Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 13 Desember 2024.
Kalender Liturgi hari buat Jumat 13 Desember 2024 merupakan Hari Jumat Pekan Adven II, Perayaan Santa Lusia, Perawan dan Martir, Santa Odilia atau Ottilia, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Merah.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 13 Desember 2024:
Bacaan Pertama Yesaya 48:17-19
“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku.”
Beginilah firman Tuhan, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.
Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,
maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 1:1-2,3,4,6
Ref. Barangsiapa mengikuti Engkau, ya Tuhan, akan mempunyai terang hidup.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, orang berdosa tidak akan betah dalam perkumpulan orang benar; sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Tuhan pasti datang. Sambutlah Dia! Dialah pangkal damai sejahtera.
Bacaan Injil Matius 11:16-19
“Mereka tidak mendengarkan Yohanes Pembaptis maupun Anak Manusia.”
Yesus berkata kepada orang banyak, Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya:
Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan.
Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 13 Desember 2024
Dalam Bacaan Injil Matius 11:16-19, Yesus mengungkapkan kekecewaannya terhadap orang-orang yang tidak mendengarkan panggilan Allah, baik melalui Yohanes Pembaptis maupun Anak Manusia sendiri. Mereka tidak siap menerima pesan keselamatan yang dibawa oleh dua sosok ini, meskipun pesan itu datang dengan cara yang berbeda. Yohanes yang hidup keras dan menahan diri dianggap kerasukan setan, sementara Yesus yang makan dan minum bersama orang banyak dianggap pelahap dan peminum. Kedua cara tersebut seharusnya menunjukkan bahwa Allah selalu dekat dengan umat-Nya, tetapi orang-orang ini justru menolak keduanya.
Hal ini bisa kita hubungkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Terkadang kita juga tidak siap mendengarkan atau mengikuti panggilan Tuhan, meskipun sering kali Dia berbicara melalui berbagai cara yang ada di sekitar kita. Apakah melalui nasihat orang tua, sahabat, atau bahkan perasaan hati yang mendalam, kadang kita masih menutup hati untuk mendengarkan. Kita cenderung menginginkan cara yang lebih mudah atau sesuai dengan keinginan kita. Namun, hikmat Allah, seperti yang disebutkan dalam bacaan Injil ini, hanya dapat diterima oleh mereka yang mau membuka hati dan mengikuti jalan yang Dia tunjukkan.
Bacaan Pertama dari Yesaya 48:17-19 mengingatkan kita bahwa jika kita mendengarkan dan mengikuti perintah-perintah Tuhan, hidup kita akan dipenuhi dengan damai sejahtera yang tidak pernah berkesudahan. Allah tidak hanya memberi perintah untuk dilaksanakan, tetapi juga menuntun kita ke jalan yang memberi faedah. Mengikuti Tuhan berarti membuka hati untuk mendengarkan dan melaksanakan kehendak-Nya, yang akan membawa kebahagiaan sejati.
Sebagai refleksi, mari kita tanyakan pada diri kita sendiri: apakah kita sudah cukup peka terhadap panggilan Tuhan dalam hidup kita? Apakah kita cenderung menutup hati terhadap cara-cara Tuhan yang mungkin tidak kita harapkan atau tidak sesuai dengan keinginan kita? Tuhan mengajarkan kita bahwa kebahagiaan dan damai sejahtera hanya dapat ditemukan ketika kita mengikuti jalan-Nya dengan tulus, bahkan ketika itu tidak mudah.
Dalam kehidupan pribadi kita, kita sering dihadapkan pada pilihan-pilihan yang membuat kita ragu atau bahkan terjerumus dalam kesalahan. Namun, Tuhan selalu memberi petunjuk melalui sabda-Nya dan perasaan hati kita yang terdalam. Marilah kita berusaha lebih peka untuk mendengarkan suara Tuhan dan berani mengikuti jalan-Nya, meskipun itu mungkin tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Dengan melakukan hal itu, kita akan merasakan damai yang melimpah dalam hidup kita, seperti gelombang laut yang tidak pernah berhenti. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, buka hatiku untuk mendengarkan panggilan-Mu, meskipun kadang sulit ku pahami. Berikanlah hikmat untuk mengikuti jalan-Mu dengan iman, agar damai dan kebahagiaan sejati selalu ada dalam hidupku. Amin.