Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 30 Desember 2024.
Kalender Liturgi hari buat Senin 30 Desember 2024 merupakan Hari Keenam Dalam Oktaf Natal, Santo Sabinus, Uskup dan Martir, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 30 Desember 2024:
Bacaan Pertama 1Yoh 2:12-17
Orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama Yesus. Aku menulis kepadamu, hai para bapak, sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, sebab kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, sebab kamu mengenal Bapa.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak, sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, sebab kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu, dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Dan dunia ini sedang melenyap bersama keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 96:7-8a.8b-9.10
Ref: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak.
Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.
Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!
Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
Bacaan Injil Lukas 2:36-40
Hana berbicara tentang kanak-kanak Yesus.
Ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, ada di Yerusalem seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer.
Namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun.
Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah,
Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 30 Desember 2024
Saudara-saudari yang terkasih, dalam kehidupan kita, seringkali kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang bisa membuat kita terjebak dalam godaan dunia ini. Keinginan dunia, pencapaian materi, atau kepuasan sesaat bisa saja menjadi pusat perhatian kita. Namun, Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita akan suatu cara hidup yang lebih mendalam, penuh dengan pengabdian dan pengharapan yang tak tergoyahkan: hidup menurut kehendak Allah.
Kisah Hana dalam Injil Lukas mengajarkan kita tentang kesetiaan dan ketekunan dalam iman. Hana, seorang wanita tua yang sudah kehilangan suaminya, tidak pernah meninggalkan Bait Allah. Ia hidup dalam doa, puasa, dan penyembahan dengan penuh harapan. Ketika ia melihat Yesus yang baru saja dipersembahkan, ia tak hanya melihat seorang bayi, tetapi ia melihat janji Tuhan yang dinantikan banyak orang. Hana adalah seorang perempuan yang tetap setia menantikan janji Tuhan, walau hidupnya telah melalui banyak kesulitan dan penderitaan. Ketekunannya memberi kita contoh bahwa iman sejati tidak mengenal usia, tidak terhalang oleh apapun, dan selalu mengarah kepada Tuhan yang memberikan pengharapan.
Dari Bacaan Pertama dalam Surat Yohanes, kita juga diperingatkan untuk tidak terlalu terikat dengan dunia ini. Dunia, dengan segala godaan dan keinginannya, hanya bersifat sementara. Keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup—semuanya bukan berasal dari Tuhan. Dunia ini akan berlalu, tetapi mereka yang melakukan kehendak Allah akan hidup selama-lamanya. Kita diajak untuk memusatkan hidup kita pada hal-hal yang kekal, yaitu melakukan kehendak Allah dan hidup dalam kasih-Nya. Ketika kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya, kita tidak hanya membangun hubungan yang erat dengan Tuhan, tetapi kita juga memperoleh kebahagiaan yang sejati.
Saudaraku, apakah kita siap untuk hidup seperti Hana, yang tidak mengenal lelah dalam beribadah dan berdoa? Apakah kita siap untuk tidak terjebak dalam keinginan-keinginan dunia yang sesaat? Kehidupan kita dipenuhi dengan berbagai godaan, tetapi Tuhan mengajak kita untuk melihat lebih jauh, lebih dalam, dan tetap fokus pada-Nya. Jika kita melakukan kehendak Allah, kita akan menemukan kehidupan yang sejati, yang bukan hanya berlangsung di dunia ini, tetapi juga kekal bersama Allah.
Marilah kita mencontoh kesetiaan Hana dan semangat yang terkandung dalam bacaan pertama. Berdoalah, berpuasalah, dan tetaplah setia dalam iman, sebab Allah tidak akan pernah meninggalkan kita. Dengan berpegang pada kehendak-Nya, kita akan mengalami kasih karunia yang membimbing kita menuju hidup yang lebih bermakna dan penuh pengharapan.
Semoga Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, ajar kami untuk hidup setia seperti Hana, menantikan janji-Mu dengan iman yang teguh. Bantulah kami menghindari godaan dunia dan selalu mengutamakan kehendak-Mu dalam setiap langkah hidup kami. Semoga kasih-Mu menyertai kami setiap hari. Amin.