Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 4 Januari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Sabtu 4 Januari 2025 merupakan Hari Sabtu Imam, Beata Elisabeth Bayley Anna Seton, Janda, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 4 Januari 2025:
Bacaan Pertama 1 Yohanes 3:7-10
“Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah.”
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa berbuat kebenaran, dia adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. Barangsiapa tetap berbuat dosa, dia berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya.
Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yakni untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia; dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah; demikian juga setiap orang yang tidak mengasihi saudaranya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 98:1,7-8,9
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama.
Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Bait Pengantar Injil Ibrani 1:1-2
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Dahulu kala dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi. Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.
Bacaan Injil Yohanes 1:35-42
“Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia.”
Sekali peristiwa Yohanes berdiri di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan bersama dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus.
Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikuti Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?”
Yesus berkata kepada mereka, “Marilah, dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang, dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia.
Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya,”Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).”
Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 4 Januari 2025
Saudara-saudari terkasih,
Dalam Injil hari ini, kita mendengar dialog yang sederhana tetapi penuh makna antara Yesus dan dua murid Yohanes Pembaptis. Ketika mereka mengikuti-Nya, Yesus menoleh dan bertanya, “Apa yang kamu cari?” Pertanyaan ini mungkin sederhana, tetapi jika kita renungkan, itu adalah pertanyaan mendalam yang dapat menggugah hati kita: Apa yang sebenarnya kita cari dalam hidup ini?
Sebagai manusia, kita sering kali mencari banyak hal. Kita mencari kebahagiaan, kesuksesan, keamanan, pengakuan, bahkan cinta. Tetapi, dalam pencarian itu, tidak jarang kita merasa ada sesuatu yang kurang. Bahkan ketika kita telah memiliki apa yang kita pikir kita cari, hati kita tetap merasa kosong.
Yesus mengundang kedua murid itu untuk datang dan melihat di mana Dia tinggal. Ini adalah undangan yang sama yang Dia berikan kepada kita hari ini. Ia mengajak kita untuk datang dan tinggal bersama-Nya, bukan hanya untuk mengetahui di mana Dia tinggal secara fisik, tetapi untuk masuk lebih dalam: untuk mengenal siapa Dia, mengalami kasih-Nya, dan menemukan makna sejati dalam hidup kita.
Saudara-saudari, dalam pengalaman hidup sehari-hari, kita sering kali sibuk mencari jawaban di luar diri kita. Kita berpikir bahwa kebahagiaan sejati ada pada hal-hal duniawi: pekerjaan yang baik, harta benda, atau status sosial. Namun, Yesus mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan jika kita tinggal bersama Dia, jika kita menjadikan Dia pusat hidup kita.
Bacaan pertama hari ini juga memberi kita sebuah pengingat yang kuat: Barangsiapa tidak berbuat kebenaran, dia tidak berasal dari Allah. Hidup bersama Yesus berarti hidup dalam kebenaran, meninggalkan dosa, dan mengasihi sesama. Ini bukan hanya soal mematuhi aturan, tetapi tentang membiarkan kasih Allah yang hidup di dalam kita mengubah cara kita berpikir, berbicara, dan bertindak.
Mungkin kita bertanya, bagaimana caranya tinggal bersama Yesus dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan ini? Jawabannya sederhana tetapi membutuhkan komitmen: melalui doa, melalui membaca dan merenungkan firman-Nya, melalui pelayanan kepada sesama, dan melalui sakramen-sakramen Gereja. Saat kita melakukan hal-hal ini, kita memberi ruang bagi Yesus untuk tinggal dalam hati kita.
Mari kita juga belajar dari Andreas dalam Injil hari ini. Setelah bertemu Yesus, ia tidak menyimpannya untuk dirinya sendiri. Ia langsung pergi dan membawa Simon kepada Yesus. Pertemuan dengan Yesus yang sejati selalu menghasilkan dorongan untuk berbagi kabar baik itu dengan orang lain. Maka, kita pun diajak untuk menjadi pembawa Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam keluarga kita, di tempat kerja, dan di mana pun kita berada.
Saudara-saudari, pertanyaan Yesus kepada murid-murid Yohanes adalah pertanyaan yang terus bergema dalam hidup kita: Apa yang kamu cari? Hari ini, kita diajak untuk menjawab dengan jujur di hadapan-Nya. Apakah kita mencari Dia, Sang Sumber Kehidupan, ataukah kita masih tersesat dalam pencarian akan hal-hal duniawi yang fana?
Yesus tidak pernah menolak orang yang datang kepada-Nya. Ia selalu membuka tangan-Nya untuk menerima kita, apa pun keadaan kita. Maka, marilah kita datang dan melihat. Mari kita tinggal bersama-Nya, menemukan damai sejati dalam pelukan kasih-Nya, dan hidup dalam terang kebenaran-Nya.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, Engkau yang selalu mengundangku untuk tinggal bersama-Mu, bantulah aku menemukan apa yang benar-benar kucari dalam hidup ini. Bimbinglah hatiku untuk tinggal dalam kasih-Mu, hidup dalam kebenaran-Mu, dan berbagi terang-Mu kepada sesama. Amin.