Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 24 Desember 2024.
Kalender Liturgi hari buat Selasa 24 Desember 2024 merupakan Hari Selasa Pekan Adven IV, VIGILI NATAL Misa Sore menjelang Hari Raya Natal.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 24 Desember 2024:
BACAAN I (Yes 62:1-5)
L. Bacaan dari Kitab Yesaya:
Oleh karena Sion aku tidak akan berdiam diri dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebaenaranmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi “yang ditinggalkan suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi “yang sunyi”, tetapi engkau akan dinamai “yang berkenan kepada-Ku” dan negerimu “yang bersuami”, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami, sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
L. Bacaan dari Kisah Para Rasul:
Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Perga, setelah pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, Paulus bangkit dan memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, “Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Lalu Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud ini Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
BACAAN INJIL (Mat 1:18-25)
Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud.Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: ‘Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel’ yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki, dan Yusuf menamai anak itu Yesus.
Saudara yang terkasih,
Pernahkah Anda merasa hidup ini terlalu rumit? Ada saat-saat kita merasa tidak sanggup melangkah, bingung dengan apa yang terjadi, dan bertanya-tanya, “Apa maksud Tuhan dalam semua ini?” Dalam bacaan Injil hari ini, kita bertemu dengan Yusuf, seorang pria biasa yang mendadak dihadapkan pada situasi yang luar biasa. Maria, tunangannya, ternyata mengandung. Ini bukan hal kecil. Pasti Yusuf merasa bingung, mungkin juga terluka, tetapi ia tidak bertindak gegabah. Ia memilih untuk tetap tulus dan mempertimbangkan jalan yang terbaik.
Lalu, Tuhan hadir dalam mimpinya melalui malaikat. Pesan yang ia terima sederhana tetapi penuh makna: “Jangan takut.” Tuhan meminta Yusuf untuk percaya, bahkan ketika situasinya sulit dipahami. Yusuf bisa saja berkata “tidak” dan mengikuti pikirannya sendiri, tetapi ia memilih untuk percaya pada rencana Tuhan. Ia memilih untuk melangkah dengan iman.
Renungan ini begitu dekat dengan kehidupan kita. Ada banyak hal dalam hidup ini yang mungkin tidak sesuai harapan kita. Mungkin Anda sedang menghadapi masalah di pekerjaan, pergumulan dalam keluarga, atau situasi yang tampaknya tidak punya jalan keluar. Kadang kita ingin lari, merasa ini terlalu berat. Namun, pesan Tuhan kepada Yusuf juga adalah pesan untuk kita: “Jangan takut.” Percayalah bahwa Tuhan ada bersama kita, menyertai setiap langkah perjalanan hidup kita.
Dalam bacaan pertama, Nabi Yesaya menggambarkan betapa besar kasih Tuhan kepada kita. Tuhan melihat kita bukan sebagai orang yang gagal, melainkan sebagai orang yang dikasihi. Ia memulihkan kita, menyebut kita “yang berkenan kepada-Ku.” Seperti seorang mempelai yang memandang pengantin dengan sukacita, Tuhan memandang kita dengan cinta yang sama. Bukankah itu luar biasa? Dalam semua kelemahan dan kekurangan kita, Tuhan tetap mencintai kita sepenuhnya.
Lalu dari bacaan kedua, Rasul Paulus mengingatkan bahwa Tuhan setia pada janji-Nya. Ia sudah berjanji untuk menghadirkan Juruselamat, dan janji itu digenapi dalam Yesus. Ini menunjukkan bahwa meskipun kita sering merasa hidup kita tak menentu, Tuhan selalu bekerja. Ia tahu apa yang kita butuhkan, dan pada waktu yang tepat, Dia akan menunjukkan rencana-Nya.
Apa artinya semua ini bagi kita? Artinya, dalam segala situasi hidup, Tuhan tidak pernah jauh. Mungkin kita merasa sendirian, tetapi sebenarnya Dia ada. Ketika kita takut atau ragu, Dia datang dengan lembut dan berkata, “Jangan takut. Aku menyertai engkau.” Ini bukan hanya teori. Ini adalah kebenaran yang bisa kita rasakan jika kita membuka hati. Seperti Yusuf yang akhirnya melihat rencana besar Tuhan, kita pun akan melihat bahwa setiap langkah kita ada dalam genggaman-Nya.
Hari ini, mari kita belajar untuk percaya seperti Yusuf. Mari kita izinkan Tuhan bekerja dalam hidup kita, meskipun kita belum sepenuhnya mengerti rencana-Nya. Tuhan tidak pernah salah; Dia selalu tahu yang terbaik. Dan yang paling indah, Dia tidak pernah meninggalkan kita. Dalam setiap kesulitan, Dia adalah Imanuel—Allah yang menyertai kita. Amin.
Doa Penutup
Tuhan, aku tahu Engkau selalu ada di sampingku. Ketika hidupku terasa sulit, bantulah aku untuk tetap percaya pada-Mu. Jadikan aku saksi kasih-Mu di dunia ini. Terima kasih karena Engkau selalu setia, bahkan ketika aku ragu. Amin.