Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 25 Desember 2024.
Kalender Liturgi hari buat Rabu 25 Desember 2024 merupakan HARI RAYA NATAL, Santa Anastasia, Martir, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 25 Desember 2024 HARI RAYA NATAL HARI RAYA KELAHIRAN TUHAN (MISA FAJAR).
Ulangan: Hari ini cahaya turun atas kita, sebab Tuhan lahir bagi kita.
Saudaraku terkasih, ketika kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat kita telah nyata kepada manusia, kita diselamatkan oleh Allah. Hal itu terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita. Dengan demikian kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.
BACAAN INJIL (Luk 2:15-20) -umat berdiri-
Saudaraku yang terkasih,
Hari ini kita diundang untuk merenungkan lebih dalam makna dari bacaan-bacaan yang kita dengar. Bacaan Injil mengisahkan peristiwa luar biasa, yaitu kelahiran Yesus yang disambut oleh para gembala. Mereka bergegas pergi ke Betlehem, setelah mendengar berita tentang bayi yang lahir sebagai Penyelamat dunia. Mereka tidak hanya melihat dengan mata, tetapi mereka menyaksikan pemenuhan janji Tuhan. Dalam perjalanan mereka, ada satu hal yang sangat menarik: “Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan si Bayi.” Di sini kita melihat bagaimana mereka mencari dan menemui, sebuah perjalanan iman yang penuh harapan.
Namun, apa yang kita bisa petik dari kisah ini untuk hidup kita? Para gembala bukan hanya datang dan pergi begitu saja. Mereka menjadi saksi dari kelahiran yang begitu penuh makna. Mereka diberi kesempatan untuk melihat dan merasakan kedatangan Tuhan yang menjadi manusia. Kita pun diajak untuk menjadi saksi dalam hidup kita, untuk membuka mata hati kita, bukan hanya melihat dengan mata fisik, tetapi juga dengan mata iman. Betapa banyak kali kita terlewatkan untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, karena kita sibuk mencari yang spektakuler, padahal Tuhan hadir dalam hal-hal kecil, dalam setiap detik hidup kita.
Maria, yang menyimpan segala perkara itu di dalam hati dan merenungkannya, mengajarkan kita untuk memiliki sikap hening dan penuh perhatian terhadap karya Tuhan dalam hidup kita. Ada banyak peristiwa dan pengalaman dalam hidup yang mungkin tidak selalu kita pahami, tetapi kita diajak untuk merenungkannya dalam hati, seperti yang dilakukan Maria. Ketika kita membuka hati untuk merenungkan karya Tuhan, kita akan lebih mampu melihat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan dalam kesulitan sekalipun.
Dalam Bacaan Pertama dari Kitab Yesaya, kita mendengar seruan, “Lihat, Penyelamatmu datang!” Ini adalah pengingat bagi kita bahwa Tuhan datang untuk membawa keselamatan. Bukan hanya untuk saat ini, tetapi keselamatan yang mengarah kepada hidup yang kekal. Kita semua diundang untuk menyambut Yesus dengan hati yang penuh syukur dan pengharapan. Terkadang kita terlalu fokus pada masalah hidup yang tampak besar dan berat, padahal Tuhan sudah hadir untuk memberikan jalan keselamatan.
Bacaan kedua dari Surat Rasul Paulus kepada Titus mengingatkan kita tentang kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan kita. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan kita, tetapi karena kasih Tuhan yang begitu besar. Ini adalah anugerah yang harus kita syukuri. Kita diingatkan bahwa kita berhak menerima hidup yang kekal, bukan karena usaha kita, tetapi karena kasih karunia Allah yang telah dicurahkan kepada kita. Semoga kita tidak terjebak dalam kesombongan atau keangkuhan, melainkan senantiasa rendah hati dan bersyukur atas kasih-Nya yang tak terhingga.
Saudaraku, mari kita lihat kehidupan kita dengan mata iman yang tajam. Seperti para gembala, mari kita pergi ke tempat kelahiran Yesus dalam hati kita, menyaksikan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Jangan biarkan kehadiran-Nya terlewat begitu saja tanpa kita renungkan dan syukuri. Seperti Maria, mari kita menyimpan segala perkara yang Tuhan lakukan dalam hidup kita dalam hati kita, dan merenungkannya. Semoga dengan sikap hati yang penuh syukur ini, kita bisa menghidupi setiap hari dengan penuh damai, penuh pengharapan, dan penuh kasih.
Tuhan menyertai kita semua, dan semoga kita selalu merasakan kehadiran-Nya yang penuh kasih, seperti para gembala yang memuji dan memuliakan Allah setelah mereka menyaksikan kebesaran-Nya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih,
Bantu kami untuk selalu melihat kehadiran-Mu dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dengan mata fisik, tetapi dengan hati yang penuh iman. Ajari kami untuk merenungkan karya-Mu, menyambut keselamatan-Mu, dan bersyukur atas kasih karunia-Mu. Amin.