Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 25 Desember 2024.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 25 Desember 2024 (Hari Raya Natal-Misa Siang).
Ulangan: Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib;
keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya,
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya
terhadap kaum Israel.3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.
Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah dan bermazmurlah.4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi,
dengan kecapi dan lagu merdu;
dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring
bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!
U. Syukur kepada Allah
BACAAN INJIL (Yoh 1:1-18) -umat berdiri-
I. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus
Renungan Harian Katolik Rabu 25 Desember 2024 (Hari Raya Natal-Misa Siang)
Saudara-saudari yang terkasih,
Hari ini kita merayakan momen yang sangat istimewa: kelahiran Yesus Kristus, Firman yang menjadi manusia. Bacaan-bacaan yang kita dengar mengajak kita untuk merenungkan makna dalam-dalam dari peristiwa ini.
Dari bacaan Injil Yohanes (1:1-18), kita mendengar bahwa “Firman itu telah menjadi manusia.” Sebuah kenyataan yang begitu menakjubkan dan penuh misteri. Firman yang ada bersama Allah sejak semula, yang telah menciptakan dunia, kini hadir di tengah kita dalam wujud manusia. Firman yang penuh kasih dan kebenaran itu bukan hanya hadir dalam kata-kata atau ajaran, tetapi hadir sebagai pribadi yang hidup di antara kita.
Apa artinya bagi kita? Ini adalah sebuah undangan untuk mengenal Allah lebih dalam, untuk merasakan kehadiran-Nya yang nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam hidup kita yang penuh dengan tantangan, kekhawatiran, dan kadang kegelapan, terang-Nya bercahaya. Namun, sering kali kita seperti dunia yang tidak mengenal-Nya. Kita terjebak dalam kesibukan dan kekhawatiran duniawi, lupa bahwa Tuhan yang kita cari selama ini sudah hadir di tengah kita, menunggu untuk kita sambut.
Bacaan pertama dari Yesaya (52:7-10) juga mengingatkan kita akan kabar sukacita yang datang dengan kedatangan Tuhan. “Bergembiralah, bersorak-sorailah!” Tuhan telah datang untuk menghibur umat-Nya, untuk membawa keselamatan. Ini adalah saat untuk kita membuka hati, merayakan kedatangan Tuhan dengan sukacita. Jangan biarkan hidup kita terlewat begitu saja tanpa menyadari betapa besar anugerah yang telah kita terima.
Dalam bacaan kedua dari Surat kepada orang Ibrani (1:1-6), kita mendengar bahwa Allah tidak hanya berbicara melalui nabi-nabi, tetapi kini berbicara melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah, gambar wujud Allah yang nyata. Dia datang bukan hanya untuk mengajarkan kita moral atau hukum, tetapi untuk menunjukkan kepada kita siapa Allah yang sebenarnya. Dia datang untuk menyatakan kasih-Nya yang tak terhingga, yang mengangkat kita dari kegelapan dosa, dan menawarkan kehidupan yang baru.
Saudara-saudari terkasih, Natal mengajak kita untuk merayakan kehadiran Tuhan yang penuh kasih itu. Tetapi lebih dari itu, Natal mengundang kita untuk menyambut Tuhan dalam kehidupan kita yang sehari-hari. Apa yang sudah kita lakukan untuk membuka hati kita pada-Nya? Apakah kita sudah siap untuk menerima Firman yang menjadi manusia dalam hidup kita?
Tuhan datang ke dunia ini, bukan untuk membawa kemewahan atau kenyamanan duniawi, tetapi untuk membawa keselamatan yang sejati. Dia datang untuk mengubah kita, untuk menjadikan kita anak-anak Allah. Itulah kasih karunia yang kita terima, bukan karena usaha kita, tetapi semata-mata karena anugerah-Nya yang besar.
Marilah kita bersyukur dan membuka hati kita untuk menerima kedatangan-Nya. Biarkan Firman itu bukan hanya tinggal di atas kertas atau di dalam hati kita sebagai sebuah doktrin, tetapi hidup dalam tindakan kita sehari-hari. Dengan demikian, kita benar-benar merayakan Natal yang sejati—Natal yang mengubah hidup kita dan membawa kita lebih dekat kepada Allah.
Semoga Natal ini menjadi saat yang penuh berkat bagi kita semua, dan kita bisa merasakan kedamaian dan sukacita yang dibawa oleh Kristus. Tuhan beserta kita, dan kasih-Nya tidak akan pernah meninggalkan kita. Marilah kita bersyukur dan hidup dalam terang-Nya.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, Engkau datang ke dunia membawa terang dan kasih-Mu. Bantu aku untuk mengenal-Mu lebih dalam dan menyambut hadirat-Mu dalam setiap langkah hidupku. Semoga aku dapat hidup dalam kasih karunia-Mu, membawa terang bagi sesama, dan merayakan Natal dengan hati yang penuh sukacita. Amin.