Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 1 Januari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Rabu 1 Januari 2025 merupakan HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA BUNDA ALLAH, Hari Perdamaian Sedunia, Yesus dari Nazaret: Oktaf Natal, Perayaan Tahun Baru, Santo Almakios atau Telemakus, Biarawan, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 1 Januari 2025:
Bacaan Pertama Bilangan 6:22-27
“Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka.”
Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel,
katakanlah kepada mereka: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 67:2-3.5.6.8; 2/4
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim.
Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku di atas bumi.
Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!
Bacaan Kedua Galatia 4:4-7
“Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan.”
Saudara-saudara, setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.
Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli waris-ahli waris, oleh karena Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Ibrani 1:1-2
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Dahulu Allah berkata kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; kini Ia bersabda kepada kita dengan perantaraan Putra-Nya.
Bacaan Injil Lukas 2:16-21
“Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan si Bayi. Pada hari kedelapan Ia diberi nama Yesus.”
Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendampati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan.
Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu.
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Ketika genap delapan hari umurnya, Anak itu disunatkan, dan Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 1 Januari 2025
Saudara-saudari yang terkasih,
Pada hari ini, kita merayakan sebuah momen yang penuh makna, yang mengajarkan kita tentang kasih Allah yang begitu besar kepada umat-Nya. Melalui bacaan Injil dan bacaan pertama, kita diingatkan akan pentingnya nama, berkat, dan kedekatan dengan Tuhan dalam hidup kita.
Dalam Bacaan Injil Lukas 2:16-21, kita mendengar kisah para gembala yang, setelah menerima kabar gembira tentang kelahiran Yesus, bergegas menuju Betlehem untuk melihat bayi yang terbaring di palungan. Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan bayi Yesus yang baru lahir. Ketika melihat bayi itu, mereka tak hanya heran dan kagum, tetapi mereka juga menyampaikan apa yang telah diberitakan kepada mereka tentang Anak itu. Semua yang mendengarnya pun heran, dan hati Maria sendiri penuh dengan perenungan.
Maria, meski dalam sukacita besar, memilih untuk menyimpan segala perkara itu dalam hati dan merenungkannya. Ini adalah sikap yang sangat luar biasa. Maria mengajarkan kita untuk merenungkan karya Allah dalam hidup kita. Di tengah segala kesibukan, kita sering kali lupa untuk berhenti sejenak, merenungkan dan merasakan kasih Allah yang begitu nyata dalam hidup kita. Seperti Maria, kita juga dipanggil untuk lebih mendalami makna kehadiran Tuhan dalam hidup kita, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan hati yang penuh rasa syukur dan pengertian.
Ketika Yesus diberi nama pada hari kedelapan-Nya, kita menyadari bahwa nama itu bukan sekadar label, melainkan tanda identitas dan misi-Nya. Nama Yesus, yang berarti “Tuhan menyelamatkan,” adalah nama yang membawa keselamatan bagi umat manusia. Dalam hidup kita, nama kita pun memiliki makna yang dalam, tidak hanya sebagai identitas diri, tetapi sebagai bagian dari rencana Allah yang lebih besar.
Bacaan Pertama dari Kitab Bilangan juga menekankan pentingnya berkat dan nama Tuhan yang diletakkan atas umat-Nya. Tuhan berfirman melalui Musa untuk memberkati umat-Nya dengan kata-kata yang indah: “Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia.” Ini adalah berkat yang penuh damai dan kasih, yang seharusnya menjadi kenyataan dalam hidup kita sehari-hari.
Pada saat yang sama, Bacaan Kedua dari Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia mengingatkan kita bahwa Allah mengutus Anak-Nya, Yesus, untuk menebus kita dari dosa dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya. Ini adalah anugerah yang luar biasa—kita bukan lagi hamba, melainkan anak-anak Allah. Karena itu, kita bisa memanggil Tuhan dengan sebutan “Abba,” yang berarti Bapa. Ketika kita mengingat hal ini, kita diajak untuk melihat diri kita dengan cara yang baru, sebagai bagian dari keluarga Allah yang penuh kasih.
Saudara-saudari terkasih, dalam hidup kita yang penuh tantangan ini, kita sering kali merasa kesepian atau terbebani. Namun, melalui kelahiran Yesus, kita diingatkan bahwa kita tidak pernah sendirian. Allah hadir dalam setiap langkah hidup kita, memberi berkat, perlindungan, dan damai sejahtera. Nama-Nya, Yesus, adalah nama yang membawa keselamatan dan hidup yang baru bagi kita. Marilah kita bersyukur dan merenungkan dengan lebih dalam kasih-Nya yang tak terhingga, yang selalu hadir dalam hidup kita.
Pada hari kedelapan setelah kelahiran Yesus, Ia diberi nama, dan melalui nama-Nya, kita diundang untuk menjadi ahli waris kerajaan Allah. Semoga kita semakin menyadari bahwa kita adalah anak-anak Allah yang sangat dikasihi. Mari kita berjalan dalam iman dan harapan, menyambut setiap hari dengan sukacita dan rasa syukur yang mendalam, karena Allah selalu memberkati dan melindungi kita.
Semoga berkat Tuhan menyertai kita semua. Tuhan memberkati kita. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, terima kasih atas kasih-Mu yang luar biasa. Bantu kami untuk merenungkan kehadiran-Mu dalam hidup kami, menyadari berkat dan perlindungan-Mu setiap hari. Semoga kami hidup sebagai anak-anak-Mu yang penuh iman, harapan, dan kasih. Dalam nama-Mu, kami berdoa. Amin.