saudara terkasih, tidak ada orang yang mengalahkan dunia, selain dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah! Dia inilah yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus; bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah.
Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, air, dan darah dan ketiganya adalah satu. Kesaksian manusia kita terima, tetapi kesaksian Allah lebih kuat.
Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Allah menjadi pendusta karena orang itu tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita, dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Dia, ia tidak memiliki hidup.
Semuanya ini kutuliskan kepada kamu supaya kamu, yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 147:12-13.14-15.19-20
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah! Pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel . Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.
Bait Pengantar Injil Mat 9:35
Ref. Alleluya, alleluya
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan
Bacaan Injil Luk 5:12-16
“Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta.”
Sekali peristiwa Yesus berada di sebuah kota. Ada di situ seorang yang penuh kusta. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah si kusta dan memohon, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
Maka Yesus mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu dan berkata, “Aku mau, jadilah engkau tahir!” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukan hal ini kepada siapa pun juga dan Ia berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa sebagai bukti bagi mereka.”
Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar, dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Yesus mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 10 Januari 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Bacaan Injil hari ini membawa kita kepada sebuah peristiwa yang sangat menyentuh hati: seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus dengan penuh iman dan memohon, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Bayangkan penderitaan orang ini. Kusta di zaman itu bukan hanya penyakit fisik, tetapi juga beban sosial dan spiritual. Orang yang terkena kusta dijauhi, dianggap najis, bahkan diasingkan dari keluarga dan komunitasnya.
Namun, meski berada dalam kondisi yang menyedihkan, si kusta tidak kehilangan harapan. Ia mendekati Yesus, bukan dengan tuntutan, tetapi dengan kerendahan hati yang luar biasa. Kata-katanya adalah ungkapan iman sekaligus penyerahan diri: “Jika Tuan mau.” Dan apa jawaban Yesus? Dengan kasih yang tak terbatas, Ia berkata, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Bahkan, Yesus melakukan sesuatu yang mengejutkan—Ia mengulurkan tangan-Nya dan menyentuh orang itu.
Tindakan Yesus ini sangat istimewa. Menyentuh seorang kusta di masa itu adalah hal yang tabu, karena orang sakit kusta dianggap najis. Tetapi bagi Yesus, kasih jauh lebih penting daripada aturan atau batasan. Ia tidak hanya menyembuhkan fisik, tetapi juga memulihkan martabat si kusta. Dengan satu sentuhan, Yesus mengembalikan harapan dan kehidupan orang itu.
Saudara-saudari, kita mungkin tidak menderita penyakit seperti kusta, tetapi banyak dari kita membawa luka-luka batin yang membuat kita merasa kotor, tidak layak, atau dijauhi. Mungkin itu dosa yang belum selesai, hubungan yang retak, atau perasaan gagal dalam hidup. Dalam keadaan seperti itu, sering kali kita merasa Tuhan terlalu jauh atau bahkan tidak peduli. Namun, Injil hari ini mengingatkan kita bahwa Yesus tidak pernah menjauh. Dia selalu mau mendekat, menyentuh, dan memulihkan kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah datang kepada-Nya dengan iman, seperti si kusta yang berkata, “Jika Tuan mau.”
Bacaan pertama dari Surat Yohanes menegaskan bahwa iman kita kepada Yesus adalah kunci untuk mengalahkan dunia. Dunia di sini bukan hanya kesulitan yang kita hadapi sehari-hari, tetapi juga segala sesuatu yang menjauhkan kita dari kasih Allah. Yohanes berkata, “Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia memiliki hidup.” Iman ini bukan sekadar percaya bahwa Yesus ada, tetapi percaya bahwa Dia sungguh peduli, bahwa Dia berjalan bersama kita, dan bahwa Dia memberi kita kekuatan untuk menghadapi apa pun yang datang.
Yesus tidak hanya memberikan hidup kekal untuk nanti, tetapi juga memberikan kekuatan dan kasih yang kita butuhkan untuk hidup saat ini. Ketika kita percaya kepada-Nya, kita memiliki harapan baru. Dan ketika kita merasakan kasih-Nya yang memulihkan, kita juga dipanggil untuk menjadi saluran kasih itu bagi orang lain.
Saudara-saudari, lihatlah di sekitar kita. Mungkin ada orang-orang yang seperti si kusta, yang merasa dijauhi, tidak dihargai, atau terpuruk dalam kesulitan. Kita dipanggil untuk menjadi seperti Yesus, berani menyentuh mereka dengan kasih. Tindakan kecil seperti mendengarkan, memberi pengampunan, atau menunjukkan perhatian dapat menjadi cara kita membawa harapan dan kasih Allah kepada mereka.
Mari kita renungkan, apakah kita sudah datang kepada Yesus dengan iman seperti si kusta? Apakah kita percaya bahwa Dia mau dan mampu menyembuhkan luka-luka kita? Dan setelah mengalami kasih-Nya, apakah kita siap membagikan kasih itu kepada sesama?
Yesus selalu berkata, “Aku mau.” Dia tidak pernah menolak siapa pun yang datang kepada-Nya. Hari ini, mari kita datang kepada-Nya dengan segala kelemahan dan luka kita. Biarkan Dia menyentuh hati kita, memulihkan kita, dan menguatkan kita untuk menjadi pembawa kasih-Nya di dunia ini.
Semoga Sabda Tuhan hari ini menguatkan kita untuk terus percaya, diterima, dan dipulihkan dalam kasih-Nya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus yang penuh kasih, aku datang dengan iman dan segala kelemahanku. Pulihkan hatiku dan kuatkan langkahku dalam menjalani hidup yang penuh lika liku ini dengan kasih-Mu. Aku percaya, Engkau selalu bersamaku. Amin.