Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 9 Desember 2024.
Kalender Liturgi hari buat Senin 9 Desember 2024 merupakan Hari Senin Pekan Adven II, Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa, Santo Fransiskus Antonius, Pengaku Iman, Santo Yohanes Didakus, Cuauhtlatoatzin, Beato, Santo Petrus Fourier, Pengaku Iman, Abel, Anak Adam dan Hawa, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 9 Desember 2024:
Bacaan Pertama Kej 3:9-15.20
Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunan wanita itu.
Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah engkau?”
Ia menjawab, “Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”
Lalu Tuhan berfirman, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?”
Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu:, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan!
Dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya.
Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 98:1.2-3ab.3c-4
Ref: Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib.
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib;keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
Bacaan Kedua Ef 1:3-6.11-12
Di dalam Kristus Allah telah memilih kita.
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga.
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula untuk menjadi anak-anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya.
Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.
Dengan demikian kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan-Nya supaya menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Luk 1:28
Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.
Bacaan Injil Lukas 1:26-38
Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud;
nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai,
Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.
Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?”
Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 9 Desember 2024
Renungan: “Saat Tuhan Mengetuk Hati Kita”
Ketiga bacaan hari ini mengajak kita merenungkan kisah besar kasih Allah yang bisa kita temukan juga dalam perjalanan hidup pribadi kita. Bacaan Injil tentang Maria menjadi inti yang paling relevan, karena kisahnya begitu manusiawi—Maria adalah seseorang seperti kita, yang tiba-tiba harus menghadapi panggilan besar dalam hidupnya.
Kisah Maria dan Kehidupan Kita
Bayangkan bagaimana perasaan Maria ketika malaikat Gabriel datang kepadanya. Mungkin dia sedang menjalani hari biasa di Nazaret, tanpa bayangan akan mendapat panggilan besar. Ketika Gabriel berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau,” Maria terkejut. Bukankah kita juga sering merasa seperti Maria ketika dihadapkan pada hal yang tak terduga? Ketika hidup tiba-tiba menawarkan tantangan atau tanggung jawab baru, kita mungkin bertanya-tanya: “Kenapa aku? Bagaimana mungkin aku bisa melakukannya?”
Seperti Maria, kita sering merasa kecil dan tak layak. Mungkin kita merasa tidak punya cukup kekuatan untuk menjalankan tugas sebagai orang tua, pasangan, pelajar, pekerja, atau bahkan sebagai pribadi yang setia kepada Allah. Kita bertanya-tanya, apakah kita mampu menghadapi panggilan hidup yang kadang terasa berat.
Namun, malaikat menjawab Maria dengan kebenaran yang sederhana namun penuh kuasa: “Roh Kudus akan turun atasmu… sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Di sinilah Tuhan menyatakan bahwa Dia tidak pernah memanggil kita tanpa memberikan rahmat untuk menjalankannya. Tugas besar Maria menjadi mungkin karena dia tidak berjalan sendirian—Allah menyertainya.
Panggilan Allah dalam Hidup Kita
Ketika kita merasa takut atau ragu menghadapi tantangan hidup, kita diajak untuk melihat kisah Maria. Dia tidak sepenuhnya mengerti rencana Allah, tetapi dia berkata, “Jadilah padaku menurut perkataanmu.” Ini bukan sikap pasif, tetapi sikap percaya penuh pada Allah. Kita pun sering dihadapkan pada pilihan untuk percaya atau menyerah. Ketika hidup memberi kita beban yang terasa tak masuk akal—masalah keluarga, pekerjaan, kesehatan, atau relasi—Allah mengingatkan bahwa kita tidak sendiri. Dia hadir, menyertai, dan memberikan kekuatan.
Bacaan pertama menyinggung asal mula dosa, tetapi juga memberikan harapan bahwa Allah tidak pernah berhenti mencintai umat-Nya. Bacaan kedua mengingatkan bahwa kita dipilih oleh Allah bahkan sebelum dunia dijadikan. Panggilan hidup kita, sekecil atau sebesar apa pun itu, adalah bagian dari rencana kasih-Nya.
Seperti Maria, kita diajak berkata, “Jadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Tetapi bagaimana hal ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari?
- Ketika pekerjaan terasa berat, ingatlah bahwa Allah menyertai Anda, memberikan kekuatan untuk bertahan.
- Saat konflik muncul dalam keluarga, cobalah untuk menjadi pembawa damai, meski sulit. Seperti Maria yang mengunjungi Elisabet, kehadiran Anda bisa menjadi penghiburan bagi orang lain.
- Ketika merasa ragu tentang masa depan, percayalah bahwa rencana Allah selalu baik, bahkan jika kita tidak memahaminya sekarang.
Tuhan mengetuk hati kita setiap hari, seperti Gabriel mengetuk hati Maria. Ia tidak meminta kita untuk menjadi sempurna, melainkan untuk percaya dan berjalan bersama-Nya. Seperti Maria, kita mungkin takut dan ragu, tetapi Allah memanggil kita karena Dia melihat potensi yang mungkin tidak kita sadari.
Hari ini, tanyakan pada diri Anda: Apa yang Tuhan panggil untuk saya lakukan? Apakah saya bersedia berkata “Ya,” bahkan ketika jalan itu sulit? Ingat, seperti yang dikatakan Gabriel: “Bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Semoga kita berani, seperti Maria, menjawab panggilan Allah dalam hidup kita dengan iman yang sederhana namun kokoh, dan menyaksikan bagaimana rahmat-Nya bekerja dalam kehidupan kita. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, berikan aku hati seperti Maria, siap mendengar panggilan-Mu dan percaya pada rencana-Mu. Ketika aku ragu dan takut, ingatkan aku bahwa Engkau selalu menyertai. Amin.