Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 14 Desember 2024.
Kalender Liturgi hari buat Sabtu 14 Desember 2024 merupakan Hari Sabtu Pekan Adven II, Perayaan Wajib Santo Yohanes dari Salib, Santo Venantius Fortunatus, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Spiridion, Uskup dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 14 Desember 2024:
Bacaan Pertama Sirakh 48:1-4.9-11
Elia akan datang lagi.
Dahulu kala tampillah Nabi Elia bagaikan api. Perkataannya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel, dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit.
Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau?
Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat engkau, dan yang meninggal dalam kasih.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19
Ref. Bangkitkanlah, ya Tuhan, kegagahan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.
Bait Pengantar Injil Lukas 3:4.6
Ref. Alleluya, allelya, alleluya
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.
Bacaan Injil Matius 17:10-13
Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya turun dari gunung, para murid bertanya kepada-Nya, “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?”
Yesus menjawab, “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka.
Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 14 Desember 2024
Dalam Bacaan Injil, Yesus mengungkapkan kepada murid-murid-Nya bahwa Elia telah datang, tetapi banyak orang tidak mengenal dia dan memperlakukannya dengan semena-mena. Yesus mengacu pada Yohanes Pembaptis, yang menjalankan tugas profetik seperti Elia, menyerukan pertobatan dan mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Namun, sama seperti Elia, Yohanes juga menghadapi penolakan, ketidakpedulian, bahkan kekerasan. Pesan penting dari Injil ini adalah ajakan untuk peka mengenali tanda-tanda kehadiran Allah dan mendengarkan suara-Nya, yang sering kali datang melalui cara-cara yang tidak terduga.
Dalam Bacaan Pertama, Nabi Elia digambarkan sebagai utusan Allah yang membawa pesan kuat untuk memperbaiki hubungan umat dengan Tuhan. Elia berperan sebagai nabi yang penuh kuasa, mengingatkan umat Israel untuk kembali kepada Allah. Ia juga dipandang sebagai figur yang memulihkan hubungan yang rusak, baik antara manusia dengan sesama maupun dengan Allah. Tugas ini terus berlanjut hingga masa Yohanes Pembaptis dan mencapai puncaknya dalam pelayanan Yesus Kristus.
Kedua bacaan ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan selalu hadir dan bekerja dalam sejarah manusia, tetapi sering kali kehadiran-Nya tidak dikenali. Hal ini bisa terjadi karena kita cenderung mencari tanda-tanda yang besar dan spektakuler, padahal Allah sering berbicara melalui hal-hal sederhana, melalui orang-orang biasa, atau bahkan melalui peristiwa kecil dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti orang-orang pada zaman Elia dan Yohanes Pembaptis, kita sering gagal mengenali pesan Allah karena hati kita tidak siap atau terlalu sibuk dengan urusan duniawi.
Sebagai umat Katolik, kita dipanggil untuk memiliki hati yang peka dan terbuka terhadap karya Allah. Kita juga diundang untuk menjadi seperti Elia dan Yohanes Pembaptis di zaman sekarang, membawa pesan damai, pertobatan, dan harapan kepada dunia yang sering diliputi oleh kekacauan dan ketidakadilan.
Renungan ini juga mengajarkan pentingnya keberanian untuk menyuarakan kebenaran, seperti Elia dan Yohanes Pembaptis, meskipun ada risiko ditolak. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa mengamalkan hal ini dengan sederhana: Berani mengampuni orang yang menyakiti kita, menjadi pendamai dalam konflik keluarga, atau membantu mereka yang membutuhkan di sekitar kita adalah cara untuk menghadirkan kasih Allah.
Akhirnya, kita diingatkan bahwa keselamatan yang dibawa Yesus tidak hanya untuk orang-orang di masa-Nya, tetapi juga untuk kita. Dengan bertobat dan menjalani hidup sesuai kehendak-Nya, kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya kembali. Mari kita menjadi alat Tuhan dalam memulihkan kasih, keadilan, dan perdamaian di dunia ini. Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan yang Maharahim, bantu aku mengenali kehadiran-Mu dalam kehidupanku. Jadikan hatiku peka akan suara-Mu, dan berikan keberanian untuk bertobat dan memperbaiki diriku. Mampukan aku menjalankan kehendak-Mu dengan setia. Amin.